Mar 7, 2014

Makalah SISTEM - SISTEM UTAMA PADA MEKANISME MOTOR BAKAR

logo_unej_100x93.png

SISTEM - SISTEM UTAMA PADA MEKANISME
MOTOR BAKAR




Disusun untuk memenuhi tugas makalah mata kuliah
Dasar-Dasar Instrumentasi Peralatan Pertanian

Disusun oleh :
Arga Setyaningrum                             111510501138
Loihumera P.B.                                   111510501149
Dwi Hartatik                                       111510501150
Novia Ayu S.                                      111510501151





Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Jember
Juni
2013


Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah “Dasar Dasar Instrumentasi Peralatan Pertanian”. Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni al-qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Dasar Dasar Instrumentasi Peralatan Pertanian di program studi Agroteknologi Fakultas pertanian pada Universitas Jember. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Siswoyo selaku dosen pembimbing mata kuliah dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.

Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jember, Juni 2013
Penulis












Bab 1. Sistem Kelistrikan Motor Bakar

Motor bakar merupakan sistem yang merubah energi kimia bahan bakar menjadi energi panas pada proses pembakaran,kemudian diubah lagi menjadi energi mekanik yang berupa perputaran poros dandapat diteruskan untuk menggerakkan alat dan mesin pertanian.
Sistem kelistrikan pada motor merupakan sistem yang mempunyai fungsi menyediakan atau menghasilkan arus listrik yang akan dimanfaatkan oleh komponen kelistrikan. Sistem kelistrikan diperlukan untuk menghasilkan pembakaran mesin didalam (internal combustion engine) dengan adanya sebuah atau beberapa busi.
Sistem kelistrikan pada motor meliputi:
1.Sistem Starter (Starting )
            Sistem ini digunakan untuk memulai memutar mesin (roda penerus) sehingga mesin dapat berjalan. Setelah mesinhidup secara otomatis sistem starter tidak bekerja. Sistem ini berfungsi memberikan energi listrik ke energi mekanik untukmemutar/ mengengkol mesin selama pembakaran bahan bakar belum terjadi. Komponen utama dari sistem starter (startingsystem) adalah motor starter, selain accu (battery) dan saklar (switch). Starter terdiri dari jangkar, kopling starter, lapangan magnit, penggerak dan rangka, komutator, serta sikat dan saklar magnetik. Konstruksi motor starter dibagi menjadi tigaprinsip yaitu:
a.Pembangkit tenaga (power), yaitu bagian yang menghasilkan tenaga puntir sebagai pemutar motor bensin,
b.Pemindah tenaga (power train), yaitu bagian ini berfungsi untuk memindahkan tenaga putar yang terbangkitpada sistem pembangkit tenaga
,c.Saklar magnet.
Rangkaian dari sistem starter ini dapat dilihat dari gambar rangkaian sebagai berikut.

