Mar 7, 2014

Laporan IDENTIFIKASI GEJALA DEFISIENSI DAN KELEBIHAN UNSUR HARA MIKRO PADA TANAMAN

UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN DASAR
LAPORAN PRAKTIKUM
NAMA                                          : DWI HARTATIK
NIM                                              : 111510501150
GOL/KEL                                    : D/3
ANGGOTA                                 :   1. ARGA S.                       (111510501134)
                                                         2. ALAN YANUAR          (111510501135)
                                                         3. AMIRUDIN A.F.         (111510501141)
                                                         
ACARA                                       : IDENTIFIKASI GEJALA DEFISIENSI DAN KELEBIHAN UNSUR HARA MIKRO PADA TANAMAN
TANGGAL PRAKTIKUM      : 11 APRIL 2013
TANGGAL PENYERAHAN   : 14 MEI 2013
ASISTEN                                     : 1. MOH. AMINUDIN
                                                         2. ASRI RINA H.
                                                        3. FAJAR FIRMANSYAH     
                                                        4. FAKHRUSY ZAKARIYA
                                                        5. KHUSNUL KHOTIMAH
                                                        6. NORMA LAILATUN NIKMAH



BAB 1. PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Tanaman memerlukan air dan hara untuk bermetabolisme, tanaman dapat tumbuh dengan baik atau normal apabila keebutuhan akan unsur haranya terpenuhi.  Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran tanaman meliputi tinggi tanaman, sedangkan perkembangan tanaman merupakan proses bertambahnya berat dan lebar tanaman. Kedua proses ini baik pertumbuhan maupun perkembangan tanaman dipengaruhi oleh ketersediaan unsur hara. Apabila ketersidaan unsur hara tercukupi,, proses pertumbuhan maupun perkembanga tanaman akan dapat berjalan normal. Hara merupakan material yang dibutuhkan tanaman untuk melakukan proses demi kelangsungan hidupnya. Hara merupakan kebutuhan utama tanaman, masing masing hara memiliki peranannya masing masing. Hara berdasarkan kapasitas yang dibutuhkan tanaman dibedakan menjadi hara makro dan hara mikro. Hara makro merupakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang besar. Unsur hara makro banyak secara umumm banyak terdapat di alam atau udara misalnya Nitrogen Karbon dan Oksigen. Sedangkan unsur hara mikro merupakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah sedikit. Unsur hara mikro termasuk unsur hara esensial yang mana meskipun dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit, namun harus ada bagi tanaman. Kebutuhan akan unsur hara tanaman berbeda-beda, tanaman memerlukan hara yang tepat sesuai kebutuhannya untuk dapat melakukan proses fisiologisnya secara normal. Kekurangan maupun kelebihan unsur hara dalam tanaman akan menimbulkan permasalahan bagi pertumbuhan tanaman. Defisiensi adalah kondisi dimanna tanaman kekurangan unsur hara sehingga proses fisiologisnya terganggu. Kelebihan maupun defisinsi unsur hara dapat dilihat secara visual dari gejala yang muncul pada tanaman. Untuk itu kebutuhan akan unsur hara tanaman harus tercukupi. Penambahan unsur hara yang diperlukan tanaman dapat dilakukan dengan pemupukan. Pemupukan yaitu penambahan unsur hara yang dapat diberikan melalui tanah maupun bagian tanaman untuk menambah atau mencukupi kebutuhan hara tanaman agar tanaman dapat tumbuh dengan normal. Apabila tanaman menunjukkan gejala pertumbuhan yang tidak normal pada bagian tanaman baik itu daun, akar, dan batangnya perlu dilakukan pemupukan untuk memenuhi kebutuhan akan haranya sehingga tanaman dapat tumbuh normal.
1.2  Tujuan
Untuk mengetahui gejala defisiensi dan kelebihan unsur hara tertentu pada tanaman.












BAB 3. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Layanan Klinik Tanaman acara “Identifikasi Gejala Defisiensi Dan Kelebihan Unsur Hara Mikro” dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 11 April 2013 di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian, Universitas Jember.