http://htmlimg2.scribdassets.com/7flsa6yoqo1z9dct/images/3-390d80e7ee.jpg
Gambar 1.1 Rangkaian Sistem Starter
Baterai positif – sekring – kunci kontak – relay starter – saklat starter – massa
            Didalam relay stater terdapat kumparan, sehingga jika arus mengalir ke dalam kumparan relay stater, maka relaystater akan menjadi magner, dan plunyer pada relay stater akan menghubungkan terminal kabel besar dari positif batteraydan yang menuju motor stater, sehingga aliran arusnya menjadi :
Baterai positif – terminal starter relay – motor stater – massa 
2.Sistem Penyalaan (Ignition )
            Sistem ini berfungsi dalam penyalaan arus induksi yang terjadi adanya arus listrik. Sistem pengapian pada motor bensin padadasarnya ditujukan untuk menghasilkan percikan bunga api yang kuat dan tepat agar diperoleh daya mesin yang optimalyang prinsipnya adalah menaikkan tegangan baterai 12 volt menjadi ± 10 kV agar menghasilkan percikan bunga api padaelektroda busi. Arus listrik yang berfungsi dalam suatu penyalaan adalah arus induksi. Bila sistem tidak bekerja dengan baikdan tepat, maka hal ini dapat mengganggu kelancaran proses pembakaran pencampuran bahan bakar dan udara didalam silinder sehingga tenaga yang dihasilkan oleh mesin berkurang.Sistem penyalaan campuran bahan bakar diruang bakar atausilinder pada umumnya ada dua macam yaitu sistem bateraidan sistem magnet. Sistem penyalaan akan bekerja ketika kuncidimasukkan dan terjadi proses pembakaran yang meninbulkanterjadinya suara, diawali dari kunci, baterai, cdi dan koil. Bagian utama dari sistem penyalaan, antara lain:
http://htmlimg2.scribdassets.com/7flsa6yoqo1z9dct/images/3-390d80e7ee.jpg
Gambar 1.2 Komponen Sistem Pengapian
a.Saklar, yang berfungsi sebagai penghubung dan pemutus arus listrik dari sumber ke sistem penyalaan.
b.Busi, yaitu sebuah alat untuk tempat terjadinya loncatan bunga api pada pembakaran dalam proses pembakaran. Loncatan bunga api tersebut terjadi di antara elektroda positif dengan negatif.
c.Bobin, sebagai perangkat yang berfungsi untuk pembangkit tenaga tinggi untuk dialirkan ke busi dan menjadiloncatan bunga api sebagai pembakaran campuran udara bensin di dalam proses pembakaran.
d.Distributor, berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan arus pada rangkaian primer sehingga ignitioncoil menghasilkan tegangan tinggi.Sistem pengapian digunakan untuk menghasilkan percikan bunga api yang kuat dan pada saat yang tepat untukmembakar campuran udara dan bahan bakar.
3.Sistem Pengisian (Charging )
            Sistem pengisian ini merupakan penyuplai tenaga listrik yang diperlukan pada sistem lain dengan mengubah energimekanik menjadi energi listrik. Accu sebagai sumber arus tenaga listrik diperlukan untuk sistem pengapian, sistem pengisiandan sistem penerangan, untuk hal tersebut accu dengan kemampuan terbatas tidak akan mampu mengatasinya. Sebagaipenyuplai kebutuhan arus listrik accu untuk keperluannya, maka dibutuhkan sistem pengisian di samping accu itu sendirisebagai sumber awal aliran listrik sistem pengisian adalah dinamo amper (alternator) adalah pembangkit listrik sebagaipenyuplai accu untuk memenuhi segala kebutuhan peralatan motor bensin yang menggunakan listrik.Sistem pengisian akan bekerja pada saat mesin berputar, selama mesin hidup sistem pengisian yang akan menyuplaiarus listrik bagi semua komponen kelistrikan. Jika pemakaian arus tidak terlalu banyak dan kelebihan arus, maka arus akanmengisi muatan dibaterai. Dengan demikiaan baterai akan penuh dengan muatan listrik, arus yang dihasilkan oleh sistempengisian adalah arus bolak-balik. Kompomen dari sistem pengisian adalah sebagai berikut:
a.Baterai sebagai sumber arus dan media penyimpanan arus pengisian,
b.Kunci kontak sebagai pemutus dan penghubung arus dari baterai ke regulator.
c.Lampu indikator pengisian sebagai pengontrol adanya pengisian,
d.Regulator sebagai pengontrol arus dan pembatas tegangan pengisian tegangan,
e.Alternator sebagai pembangkit arus.
4.Sistem Penerangan (Lighting )
            Sistem ini berfungsi sebagai keamanan, kenyamanan, serta keamanan mobil/ kendaraan itu sendiri pada kendaraan saat malam hari. Beberapa sistem penerangan ( lighting syste m) diantaranya lampu depan ( head light ), lampu belakang (tail light  ), lampu stop ( stop light  ), dan lampu tanda belok (turn signal light ).Pada sistem ini, penyalaan lampu akan menyala jika mesin sedang hidup dengan posisi main switch (saklar utama).Sistem penyalaan tidak ada pengaturan arus dan tegangan yang keluar dari flywheel magnet. Oleh karena itu pada kecepatanrendah, out put listrik terbatas dan lampu menyala agak suram, sedangkan pada kecepatan agak tinggi lampu-lampu akancenderung lebih terang.
            Dalam sistem kelistrikan terdapat komponen-komponen utama yang memiliki peranan penting, diantaranya adalah sebagai berikut:
a)      Capasitor Discharge Ignition (CDI)
http://htmlimg1.scribdassets.com/7flsa6yoqo1z9dct/images/4-1d604d6627.jpg
         Gambar 1.3 CDI
            CDI ialah sistem pengapian pada mesin pembakaran dalam denganmemanfaatkan energi yang disimpan didalam kapasitor yang digunakan untukmenghasilkan tegangan tinggi kekoil pengapian sehingga dengan outputtegangan tinggi koil akan menghasilkan spark di busi. CDI dipasang untukpengapian sangat berpengaruh pada performa kendaraan yang digunakan.Karena dengan penggunaan pengapian yang baik maka pembakaran dalamruang bakar akan tuntas dan sempurn sehingga panas yang dihasilkan daripembakaran akan optimal. Berdasar pencatu dayanya CDI dibagi menjadi 2 yaitu: CDI AC dan CDI DC, perbedaan kedua CDI ini terletak pada penggunaan power supply yang digunakan.
            Cara kerja rangkaian CDI AC: Saat kunci kontak di on-kan secara langsung memutuskan kontak antara pulsar danground, sehingga saat mesin di hidupkan seketika poros engkol menggerakkan magnet, ketika magnet berputar cepat diantara spul maka spul tersebut menghasilkan tegangan tinggi ac kemudian disearahkan oleh dioda. Tegangan DC (400V) mengisi capasitor. Selanjutnya sebuah pemicu(trigger dari picup) akan diaktifkan untuk menghentikan proses pengisian muatan kondensator, sekaligus memulai proses pengosongan muatan kondensator untuk mencatu daya kumparan pengapian melalui sebuah SCR. Saat pengosongan capasitor arus listrik mengalir melewati coil primer dan menghasilkan induksi elektromagnet pada kumparan sekunder yang menghasilkan percikan api. Cara kerja rangkaian CDI DC yaitu saat kunci kontak di on-kan secara langsung menghubungkan tagangan accu dengan CDI. Teganan accu (12V) dirubah menjadi tegangan tinggi (400V), tegangan tinggi tersebut mengisi capasitor. Selanjutnya sebuah pemicu (trigger  dari picup) akan diaktifkan untuk menghentikan proses pengisian muatan kondensator,sekaligus memulai proses pengosongan muatan kondensator untuk mencatu daya kumparan pengapian melalui sebuah SCR.Saat pengosongan capasitor arus listrik mengalir melewati coil primer dan menghasilkan induksi elektromagnet pada kumparan sekunder yang menghasilkan percikan api.