3.2 Alat Dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Aquadest
2. Beaker glass
3. Polybag (60x40)
4. Erlenmeyer
5. Pipet Volume
6. Gelas ukur
7. Batang pengaduk

3.2.2 Bahan
1. Larutan Yoshida
2. Aquadest
3. Bibit terong
4. Pasir steril

3.3 Cara Kerja
1. Menyiapkan polybag yang telah dilubangi bagian bawahnya, kemudian mengisi dengan air steril.
2. Menyiapkan larutan Yoshida yang diambil dari larutan stok, untuk perlakuan defisiensi melakukan dengan mengurangi salah satu unsur yang akan diidentifikasi. Sedangkan untuk perlakuan kelabihan melakukan dengan menambah salah satu unsur yang akan diiidentifikasi.
3. Menyiapkan bibit tanaman dan mencuci akar sampai kotoran hilang, menanam  bibit yang telah disiapkan ke dalam polibag.
4. Melakukan pemberian nutrisi langsung pada media tanam.
5. Melakukan pemeliharaan dan pemberantasan hama penyakit yang mungkin menyerang.














BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman pangan banyak dibudidayakan di Indonesia. Hal ini dikarenakan kebutuhan akan akan tanaman pangan cukup besar. Tanaman sayuran merupakan komoditas nomor dua tanaman yang dibudidayakan, untuk itu budidaya tanaman sayuran memerlukan perlakuan yang intensif antara lain pemupukan , pengelolaan hama penyakit (Pracaya, IR., 2007).
            Sayuran termasuk komoditas nomor 2 yang banyak dibudidayakan. Terung termasuk tanaman perdu yang tahunan. Permintaan akan tanaman terong semakin tinggi, budidaya sayuran memerlukan perawatan khusus agar didapatkan produksi yang optimal. Perawatan tersebut baik dari air maupun kebutuhan akan nutrisinya. Kedua hal ini harus tercukupi agar produksinya maksimal, tanaman yang kekurangan kedua hal ini baik air maupun hara akan menunjukkan gejala yang berbeda beda (Haryoto, 2009).
            Tanaman membutuhkan asupan atau suplai hara untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Hara tanaman terbagi menjadi unsur hara mikro dan unsur hara makro. Unsur hara makro adalah unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah banyak oleh tanama. Sedangkan unsur hara mikro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang sedikit namun esensial bagi tanaman. Meskipun dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit namun unsur hara mikro ini harus tersedia untuk tanaman. Unsur hara akan mempengaruhi kualitas suatu tanaman. Kekurangan unsur hara mikro akan mengganggu fisiologis tanaman yag dapat berakibat terhadap penurunan produksi tanamn. Kekurangan unsur hara mikro tanaman dapat diatasi salah satunya dengan pemanfaatan mikoriza. Mikoriza dapat membantu penyerapan hara oleh akar tanaman
(Puspitasari, D., Purwani, K.I. dan Muhibuddin, A., 2012).
            Unsur hara mikro merupakan unsur hara yang harus ada untuk tanaman dan dibutuhkan dalam jumlah sedikit. Meski hanya dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit, kekurangan salah satu unsur hara mikro maupun kelebihan unsur ini dapat menyebabkan gangguan metabolime bahkan kematian pada tanaman. Unsur hara mikro antara lain: Fe, Zn, Mn, Cu, Mg. Masing masing unsur hara ini memiliki peran dan fungsinya masing masing. Apabila salah satu dari unsur tersebut tidak dipenuhi baik kekurangan maupun kelebihan dapat menimbulkan permasalahan bagi tanaman. Permasalahan ini dapat berupa gangguan fisiologis tanaman, gangguan ini dapat terlihat dari gejala yang ditunjukkan oleh tanaman (Widyati, E., 2011).
            Untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman perlu dilakukan pemupukan, pemupukan berperan untuk mensuplai atau memasok nutrisi yng dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangnya. Unsur hara baik yang mikro maupun makro memiliki peranan dalam metabolism tumbuhan. Pertumbuhan tanaman sangat bergantung atau dipengaruhi oleh ketersediaan atau tercukupinya unsur hara untuk tanaman (Surtinah, 2009).
            Produktivitas tanaman sangat dipengaruhi ketersediaan kebutuhan unsur hara baik makro maupun mikro oleh tanaman. Unsur hara mikro yang pada dasarnya unsur hara esensial bagi tanaman mutlak diperlukan tanaman. Salah satu unsur  hara mikro yaitu Mo, unsur ini berperan dalam asimilasi nitrogen NO3¯, unsur ini sangat diperlukan untuk fiksasai N
(Nelvia, Yetti, H. dan Indrawadi, L., 2011).
            Pemupukan yang umum dilakukan hanyalah mengadung hara  makro saja, padahal hara mikro mutlak juga diperlukan tanaman. Masing masing unsur hara memiliki peranan sendiri sendiri, untuk itu pemberian unsur hara atau nutrisi pada tanaman harus lengkap jika ingin semua aspek pertumbuhan dan perkembangan tanaman berlangsung normal, sehinga berproduksi tinggi. Kekurangan salah satu unsur hara tanaman akan mngakibatkan gejala pada tanaman,, baik gejala kekurangan maupun kelebihan unsur hara (Evita, 2009).
            Tanaman memerlukan nutrisi untuk tumbuh dan kembangnya., sama seperti manusia. Tanaman memerlukan hara untuk proses metabolismenya, yaitu perubahan senyawa organic menjadi energy. Peranan unsur hara tidak dapat tergantikan oleh senyawa lainnya. Kekurangan unsur hara atau defisiensi hara yaitu kondisi dimana tanaman tidak terpenuhi kebutuhan nutrisinya untuk pertumbuhan dan perkembangnnya. Defisiensi unsur hara dapat dilihat dari gejala yang ditimbulkan pada tanaman (Novizan, 2002).
            Defisiensi didefinisikan sebagai kondisi dimana tanaman kekurangan material berupa unsur hara yang dibutuhkannya. Unsur yang dibutuhkan tanaman beda-berbeda tergantung jenis tanamannya. Kebutuhan unsur hara ini berpengaruh terhadap metabolisme tanaman dan fisiologis tanaman. Tanaman memerlukan unsur hara dengan porsi yang berbeda-beda, kekurangan maupun kelebihan unsur hara menimbulkan permasalahan dalam pertumbuhan tanaman, permasalahan ini dapat diketahui dengan gejala yang terlihat atau nampak pada tanaman (Champbell, Reece dan Mitchell, 2007).























BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 1.Tinggi Tanaman
Perlakuan
Ul
Hari Ke-
0
3
6
9
12
15
18
21
24
27
Kontrol
1
2,57
3,77
4,6
4,73
5,53
5,8
6,23
6,5
7,67
7,83
2
2,93
5,73
7,67
7,87
8,3
8,97
9,17
9,3
9,5
9,67
+ Fe
1
2,07
2,87
3,83
4
5,2
5,3
5,53
5,7
6,7
6,8
2
2,93
4,73
8
8,2
8,4
8,87
9,5
9,8
10,5
10,9
- Fe
1
2,3
3,5
4,5
4,5
5,5
6,2
6,9
7,3
7,5
7,5
2
2,8
4,9
4,9
7,7
8,8
9,2
9,7
10,2
10,7
10,8

Tabel 2. Jumlah Daun
Perlakuan
Ul
Hari Ke -
0
7
14
21
28
Control
1
3
3
3
3
4
2
1
2
2
3
3
+ Fe
1
3
4
4
4
5
2
2
2
3
3
3
- Fe
1
3
3
3
4
4
2
2
3
4
4
4

Tabel 3. Panjang Daun
Perlakuan
Ul
Hari ke -
0
7
14
21
28
Kontrol
1
1,9
3,0
4,0
5,5
5,6