b)      Coil ( Ignition Coil )
http://htmlimg2.scribdassets.com/7flsa6yoqo1z9dct/images/5-a5f1362c8a.jpg
  Gambar 1.4 Ignition Coil
            Ignition Coil merupakan alat pada kendaraan bermotor yang berfungsi untuk melipat gandakan tegangan ( volt ) listrik yang berasal dari aki (accu ) atau baterai. Setelah tegangan berhasil dilipat gandakan, selanjutnya diteruskan ke busi melalui ignition distributor. Tegangan pada busi menimbulkan percikan api yang dibutuhkan untuk pembakaran pada bagian dalam mesin bensin. Besarnya arus yang berasal dari aki sekitar 12 volt, selanjutnya setelah di coil akan dilipat gandakan menjadi ribuan hingga puluhan ribu volt. Jika tegangan kurang sepertiadanya hambatan pada distributor coil  akan mengalami gangguan mesin. Peningkatan tegangan ini bertujuan untuk menghasilkan loncatan bunga api pada celah busi.
            Pada koil terdapat kumparan primer dan kumparan sekunder yang dililitkan pada plat besi tipis yang bertumpuk. Kumparan primer memiliki jumlah gulungan yang sedikit (sekitar 400 gulungan) dengan penampang kawat yang relatif besar dan berperan menciptakan medan magnet. Sedangkan kumparan sekunder memiliki jumlah gulungan lebih banyak (sekitar 30.000 gulungan) dengan penampang yang lebih kecil. Medan magnet yang dihasilkan oleh kumparan primer akan berinteraksi dengan kumparan sekunder sehingga jerjadi induksi dan arus menjadi terputus-putus. Adanya induksi tersebut kemudian akan diubah oleh kumparan sekunder menjadi arus bertegangan tinggi hingga 10KV.
            Prinsip kerja coil adalah pada saat arus melewati konduktor (penghantar A) dan B yang berada antara kutub magnet,maka penghantar A dan B akan menerima gaya dorong berdasarkan garis gaya magnet yang timbul. Hubungan antar arah arus, arah garis gaya magnet dan arah gaya dorong pada penghantar merujuk pada aturan/kiadah tangan kiri Fleming. Arah arus yang masuk kebalikan dengan arah yang keluar sehingga gaya dorong yang dihasilkan juga saling berlawanan. Oleh karena itu penghantar akan berputar saat arus tersebut mengalir. Untuk membuat penghantar tetap berputar maka digunakan komutator dan sikat (brush).
c)      Distributor
            Dalam sistem pengapian mesin multi silinder konvensional dikenal komponen distributor sebagai pembagi tegangan sekunder coil pengapian yang selanjutnya disalurkan ke busi pada silinder yang membutuhkan. Cara kerjanya adalah saat kunci kontak on, kontak pemutus tertutup, arus dari terminal positif baterai mengalir ke kunci kontak, ke terminal positif (+) koil, ke terminal negatif (-) koil, ke kontak pemutus, kemudian ke massa. Aliran arus ke kumparan primer koil menyebabkan terjadinya kemagnetan pada coil. Jika kontak pemutus terbuka, arus yang mengalir ke kumparan primer terputus dengan tiba-tiba maka kemagnetan di sekitar koil hilang atau drop dengan cepat. Kemudian kumparan terjadi tegangan induksi. Karena saat kontak pemutus terbuka arus listrik terputus, maka medan magnet pada koil hilang dengan cepat pada kumparan sekunder terjadi induksi tegangan. Pada kumparan primer juga terjadi tegangan induksi. Tegangan induksi pada kumparan sekunder disebut dengan tegangan induksi mutual sedangkan pada kumparan primer disebut tegangan induksi diri. Tegangan tinggi pada kumparan sekunder disalurkan ke distributor melalui kabel tegangan tinggi dandari distributor diteruskan ke tiap-tiap busi sesuai dengan urutan penyalaan sehingga pada busi terjadi loncatan api pada busi. Tegangan pada kumparan primer sekitar 300 sampai 500 V disalurkan ke kondensor. Penyerapan tegangan induksi diri oleh kondensor ini akan mengurangi loncatan bunga api pada kontak pemutus. Efek tidak terjadinya loncatan pada kontak pemutus adalah pemutusan arus primer yang cepat sehingga menghasilkan perubahan garis-garis gaya magnet pada koil dengan cepat pula.
Distributor berfungsi untuk:
 a. Menghubungkan dan memutuskan arus pada rangkaian primer sehingga ignition coil menghasilkan tegangan tinggi(bagian pemutus arus)
b. Menjadikan tepatnya waktu pembangkitan tegangan tinggi sesuai dengan putaran mesin (bagian sentrifugal advancedan vacum advance)
c. Meneruskan arus bertegangan tinggi pada busi sesuai dengan urutan pengaapiannya ( Firing Order ).
d) Kondensor
            Kondensor adalah salah satu jenis mesin penukar kalor ( heat exchanger ) yang berfungsi untuk mengkondensasikan fluida kerja. Prinsip kerja surface condenser Steam masuk ke dalam shell kondensor melalui steam inlet connection pada bagian atas kondensor. Steam kemudian bersinggungan dengan tube kondensor yang bertemperatur rendah sehingga temperatur steam turun dan terkondensasi, menghasilkan kondensat yang terkumpul pada hotwell. Temperatur rendah pada tube dijaga dengan cara mensirkulasikan air yang menyerap kalor dari steam pada proses kondensasi. Kalor yang dimaksuddisini disebut kalor laten penguapan dan terkadang disebut juga kalor kondensasi ( heat of condensation  ) dalam lingkup bahasan kondensor. Kondensat yang terkumpul di hotwell kemudian dipindahkan dari kondensor dengan menggunakan pompa kondensat ke exhaust kondensat.
            Ketika meninggalkan kondensor, hampir keseluruhan steam telah terkondensasi kecuali bagian yang jenuh dari udara yang ada di dalam sistem. Udara yang ada di dalam sistem secara umum timbul akibat adanya kebocoran pada perpipaan, shaft seal, katup-katup, dan sebagainya. Udara ini masuk ke dalam kondensor bersama dengan steam. Udara dijenuhkan oleh uap air, kemudian melewati air cooling section dimana campuran antara uap dan udara didinginkan untuk selanjutnya dibuang dari kondensor dengan menggunakan air ejectors yang berfungsi untuk mempertahankan vacuum di kondensor. Untuk menghilangkan udara yang terlarut dalm kondensat akibat adanya udara dikondensor, dilakukan de-aeration. De-aeration dilakukan di kondensor dengan memanaskan kondensat dengan steam agarudara yang terlalut pada kondensat akan menguap. Udara kemudian ditarik ke air cooling section dengan memanfaatkan tekanan rendah yang terjadi pada air cooling section. Air ejector kemudian akan memindahkan udara dari system.