2
3,9
5
5,4
6,2
5,7
+ Fe
1
1,5
2,3
3,1
3,5
4,5

2
3,6
4
4,4
4,8
5,0
- Fe
1
1,8
3,1
3,6
4,0
4,5

2
3,3
4,3
3,9
4,3
4,7

Tabel 4. Lebar Daun
Perlakuan
Ul
Hari ke -






0
7
14
21
28
Kontrol
1
1,4
2
2,7
3,5
4

2
2,6
3,6
4
4,6
4,1
+ Fe
1
1,6
1,8
2,3
2,9
3,9

2
2,6
2,7
3,6
4,3
4,6
- Fe
1
1,6
2,2
2,5
3
3,3

2
3
3,2
3,3
3,6
3,7

Tabel 5. Gejala Morfologi Tanaman
Perlakuan
Ul
Gejala Morfologi Tanaman



Kontrol
1
Tanaman terserang kutu kebul, terdapat embun jelaga

2
Tanaman terserang kutu kebul, terdapat embun jelaga, pucuk daun putih, daun besar, bercak kuning
+Fe
1
Tanaman terserang kutu kebul, terdapat embun jelaga

2
Tanaman terserang kutu kebul, terdapat embun jelaga, pucuk daun putih, daun besar, bercak kuning
-Fe
1
Tanaman terserang kutu kebul, terdapat embun jelaga