Bab 2. Sistem Pendinginan Motor Bakar

            Motor bakar adalah suatu mesin kalor yang mengubah energi termal menjadi energi mekanik. Dengan kata lain, motor bakar adalah alat mekanis yang menggunakan energi termal untuk melakukan kerja mekanik. Dari panas yang dihasilkan ini, kira-kira 25% digunakan sebagai tenaga penggerak, kira-kira 45% hilang terbawa gas buang dan hilang akibat gesekan–gesekan, sedangkan sisanya kira-kira 30% diserap oleh bagian-bagian motor itu sendiri. Panas dalam jumlah yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan pada mesin, sehingga panas harus segera dibuang dalam sistem. Kerusakan tersebut ditunjukkan dalam bentuk beberapa gangguan, antara lain :
a)    Bahan akan lunak pada suhu tinggi.         
     Contoh: torak yang terbuat dari logam paduan aluminium akan kehilangan kekuatannya (kira-kira sepertiganya) pada suhu tinggi (300ºC), bagian atas torak akan berubah bentuk atau bahkan mencair.
b)   Ruang bebas (clearance) antara komponen yang saling bergerak menjadi terhalang bila terjadi pemuaian karena panas berlebihan.
     Misalnya torak akan memuai lebih besar (karena terbuat dari paduan aluminium) daripada blok silinder (yang terbuat dari besi tuang) sehingga gerakan torak menjadi macet.
c)    Terjadi tegangan termal, yaitu tegangan yang dihasilkan oleh perubahan suhu.
     Misalnya cincin torak yang patah, torak yang macet karena adanya tegangan tersebut.
d)   Pelumas lebih mudah rusak oleh karena panas yang berlebihan.
     Jika suhu naik sampai 250 ºC pada alur cincin, pelumas berubah menjadi karbon dan cincin torak akan macet sehingga tidak berfungsi dengan baik, atau cincin macet (ring stick). Pada suhu 500 ºC pelumas berubah menjadi hitam, sifat pelumasannya turun, torak akan macet sekalipun masih mempunyai ruang bebas.
e)    Pembakaran tidak normal.
            Untuk menjaga agar tidak terjadi kerusakan pada mesin tersebut maka diperlukan suatu sistem pendinginan pada mesin. Sistem pendingin ini akan berperan dalam menjaga supaya temperatur mesin dalam kondisi yang ideal serta stabil berkisar antara 80-100°C. Selain itu sistem pendinginan mesin juga dapat berperan dalam meminimalisir bentuk-bentuk kerusakan terhadap komponen-komponen mesin seperti bagian – bagian dinding silinder, torak, katup, dan bagian lainnya, dengan jalan menyerap panas yang berlebihan, dimana panas ini dapat mengindikasikan terjadinya pemuaian serta gesekan antar komponen yang berlebihan.
            Sistem pendinginan motor menggunakan prinsip pemindahan panas secara konduksi, konveksi dan radiasi. Panas diserap secara konduksi dari metal disekeliling silinder, dari katup, dari kepala silinder menuju cairan pendingin. Permukaan logam dengan cairan pendingin terjadi perpindahan panas secara konveksi dan didalam cairan pendingin terjadi sentuhan dan perpindahan panas, sehingga air menjadi panas dalam kantong-kantong air pendingin, yang terletak didalam blok silinder.
            Pada motor bakar terdapat dua macam sistem pendinginan, yaitu sistem pendinginan udara dan sistem pendinginan air, sebagai berikut ini :
1.    Sistem pendinginan udara
            Sistem pendinginan udara merupakan sistem pendinginan secara langsung. Sistem pendinginan udara ini merupakan sistem pendinginan yang digunakan motor bakar bensin. Proses pendinginan pada mesin menggunakan pendingin udara adalah sebagai berikut. Pada pendinginan udara, panas akan berpindah dari dalam ruang bakar melalui kepala silinder, dinding silinder dan piston secara konduksi. Selanjutnya yang melalui dinding dan kepala slinder, panas akan berpindah melalui sirip-sririp (fins) dengan cara konveksi ataupun radiasi di luar silinder. Makin banyak udara yang berhubungan dengan silinder tiap satuan waktu, maka proses pendinginan akan lebih baik.
            Penggunaan sistem pendinginan udara memiliki keunggulan serta kelemahan tersendiri. Adapun keunggulan menggunakan pendingin udara antara lain yaitu tidak memerlukan air pendingin, kisaran ukuran mesin lebih kecil serta ruangan untuk mesin relative lebih kecil. Sedangkan kelemahan menggunakan pendingin udara adalah pada saat mesin hidup namun kondisinya tidak digunakan atau digunakan tapi dengan jarak penggunaan yang cukup lama dapat menyebabkan pelepasan kalor berjalan lambat. Maka temperatur mesin naik karena tidak adanya pasokan udara luar pada lorong udara.
2.    Sistem pendinginan air
            Sistem pendinginan air merupakan suatu system pendinginan mesin  yang menggunakan air sebagai media untuk mentransfer panas dari mesin ke udara luar. Konsep dari sistem  pendinginan dengan air adalah selain air, udara juga berperan untuk menstabilkan temperatur mesin. Sistem pendinginan air ini merupakan sistem pendinginan yang digunakan oleh motor bakar diesel.
            Pada pendinginan air secara alamiah, proses perpindahan panas/pendinginan melalui perubahan massa jenis air yang menurun karena panas selanjutnya air akan berpindah secara alamiah berdasarkan rapat massa sehingga terjadi sirkulasi alamiah untuk pendinginannya. Untuk mempercepat pembuangan panas pada sistem pendinginan air dipasangkan radiator. Melalui radiator ini panas akan dibuang ke udara melalui sirip-sirip radiator. Pada pendinginan air dengan tekanan, sirkulasi akan dipercepat oleh putaran kipas pompa sehingga sirkulasi air pada sistem ini akan lebih baik.
            Sistem ini bekerja memakai prinsip konveksi, konduksi lalu konveksi dan radiasi. Pertama-tama, cairan akan dipompakan memasuki silinder block lalu naek ke atas silinder head untuk mengambil atau menyerap panas mesin akibat pembakaran. Lalu keluar melalui selang radiator menuju termostat sebagai pengatur debit aliran, lalu melewati termosensor untuk dibaca panas nya, kemudian masuk ke radiator dari sisi atas, kemudian mengalir ke pipa-pipa kapiler kecil sampai ke bawah. Panas mesin ini berpindah ke cairan melalui proses konveksi, lalu merambat ke dinding pipa-pipa kecil radiator dan terjadilah perambatan konduksi ke seluruh kisi-kisi. Lalu dari kisi-kisi akan menyalurkan panas ke udara sekitar, bahkan saat suhu panas, udara akan dipaksa oleh kipas untuk bertumbukan atau bersinggungan dengan kisi-kisi radiator.
Gambar 2.1 Sirkulasi Air Pendingin di dalam Mesin
            Pada sistem pendinginan air terdapat dua jenis sirkulasi yang digunakan untuk mendinginkan mesin, yaitu : sirkulasi alam dan sirkulasi tekan. Pada sirkulasi alam, prinsip kerjanya mengikuti sifat air. Sedangkan pada sirkulasi tekan, untuk mengalirkan air pendingin menggunakan bantuan pompa air (water pump). Sirkulasi tekan banyak digunakan pada mesin-mesin sekarang, karena proses sirkulasi air yang lebih cepat dan penggunaan radiator yang lebih kecil.      
            Sistem pendinginan air ini memiliki keunggulan dan kelemahan tersendiri, adapun keunggulan sistem pendingin air yaitu sistem pendinginan air mempunyai ruang bakar yang diselimuti oleh air yang berada di water jacket, maka selain mendinginkan juga berfungsi sebagai peredam bunyi. Selain itu terdapat keunggulan lainnya antara lain :
1.    Temperatur seluruh mesin lebih seragam sehingga kemungkinan distorsi kecil.
2.    Ukuran kipas relatif lebih kecil.
3.    Mantel air dan air dapat meredam getaran.
4.    Kemungkinan overheating kecil, walaupun dalam kerja yang berat.
5.    Jarak antar silinder dapat diperdekat sehingga mesin lebih ringkas.
            Sedangkan kelemahannya yaitu waktu pemanasan menjadi lebih lama, memiliki kemungkinan terjadinya kebocoran air sehingga mengakibatkan overheating.  Selain itu memerlukan kontrol dan perawatan yang lebih rutin, kontrol ini meliputi kontrol terhadap air yang harus selalu ditambahkan sebelum air tersebut habis. Apabila suhu mesin dingin, maka air tersebut membeku, volumenya mengembang (sifat anomali air) sehingga bisa merusakkan silinder. Kerugian lainnya yaitu kontruksi mesinnya lebih rumit serta memiliki beban yang lebih berat dari pada mesin berpendingin udara.
Adapun cara kerja dari sistem pendinginan air adalah sebagai berikut :
a). Saat Mesin Hidup
Saat mesin dihidupkan dan belum mencapai temperatur kerja mesin, penyerapan panas oleh air pendingin belum diperlukan. Sirkulasi air hanya disekitar kantong air karena adanya termostat yang belum membuka saat temperatur air pendingin belum mencapai suhu kerja. Air pendingin pada kantong-kantong air yang dipompa akan mengalir melalui saluran by pass, sehingga akan kembali lagi ke kantong-kantong air.
Air pendingin yang berada pada sistem pendingin akan selalu cenderung panas. Saat suhu mesin melebihi suhu optimal, maka termostat akan membuka dan air yang berada pada kantong-kantong air akan mengalir menuju radiator untuk didinginkan, sedangkan air yang dingin pada radiator akan mengantikan air pada kantong air untuk mendinginkan mesin.
b). Saat Mesin Mati
Saat mesin dimatikan, maka air pendingin yang berada pada kantong air akan terus menyerap panas dari mesin. Saat mesin telah dingin, temperatur dan volume cairan pendingin akan berkurang dan membentuk ruangan vakum dalam radiator. Ketika terjadi kevakuman tersebut, makavacum valve pada tutup radiator akan membuka secara otomatis, yang kemudian akan menghisap udara segar ataupun air dalam tanki cadangan untuk menganti kevakuman dalam radiator.
            Berikut merupakan bagian-bagian sistem pendinginan air dan fungsinya :
1.    Radiator
Radiator merupakan part yang terlihat banyak kisi-kisi atau celah-celah kecil yang tersusun rapi dengan bahan aluminium. Dan biasanya diletakkan di depan mesin. Berfungsi dalam mendinginkan cairan pendingin yang telah menjadi panas setelah melewati komponen mesin. Radiator terdiri dari tabung atas dan bawah yg dihubungkan dengan pipa yang berfungsi untuk mengalirkan sekaligus  Gambar 2.2 Radiator                 mendinginkan air pendingin.
            Bagian-bagian radiator adalah ada reservoir (tangki cadangan), tutup radiator, radiator bagian atas, inti radiator, dan radiator bagian bawah. Reservoir (tangki cadangan) berfungsi sebagai tangki cadangan bila air pada radiator berlebihan. Inti radiator terdiri dari sirip-sirip tempat saluran air pendingin yang nantinya akan dipercepat pendinginannya oleh kipas radiator. Jika air pendingin telah didinginkan oleh inti radiator dibantu dengan kipas radiator maka air pendingin itu akan masuk ke radiator bagian bawah yang nantinya akan masuk ke mesin untuk bersirkulasi di dalam mesin di water jacket. Air pendingin masuk ke radiator ataupun keluar dari radiator menuju mesin di hubungkan oleh selang radiator yang tahan panas.
2.    Tutup Radiator
            Radiator dilengkapi dengan tutup radiator yang bertekanan dan menutup radiator dengan rapat. Tutup radiator dilengkapi dengan 2 buah katup yaitu katup vakum dan katup tekan. Tutup radiator ini berfungsi untuk menaikkan titik didih cairan pendingin dan menjaga agar volume air pendingin selalu tetap.
Keterangan :
A.    Katup Tekanan
B.     Katup Vacum








Gambar 2.3 Tutup Radiator   
3.    Thermostat
4.    Pada umumnya efesiensi kerja mesin akan maksimal jika suhu kerja mesin pada 80-93 derajat celcius. Thermostat berfungsi untuk mempercepat tercapainya suhu kerja mesin saat mesin masih dingin dan mempertahankan mesin selalu pada suhu kerjanya. Thermostat seperti katup otomatis yang mengatur masuk atau tidaknya air pendingin masuk ke radiator. Cara kerjanya jika air pendingin yang berada di water jacket masih dingin maka thermostat                         Gambar 2.4 Thermostat                                       tidak akan membuka saluran ke radiator karena uap yang dari panasnya tidak mempu untuk membuka katup thermostat maka air pendingin itu akan kembali untuk bersirkulasi di dalam mesin melalui saluran by pass. Thermostat akan membuka kira-kira ketika temperatur air pendingin antar 80 – 900C (176 – 1940F).Thermostat dipasang antara radiator dan sirkuit pendingin (silinder block dan silinder heat). Thermostat bekerja seperti katup otomatis yang bekerja berdasarkan panas, dimana pada waktu dingin katup akan menutup dan pada waktu panas katup akan membuka.



5.    Kipas pendingin
                        Radiator didinginkan oleh aliran udara luar yang mengalir melewati sirip-siripnya. Pada saat kendaraan berhenti aliran udara tidak akan cukup untuk mendinginkan radiator. Untuk mengatasi hal ini maka dibelakang radiator dipasang kipas pendingin untuk membantu agar aliran udara selalu cukup untuk mendinginkan radiator. Ada 2 jenis kipas yang sering digunakan pada kendaraan yaitu kipas yang digerakan oleh motor listrik dan kipas manual yang digerakan Gambar 2.5 Kipas Pendingin              oleh poros engkel mesin melalui tali kipas/V-belt.
6.    Tangki Cadangan (Reservoir Tank)
            Reservoir Tank dihubungkan ke radiator melaui selang overflow. Reservoir Tank ini berfungsi untuk menjaga agar volume air pendingin selalu stabil. Jumlah air didalam resevoir harua berada diantara level “ LOW “ dan  “ FULL “


       Gambar 2.6 Tangki Cadangan
7.    Pompa Air (Water Pump)
Gambar 2.7 Pompa Air
 
Berfungsi untuk mensirkulasikan air pendingin dengan tekanan. Pompa yang digunakan umumnya adalah type sentrifugal. Pompa ini digerakan oleh poros engkel melalui tali kipas(v-belt). Pompa ini berperan untuk mempercepat proses pendinginan air pendingin yang telah panas. Kipas radiator ada yang digerakkan secara mekanik oleh poros engkol dan ada yang digerakkan oleh motor listrik yang menempel di  kipas radiator.
8.    Water Jacket
            Apabila mesin dibelah maka akan terlihat ada ruang-ruangan seperti saluran air yang menyelimuti ruang bakardan komponen di sekitarnaya. Saluran itu adalah tempat bersirkulasinya air pendingin di dalam mesin. 