2
Tanaman terserang kutu kebul, terdapat embun jelaga, pucuk daun putih, daun besar, bercak kuning


4.2 Pembahasan
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman memerluka banyak unsur, salah satunya adalah unsur hara. Unsur hara merupakan senyawa organic maupun senyawa anorganik yang digunakan untuk mensuplai kebutuhan hara tanaman. Unsur hara tanaman dibedakan menjadi 2 yaitu unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur Hara Makro adalah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah besar, yang termasuk unsur hara makro antara lain N, P, K, Ca, S dan Mg. Unsur Hara Mikro adalah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah kecil atau sedikit, yang termasuk unsur hara mikro adalah Fe, Cu, Zn, Mn, Mo, B, Na, Cl.
Kebutuhan unsur hara ini mutlak bagi setiap tanaman dan tidak bisa digantikan oleh unsur yang lain, tentunya dengan kadar yang berbeda sesuai jenis tanamannya sebab jika kekurangan unsur hara akan menghambat pertumbuhan tanaman itu sendiri. Defisiensi unsur hara, atau kata lain kekurangan unsur hara. bisa menyebabkan pertumbuhan tanaman yg tidak normal dapat disebabkan oleh adanya defisiensi satu atau lebih unsur hara, gangguan dapat berupa gejala visual yang spesifik. Berikut ini adalah penjelasan mengenai fungsi dan perananan masing masing unsur hara mikro beserta tanda-tanda tanaman yang mengalami kelebihan dan kekurangan unsur hara mikro :
lain.
1.      Klor (Cl)
Unsur hara ini berperan penting dalam meningkatkan tekanan osmosis sel, mencegah kehilangan air pada tanaman, memiliki peran yang penting terhadap proses fotosistem II. Kekurangan unsur ini dapat mengakibatkan tman tumbuh dengan tidak normal yang dapat ditandai dengan gejala daun menjadi layu dan lemas, warna daun keemasan. Sedangkan kelebihan unsur ini berakibat pada cepatnya laju tekanan osmosis di dalam sel.
2.      Besi (Fe)
Besi merupakan unsur hara mikro essensial bagi tanaman yang dapat diserap tanaman dalam bentuk yaitu Fe3+ dan diserap melalui mekanismenya yaitu intersepsi akar. Unsur ini memiliki fungsi dan peranan penting dalam pembentukan klorofil atau hijau daun, penting untuk pembentukan karbohidrat, lemak maupun protein. Peranan unsur ini juga sebagai pengaktif dalam berlangsungnya suatu proses biokimia dalam tubuh tanaman, penting juga dalam proses metabolism tanman.
Gejala kekurangan unsur hara ini yaitu nampak pada daun daun muda yang ditandai dengan perubahan warna daun dari hijau menjadi hijau pucat kemudiaan menguning namun tulang daun tetap berwarna hijau, namun lama kelamaan tulang daun juga akan mengalami klorosis dan berubah menjadi kuning bahkan ada yanag menjadi putih apabila sudah parah. Kelebihan unsur hara besi ini dapat mnyebabkan tanaman mengalami nekrosis, gejalanya yaitu ditandai dengan munculnya binik bintik hitam pada daun. Hal ini dapat meneyababkan tanaman menjadi terganggu pertumbuhannya dan mengalami kematian.
3.   Mangan (Mn)
Unsur mangan diserap tanaman dalam bentuk oksida oksida mangan. Unsur hara Mangan ini memiliki peranan dan fungsi khusus yaitu penting dalam proses asimilasi, sebagai pengaktif enzim dalam perombakan karbohidrat dan metabolism nitrogen. Ikut berperan dalam proses pembentukan klorofil daun.
Kekurangan unsur hara ini terlihat atau nampak pada daun pada tanaman yang melebar, daun tanaman hampir semua mengalami klorosis bahkan sampai ke daun muda, selain itu juga terlihat dengan gejala adanya bintik nekrotik pada daun Kekuranagana atau defisiensi unsur hara ini dapat terlihat dari daun yang menguning namun tulang daun tetap hijau.
4.   Seng (Zn)
Unsur seng ini diserap oleh tanaman dalam bentuk Zn2+. Unsur Seng ini memiliki peranan yaitu dalam pembentukan hormone auksin dan dalam keseimbangan fisiologis, dan dalam pertumbuhan vegetative tanaman terutama untu pertumbuhan biji dan buah.
Kekurangan unsur hara ini terlihat dari tanaman yang nampak kerdil, batang yang mana ruas ruasnya memendek, daun lebih mengecil dan mengumpul, daun muda mengalami nekrosis.
5.   Tembaga (Cu)
Fungsi dan peranan unsur hara ini yaitu activator enzim serta berperan dalam metabolism protein, kaebohidarat dan pertumbuhan fase generative tanaman, serta dalam fiksasai unsur nitrogen serta dalam penyusun lignin.
     Kekurangan unsur ini dapat mengakibatkan terganggunya proses pembungaan dan pembuahan, hal ini dapat dilihat dari gejala pada daun muda menjadi menguning dan kerdil atau pertumbuhan tergala pada daun muda menjadi menguning dan kerdil atau pertumbuhan tergganggu, daun mudah gugur serta tanaman layu tangkai daun melemah. Kelebihan unsur ini tanaman menjadi tampak kerdil dari biasanya, percabangan tanaman menjadi terbatas atau sedikit, terhambatnya pembentukan akar atau perakaran tanaman, akar berwarna lebih gelap seperti keracunan.
6.   Molibdenum
     Unsur hara molibdenum diserap akar tanaman dalam bentuk anion molibdad (MoO42-) yang juga melibatkan transpor aktif walaupun bukti langsung hal ini sangat sedikit. Fungsi molybdenum sebagai pengikat atau fiksasi nitrogen, katalisator dalam mereduksi N.
     Gejala kekurangan unsur ini tanaman menjadi terhambat pertumbuhannya, bungpun terhambat untuk muncul. Kelebihan unsur ini mengakibatkan keracunana tanaman.
7.   Boron
     Unsur ini dapat diserap oleh tanaman dalam bentuk anion BO3- . Fungsi dan peranan unsur ini saat metabolism asam nukleta, karbohidrat, protein, fenol dan auksin, penting dalam pembentukan sel tanaman terutama titik pucuk tanaman.