Gambar 2.8 Water Jacket





















Bab 3. Sistem Pelumasan Motor Bakar

Sistem pelumasan motor bakar merupakan suatu sistem pada motor bakar yang menjamin keberlangsungan proses pelumasan pada motor bakar. Pelumasan bertujuan untuk menjaga keadaan mesin dengan cara melumasi bagian-bagian mesin yang bergerak untuk mencegah keausan akibat dua benda yang bergesekan. Pada motor bakar, pelumasan bahkan lebih sulit dibanding pada mesin - mesin  lainnya. Hal ini dikarenakan terdapat panas terutama di sekitar torak dan silinder, sebagai akibat ledakan dalam ruang pembakaran.
Dalam motor bakar mengingat akibat – akibat merugikan yang disebabkan oleh gesekan antara bagian – bagian mesin, terutama antara torak dengan dinding silinder, maka diperlukan bahan pencegah. Dalam hal ini minyak pelumas atau lebih sering disebut oli dapat berfungsi sebagai pencegah keausan. Fungsi minyak pelumas secara keseluruhan ialah untuk mencegah atau mengurangi: Gesekan, Persentuhan bidang kerja, Pemanasan yang berlebihan, Keausan, Karatan, Pengedapan kotoran.
Pelumasan yang teratur dan selalu memperhatikan mutu minyak pelumas sehingga dapat memperpanjang usia motor bakar terhadap kerusakan , karena terhindar dari: keausan silinder, terbakarnya bantalan, pengotoran busi, kemacetan cincin torak, pelumpuran, deposit, pemborosan bahan bakar.
Fungsi pelumasan pada motor bakar adalah sebagai berikut:
1.      Melumas bagian – bagian yang bergerak untuk mengurangi keausan dan kerugian daya gesek.
2.      Meredam kejutan antara bantalan dan bidang – bidang lumas lainnya sehingga mengurangi kebisingan suara motor dan memperpanjang usia motor.
3.      Menyumbat baik rongga – rongga yang terdapat antara cincin – cincin torak dan dinding silinder.
4.      Membantu mendinginkan mesin dengan menghanyutkan panas yang timbul akibat gesekan.
5.      Membantu membersihkan bidang – bidang lumas dengan jalan menghanyutkan abu atau pasir – pasir akibat gesekan.
Bagian – bagian terpenting dari motor bakar yang membutuhkan pelumasan adalah:
1.      Dinding silinder dan torak
2.      Bantalan poros engkol dan batang penggerak
3.      Bantalan poros kam
4.      Mekanisme katup
5.      Pena poros
6.      Kipas angin
7.      Pompa
8.      Mekanisme pengapian
            Sistem pelumasan pada motor bakar dapat dibedakan menjadi tiga yaitu sistem pelumas percik, sistem pelumas tekan dan sistem kombinasi percik dan tekan atau sistem gabungan.
 1.  Sistem Pelumasan Percikan
            Sistem pelumasan percik merupakan sistem pelumasan yang sangat sederhana dan  banyak dipakai pada motor-motor ukuran kecil, pada sistem ini dimana  bagian batang penggerak dilengkapi dengan alat yang berbentuk sendok, sehingga pada saat bergerak bagian tersebut mencebur kedalam karter yang berisi minyak pelumas dan melemparkan minyak tersebut ke bagian-bagian yang memerlukan pelumasan.
2.  Sistem Pelumasan Tekan
            Komponen dasar sistem pelumasan tekan adalah Pompa oli (oil pump), Saringan oli (oil filter), Karter (oil pan), Saluran oli utama (main oil gallery).
            Cara kerja sistem pelumasan tekan yaitu saat mesin dihidupkan,  pompa oli yang digerakkan olek gigi crankshaft mengisap oli dari karter, melalui saringan kawat (picup screen). Partikel kasar akan tersaring oleh sringan tersebut. Kemudiaan oli dipompakan melalui saring oli (oil filter) menuju saluran utama (main oli gallery), selanjutnya ke camshaft dan kebagian lainnya yang membutuhkan pelumasan. Selanjutnya oli akan kembali ke karter (oil pan) dan bersirkulasi terus menerus selama mesin hidup. Apabila selama sistem bekerja terjadi kelebihan tekanan, maka pressure relief valve bekerja untuk mengembalikan oli kekarter. Jadi pressure relief valve berfungsi untuk mencegah terjadinya tekana oli berlebihan pada sistem.
3.. Sistem Pelumasan Kombinasi
      Sistem pelumasan kombinasi atau gabungan adalah sistem pelumasan dimana merupakan gabungan dari sistem pelumasan percik dan tekan. Komponen gerak yang esensial dan utama memerlukan pelumasan pada motor bakar adalah, 1) torak dan dinding silinder, 2) crankshaft dan bantalannya, 3) pena engkol dan bantalannya, 4) camshaft dan 5) mekanisme katup.
Sistem Pelumasan Motor Bakar :
1.      Sistem Pelumasan Motor Bakar Bensin
2.      Sistem Pelumasan Motor Bakar Diesel
1.      Sistem Pelumasan Motor Bensin
      Sistem pelumasan pada motor bakar bensin dibedakan menjadi dua, yaitu sistem pelumasan sepeda motor 4 tak dan sistem pelumasan sepeda motor 2 tak. 
a.       Sistem Pelumasan Motor 4 Tak 
      Motor bensin 4 tak pelumasan hanya ada satu macam, yaitu dari bak engkol. Minyak pelumas diisikan pada bak engkol. Dari bak engkol minyak pelumas dipercikan ke dinding silinder untuk melumasi dinding silinder motor. Sistem pelumasan percik umumnya digunakan pada sepeda motor 4 tak seperti Honda.
b.      Sistem Pelumasan Motor 2 Tak 
      Sistem pelumasan sepeda motor 2 tak dibedakan menjadi 2, yaitu : Pelumasan Campur dan Pelumasan Autolube.
1.       Sistem Pelumasan Campur 
      Pada sistem ini oli dicampurkan dengan bahan bakar (bensin) pada tangki. Contohnya adalah pada sepeda motor vespa. 
2.       Sistem Pelumasan Autolube 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTz-a0oWfDU4NXn4k8g-Cde3rEVGj8MFcyVkYLiqSAtEeIRfb2v7WGX1XzFdfcipbR0xh6Og08KyDecEVME8MsepnlgLMQej9DD2CyMykMUBcvjj16iIwsNnFfbWHo9rGWq0eS61pMaxGF/s1600/sswww.jpg
Gambar 3.1 Sistem Pelumasan Autolube
      Pada sistem ini oli ditampung pada tempat tersendiri. Oleh karena itu pada sistem ini digunakan dua jenis minyak pelumas, yaitu pelumasan untuk bak engkol dan pelumasan untuk motornya. Untuk menjalankan tugas tersebut sistem ini dilengkapi dengan pompa oli.
      Minyak pelumas yang digunakan pada motor bensin adalah oli, karena oli mempunyai syarat-syarat yang diperlukan dalam pelumasan, yaitu : 
a. Daya lekatnya baik 
b. Titik nyala tinggi
c. Tidak mudah menguap 
d. Titik beku rendah 
e. Mudah memindahkan panas. 
      Kekentalan oli ditandai dengan SAE (The Society of Automotive Engineers). Semakin besar angka SAE-nya berarti semakin kental. Oli SAE 40 lebih kental dari pada oli SAE 20. kekentalan oli tersebut makin lama makin berkurang sehingga daya lumasnya pun menurun. Panas dan proses pembakaran sangat berpengaruh terhadap kualitas oli.
Oli pada sistem pelumasan sepeda motor berfungsi sebagai : 
a. Mengurangi gesekan 
b. Menyerap panas 
c. Mengurangi kehausan 
d. Menambah kerapatan antara piston dan dinding silinder
e. Mencegah karat 
f. Membersihkan kotoran-kotoran
2. Sistem Pelumasan Motor Diesel
      Motor diesel adalah suatu motor yang merubah bentuk energi menjadi tenaga mekanik yang dihasilkan dri percampuran antara bahan bakar dengan udara dalam suatu proses pembakaran.
Macam-Macam Sistem Pelumasan
1.      Sistem pelumasan sump kering
      Sistem pelumasan sump kering merupakan sistem pelumasan motor yang tidak memanfaatkan karakternya sebagai penampung minyak pelumas, tetapi menggunakan tanki tersendiri diluar motor.
      Minyak pelumas yang jatuh ke dalam sump, selanjutnya dialirkan dengan pompa, melalui sebuah filter, dan dikembalikan lagi ke dalam tangki supply yang terletak diluar dari pada motor tersebut. Pompa ini mempunyai kapasitas yang besar, sehingga dapat mengosongkan sama sekali sumpnya. Pada umumnya dengan sistem ini di pergunakan juga sebuah oilcooler, baik yang menggunakan air atau udara sebagai medium pendinginannya untuk keperluan pendinginan dari pada minyak pelumasnya.
2.      Sistem pelumasan sump basah
      Sistem pelumasan sump basah ialah sistem pelumasan motor yang memanfaatkan karakternya sebagai penampung minyak pelumas.
      Dalam sistem ini, dibagian bawah dari pada karter sebuah piringan (pan) yang juga merupakan tangki supply dan ada kalanya sebagai alat pendingin untuk minyak pelumasnya, minyak yang jatuh menetes dari silinder-silinder dan bantalan-bantalan, kembali ke tempat ini, untuk selanjutnya dialirkan kembali dengan sebuah pompa minyak kedalam sistem pelumasanya lagi. Tipe sistem sump basah yang umum diguunakan ialah:
a.     Sistem Percikan dan Sirkulasi Pompa
b.     Sistem Percikan dan Tekanan
c.     Sistem Tekanan
1.  Sistem Pelumasan Percikan
            Sistem pelumasan percik merupakan sistem pelumasan yang sangat sederhana dan  banyak dipakai pada motor-motor ukuran kecil, pada sistem ini dimana  bagian batang penggerak dilengkapi dengan alat yang berbentuk sendok, sehingga pada saat bergerak bagian tersebut mencebur kedalam karter yang berisi minyak pelumas dan melemparkan minyak tersebut ke bagian-bagian yang memerlukan pelumasan.
2.  Sistem Pelumasan Tekan
            Komponen dasar sistem pelumasan tekan adalah Pompa oli (oil pump), Saringan oli (oil filter), Karter (oil pan), Saluran oli utama (main oil gallery). 
3.. Sistem Pelumasan Kombinasi atau Percikan dan Tekanan
      Sistem pelumasan kombinasi atau gabungan adalah sistem pelumasan dimana merupakan gabungan dari sistem pelumasan percik dan tekan. Komponen gerak yang esensial dan utama memerlukan pelumasan pada motor bakar adalah, 1) torak dan dinding silinder, 2) crankshaft dan bantalannya, 3) pena engkol dan bantalannya, 4) camshaft dan 5) mekanisme katup.


altMekanisme Pelumasan
     
Gambar 3.2 Bagan Sistem Pelumasan




      Proses pelumasan adalah seperti pada gambar 3.2 yang merupakan suatu bidang bantalan, dengan ruang antara (clearance)di lukiskan secara berlebihan, untuk sekedar ilustrasi. Minyak pelumas membasahi kedua permukaan. Minyak pelumas dapat dikatakan terdiri dari lapisan-lapisan, dan garis titik horizontal melukiskan batas-batas dari lapisan minyak tadi.
      Pada gambar 3.2a. permukaan bantalan adalah sejajar, permukaan atas tinggal diam sedang, permukan bawah bergerak dengan kecepatan tetap dan sejajar dengan permukaan. Tidak ada gaya normal terhadap kedua permukaan. Kedua permukaan dipisahkan oleh suatu film minyak dengan ketebalan yang sama lapisan minyak pelumas yang menempel pada permukaan bawah akan bergerak dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan permukaan bawah.
      Pada gambar 3.2b. kedua permukaan dalam keadaan berhenti, ada gaya normal pada kedua permukaan, sehingga minyak pelumas cenderung terdesak keluar. Dan besarnya kecepatan  pada masing-masing lapisan di lukiskan lagi dengan vektor-vektor.
      Pada gambar 3.2c. merupakan kombinasi pada gambar 4a dan 4b. pada kecepatan minyak pelumas pada tiap titik dari lapisan ditentukan dengan menjumlah vektor-vektor pada masing-masing titik pada kondisi gambar 4a dan gambar 2b.
      Pada gambar 3.2d. permukaan atas tidak ditahan sejajar dengan permukaan bawah, tetapi di buat sedikit miring. Maka bentuk film minyak pelumas jadi seperti bentuk baji. Sehingga akibat kemiringan ini minyak pelumas dapat mengalir secara terus menerus, dan integrasi kecepatan aliran film minyak pelumas pada permukaan dan sepanjang bantalan adalah tetap, dan menjamin pemisahan kedua permukaan.
Komponen Sistem Pelumasan antara lain :
  a.  Filter Oli (oil filter)
Bagian bagian dari Filter Oli (oil filter) adalah Pelat (shell), Sil O-ring (O-ring seal), Elemen kertas (paper elemen), Pipa tengah (senter tube).
     Filter oli ada dua macam yaitu, filter oli yang bersifat permanent (spin-on oil filter) dan yang tidak permanan (cartridge oil filter). Filter oli yang permanen hanya dapat sekali pakai, karena elemen filternya tidak terpisah dari body filter, sehingga tidak bisa di ganti tersendiri. Filter oli jenis cartridge, pada saat penggatian filter oli, cukup menggati elemen filternya saja. Pada rumah filter (B) dilengkapi dengan katup bypass dan katup balik. Katup bypass akan terbuka pada tekanan (1-2 kg/cm2),  apabila elemen filter tersumbat oleh benda-benda asing yang ikut di dalam minyak pelumas, sehingga oli tetap dapat melakukan fungsinya. Sedangkan katup balik berfungsi untuk mencegah oli mengalir kembali  ke karter.
b.  Pompa Oli ( Oil Pump)
Pompa oli merupakan jantung dari sistem pelumasan mesin, karena oli yang ada di dalam karter akan di isap oleh  pompa oli untuk disalurkan melalui filter oli  menuju kebagian-bagian mesin. Pompa oli dapat digerakkan oleh poros cam, melalui perantara sabuk bergigi atau dengan hubungan langsung dengan gigi poros engkol.
Ada dua jenis pompa oli mesin yaitu : Pompa oli jenis roda gigi, Pompa Jenis Rotary.
c. Karter (oil pan)
            Karter berfungsi sebagai tempat  penampungan minyak pelumas.
d. Saluran oli utama (main oil gallery)
Saluran oli utama (main oil gallery) merupakan saluran minyak pelumas utama sebelum minyak pelumas disalurkan ke bagian-bagian  yang memerlukan pelumasan. Di unit pompa oli dilengkapi dengan katup  pengatur tekanan (pressure relief valve).
Permasalahan yang ada di dalam sistem pelumasan  diantaranya : 1) Komsumsi minyak pelumas berlebihan (jumlah oli pada karter terlalu banyak), 2) Tekanan oli rendah (pembacaan pada alat ukur rendah, indicator penunjuk menyala, atau tidak normalnya suara mesin), 3) Tekanan oli tinggi (pembacaan pada alat ukur tinggi, filter oli robek), 4) Alat ukur system rusak (indicator rusak) atau kerjanya tidak bagus/pembacaan salah.













Bab 4. Sistem Transmisi
Sistem transmisi, dalam otomotif, adalah sistem yang menjadi penghantar energy dari mesin ke diferensial dan as. Dengan memutar as, roda dapat berputar dan menggerakkan mobil. Transmisi diperlukan karena mesin pembakaran yang umumnya digunakan dalam mobilmerupakan mesin pembakaran internal yang menghasilkan putaran (rotasi) antara 600 sampai 6000 rpm. Sedangkan, roda berputar pada kecepatan rotasi antara 0 sampai 2500 rpm.Sekarang ini, terdapat dua sistem transmisi yang umum, yaitu transmisi manual dan transmisi otomatis. Terdapat juga sistem-sistem transmisi yang merupakan gabungan antara kedua sistem tersebut, namun ini merupakan perkembangan terakhir yang baru dapat ditemukan pada mobil-mobil berteknologi tinggi dan merek-merek tertentu saja.
http://htmlimg4.scribdassets.com/1lrx5ajao01crc2q/images/3-2432056e26.jpg
Gambar 4.1 Sistem Transmisi
Sistem transmisi pada motor bakar ada 3 antara lain : transmisi manual, transmisi semi otomatis, transmisi otomatis.
a.    Transmisi Manual
Transmisi manual merupakan salah satu jenis transmisi yang banyak dipergunakan dengan alasan perawatan yang lebih mudah. Biasanya pada transimi manual terdiri dari 3 sampai dengan 7 speed.
b.   Transmisi Semi Otomatis
Transmisi semi otomatis adalah transmisi yang dapat membuat kita dapat merasakan sistem transmisi manual atau otomatis, bila kita sedang menggunakan system transmisi manual kita tidak perlu menginjak pedal kopling karena pada sistem transmisiini pedal kopling sudah teratur secara otomatis.
c.       Transmisi Otomatis
8852KG04
Gambar 4.2 Skema Transmisi Otomatis
Transmisi otomatis terdiri dari 3 bagian utama, yaitu : Torque converter, Planetary gear unit, dan Hydraulic control unit.
Gambar 4.3 Bagian Utama Transmisi Otomatis
  1. Torque Converter
(Kopling Fluida) adalah komponen yang menghubungkan engine dengan  transmisi secara hidrolik. Jadi tidak ada hubungan  mekanikal secara langsung antara engine dengan transmisi. Torque converter berfungsi sebagai kopling otomatis dan dapat memperbesar momen mesin. Sedangkan Torque converter terdiri dari Pump impeller, Turbine runner, dan Stator. Stator terletak diantara impeller dan turbine. Torque converter diisi dengan ATF (Automatic Transmition Fluid). Momen mesin dipindahkan dengan adanya aliran fluida.
Gambar 4.4 Torque Converter
Kegunaan Torque Converter adalah :
1. Meningkatkan torque bila outputnya mendapat beban
2. Meredam kejutan (Memindahkan tenaga secara halus)
3. Mencegah engine stall (Stug)
4. Sebagai media penghubung antara engine dengan transmission secara hydraulic
Komponen- komponen Torque Converter adalah:
Gambar 4.5 Komponen Komponen Torque Converter
1. Impeller, dihubungkan dengan flywheel melalui rotating housing atau sebagai komponen penggerak (driving member ).
2. Turbine, dihubungkan dengan output shaft ke transmission atau sebagai komponen yang digerakkan  ( driven member )
3. Stator, komponen ini statis yang tugasnya mengarahkan oli dari turbin ke impeller untuk melipatgandakan torque.
2.  Planetary Gear System
fig14
Gambar 4.6 Penampang Melintang Planetary Gear System
Planetary gear set merupakan pengaturan kecepatan dan arah kerja dengan cara meng-engaged-kan disc dan plate sehingga salah satu dari komponen planetary gear set meneruskan tenaga ke output shaft dari transmission. Bagian-bagian dari planetary gear set adalah sun gear, planet gear beserta carrier dan ring gear.
3.      Hidroulic Control System
Bagian ini mengontrol kerja dari rem dan koling pada transmisi otomatis dengan tekanan yang diperoleh dari pompa oli.
Unit pengendali hidrolik mempunyai 3 fungsi yaitu sebagai berikut:
1. Untuk membangkitkan/mengahasilkan tekanan hidrolik
Pompa oli mempunyai fungsi membangkitkan tekanan hidrolik. Pompa oli membangkitkan tekanan hidrolik yang diperlukan untuk pengoperasian transaxle otomatis dengan menggerakkan tempat/kotak pengubah tenaga putar (mesin).
2. Menyesuaikan tekanan hidrolik
Tekanan hidrolik yang ditekan oleh pompa oli disesuaikan dengan pentil pengatur utama. Juga pentil katup penghambat menghasilkan tekanan hidrolik yang sesuai dengan output mesin
3. Mengalihkan (shift) roda gigi (untuk mengoperasikan kopling dan rem)
Ketika operasi kopling dan rem pada unit roda gigi planetary dialihkan (switch), roda gigi dialihkan.Jalur cairan diciptakan sesuai dengan posisi shift oleh pentil manual. Ketika kecepatan lendaraan meningkat, signal sikirimkan ke pentil solenoid dari mesin & ECT ECU (Electronic Control Unit). Pentil solenoid mengoperasikan setiap pentil shift ke pemindahan (shifting) roda gigi
Komponen-komponen utama dari unit kontrol hidrolik adalah sebagai berikut:
• Pompa oli                              • Valve body
• Primary regulator valve        • Manual valve
• Shift valve                            • Solenoid valve
• Throttle valve









Bab 5. Penutup
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan makalah yang telah dibuat dapat disimpulkan bahwa :
1.      Motor Bakar merupakan sistem yang merubah energi kimia bahan bakar menjadi energi panas pada proses pembakaran,kemudian diubah lagi menjadi energi mekanik yang berupa perputaran poros dan dapat diteruskan untuk menggerakkan alat dan mesin pertanian.
2.      Dalam motor bakar terdapat sistem yang saling bekerja sama untuk membentuk kerja, sistem tersebut antara lain: sistem kelistrikan, sistem pendinginan, sistem pelumasan dan sistem transmisi.
3.      Sistem kelistrikan pada motor merupakan sistem yang mempunyai fungsi menyediakan atau menghasilkan arus listrik yang akan dimanfaatkan oleh komponen kelistrikan.
4.      Sistem pendingin merupakan system yang akan berperan dalam menjaga supaya temperatur mesin dalam kondisi yang ideal untuk menjaga mesin dari kerusakan. Pada motor bakar terdapat dua macam sistem pendinginan, yaitu sistem pendinginan udara dan sistem pendinginan air.
5.              Sistem pelumasan motor bakar merupakan suatu sistem pada motor bakar yang menjamin keberlangsungan proses pelumasan pada motor bakar. Sistem pelumasan pada motor bakar dapat dibedakan menjadi tiga yaitu sistem pelumas percik, sistem pelumas tekan dan sistem kombinasi percik dan tekan atau sistem gabungan.
6.              Sistem Transmisi adalah sistem yang menjadi penghantar energy dari mesin ke diferensial dan as. Sistem transmisi pada motor bakar ada 3 antara lain : transmisi manual, transmisi semi otomatis, transmisi otomatis.

5.2 Saran
            Sebaiknya mahasiswa mengetahui sistem pada motor bakar baik sistem kelistrikan, sistem pelumasan, sistem pendinginan maupun sistem transmisi agar lebih memahami system motor bakar.




Daftar Pustaka
Hardjosentono, M., Wijanto, E. Rachlan, I. W. Badra, dan R. D. Tarmana. 2000. Mesin – Mesin Pertanian. Cetakan ketiga belas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Purnama. 2001. Motor Bakar. [Serial online http://digilib.unimed.ac.id/2001/03/21/motor-bakar.html]. Diakses pada 5 April 2013.
Santosa. 2012. Sistem Pelumasan pada Motor Bakar. [Serial online http://blog.ub.ac.id/ahmadsujoko/2012/06/28/sistem-pelumasan.html]. Diakses pada tanggal 1 Juni 2013.
Soenjoto S. 1985. Hand Out Daya dalam Bidang Pertanian II. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.










No comments:

Post a Comment