     Kekurangan unsur ini mengakibatkan pertumbuhan tanaman terhambat ditandai dengan mati puuk akar, buah mudah terserang penyakit. Kelebihan unsur ini mengakibatkan daun tanaman bagian ujung menjadi nekrosis.
8.   Natrium
     Fungsi maupun peranan unsur ini dalam memperbaiki pertumbuahn tanaman. Kekuranagn unsur ini akan mempengaruhi penyerapan unsur hara yang lain yaitu kalium. Kelebihan unsur ini akan mengurangi ketersediaan K. Tampak tanaman menjadi layu, kering dan mati.
Ada tiga mekanisme penyerapan unsur hara mikro oleh tanaman antara lain aliran massa (massa flow), difusi, dan intersepsi akar. Mekanisme aliran massa merupakan mekanisme dimana gerakan unsur dara pada tanah ke permukaan akar secara bersamaan dengan gerakan oleh masa air. Pada tanaman proses transpiraasi juga diikuti dengan penyerapan unsur hara oleh tanaman. Sedangkan mekanisme difusi yaitu penyerapan unsur hara yang terjadi karena perbedaan konsentrasi antara hara di larutan tanah dengan hara di koloid tanah. Konsentrasi yang tinggi karena ketiga posisi tersebut menyebabkan terjadi peristiwa difusi. Yang ketiga adalah mekanisme intersepsi akar dimana pad amekanisme ini didasarkan pada gerakan akar yang terus atau cenderung memanjang unntuk mendekati unsur hara.
Berdasarkan praktikum dengan indikator pertumbuhan tanaman terong dengan 3 perlakuan (perlakuan 1. kontrol, perlakuan 2 dengan penambahan Fe, perlakuan 3 dengan pengurangan Fe) dan 2 ulangan. Parameter yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun, lebar daun dan gejala morfologi tanaman.
Pada parameter tinggi tanaman, perlakuan dengan tingi tanaman tertinggi pada hari ke 27 hst dapat dilihat pada grafik 1 adalah dengan perlakuan +Fe dengan tinggi 10,9 cm (ulangan ke 2) tidak berbeda jauh dengan perlakuan –Fe dengan tinggi 10,8 cm (ulangan ke 2). Tinggi tanaman terendah ada pada perlakuan +Fe yaitu dengan tinggi 6,8 cm (ulangan ke 1).
                                                  Grafik 1. Tinggi Tanaman
Pada parameter jumlah daun, perlakuan dengan jumlah daun terbanyak pada hari ke 28 hst dapat dilihat pada grafik 2 adalah dengan perlakuan +Fe dengan jumlah daun 5 helai (ulangan ke 1). Jumlah daun paling sedikit ada pada perlakuan kontrol dan perlakuan +Fe yaitu dengan jumlah daun sama yaitu 3 helai (ulangan ke 2).
Grafik 2. Jumlah Daun
Pada parameter panjang daun, perlakuan dengan daun terpanjang pada hari ke 28 hst dapat dilihat pada grafik 3 adalah dengan perlakuan kontrol  dengan panjang daun 5,7 cm (ulangan ke 2) tidak berbeda jauh dengan perlakuan kontrol dengan panjang daun 5,6 cm (ulangan ke 1). Daun dengan panjang terpendek ada pada perlakuan +Fe (ulangan ke 1) dan –Fe (ulangan ke 1) dengan panjang daun sama yaitu 4,5 cm.
Grafik 3. Panjang Daun
Pada parameter lebar daun, perlakuan dengan daun terlebar pada hari ke 28 hst dapat dilihat pada grafik 4 adalah dengan perlakuan +Fe (ulangan ke 2)  dengan lebar daun 4,6 cm. Daun dengan lebar terpendek ada pada perlakuan–Fe (ulangan ke 1) dengan lebar daun yaitu 3,3 cm.
Grafik 4. Lebar Daun
Pada parameter gejala morfologi yang tampak pada tanaman yaitu perlakuan kontrol (ulangan 1) menunjukkan gejala pada daun tanaman tampak keputih putihan seperti terserang kutu kebul, sedangkan perlakuan kontrol (ulangan 2) menunjukkan gejala pada pucuk daun tanaman tampak keputih putihan seperti terserang kutu kebul, terdapat bercak kuning pada daun. Pada perlakuan + Fe (ulangan 1) menunjukkan gejala pada daun tanaman tampak keputih putihan seperti terserang kutu kebul, terdapat embun jelaga pada daun tanaman terong, sedangkan pada perlakuan + Fe (ulangan 2) menunjukkan gejala pada pucuk daun tanaman tampak keputih putihan seperti terserang kutu kebul, terdapat bercak kuning pada daun. Pada perlakuan - Fe (ulangan 1) menunjukkan gejala pada daun tanaman tampak keputih putihan seperti terserang kutu kebul, terdapat embun jelaga sedangkan pada perlakuan - Fe (ulangan 2) menunjukkan gejala pada pucuk daun tanaman tampak keputih putihan seperti terserang kutu kebul, terdapat bercak kuning pada daun.
Hampir semua tanaman menunjukkan gejala yang sama yaitu pada daun keputih putihan terdapat embun jelaga dan diduga hal ini dikarenakan tanaman terong terserang hama kutu kebul, sedangkan bercak kuning diduga dikarenakan tanaman mengalami defisiensi unsur hara mikro. Berdasarkan literature diketahui gejala kekurangan unsur Fe yaitu pada daun muda, mula-mula secara bertempat-tempat daun berwarna hijau pucat dan hijau kekuningan, tulang daun tetap berwarna hijau serta jaringannya tidak mati, pada tulang daun terjadi klorosis yang tadinya berwarna hijau berubah menjadi warna kuning dan ada pula yang menjadi warna putih. Sedangkan pemberian pupuk dengan kandungan Fe tinggi atau kelebihan unsur hara Fe dapat menyebabkan nekrosis yang ditandai dengan munculnya bintik-bintik hitam pada daun. Pada tanaman yang diamati menunjukkan gejala kekurangan unsur Fe yang mana daun keputihan dan menguning, sedangkan gejala kelebihan unsur Fe tidak nampak pada tanaman.
Rekomendasi yang dapat diberikan yaitu dalam melakukan pemupukan sebaiknya pupuk yang diberikan lengkap atau memenuhi secara lengkap kebutuhan tanaman akan unsur hara baik unsur hara makro maupun mikro. Terutama pemberian unsure hara mikro harus lengkap, meskipun unsure hara mikro dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang sedikit namun keberadaannya tidak dapat digantikan oleh unsur hara lainnya. Pemenuhan nutrisi tanaman ini sangat penting apabila diinginkan pertumbuhan tanaman yang normal.











BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1.      Unsur Hara adalah nutrisi yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan  tanaman. Tanaman dapat tumbuh normal apabila kebutuhan akan unsure haranya terpenuhi
2.      Unsur Hara mikro adalah senyawa organic maupun anorganik atau nutrisi pada tanaman yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah sedikit, meskipun dibutuhkan dalam jumlah sedikit namun keberadaan unsure ini tidak dapat digantikan oleh unsur yang lain
3.      Besi (Fe) merupakan salah satu unsur hara mikro yang essensial bagi tanaman. Fungsi dan peranan unsure ini bagi tanaman adalah penting bagi pembentukan hijau daun (klorofil), penting dalam pembentukan karbohidrat, lemak dan protein, selain itu besi berfungsi sebagai aktifator dalam proses biokimia, sebagai pelaksana pemindahan electron dalam proses metabolisme.
4.      Kebutuhan akan unsur hara oleh tanaman harus terpenuhi secara cukup. Apabila kekurangan maupun kelebihan unsur hara dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman terganggu bahkan mengakibatkan  tanaman mati.

5.2 Saran
Sebaiknya praktikan dalam melakukan pengamatan dilakukan dengan teliti agar data yang diperoleh valid.




DAFTAR PUSTAKA
Champbell, Reece dan Mitchell. 2007. Biologi. Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama.

Evita. 2009. Pengaruh Berbagai Konsentrasi Pupuk  Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kacang Buncis (Phaseolus vulgaris, L). Agronomi, 13(1):21-24.

Haryoto. 2009. Bertanam Terung dalam Pot. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.

Nelvia, Yetti, H. dan Indrawadi, L. 2011. Pengaruh Pemberian Molibdenum (Mo) terhadap Pertumbuhan  dan Produksi Kedelai. Teknobiologi, 2(1): 91 – 95

Novizan. 2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif.    Tanggerang: PT.Agro Media Pustaka.

Pracaya, IR. 2007. Bertanam Sayuran Organik. Jakarta : Penebar Swadaya.

Puspitasari, D., Purwani, K.I. dan Muhibuddin, A. 2012. Eksplorasi Vesicular Arbuscular Mycorrhiza (VAM) Indigenous pada Lahan Jagung di Desa Torjun, Sampang Madura. Sains dan Seni ITS, 1(2): 19-22.

Rosmarkam, A. 2007. Ilmu Kesuburan Tanah. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.

Surtinah. 2009. Pemberian Pupuk Organik Super Natural Nutrition (Snn) Pada Tanaman Selada ( Lactuca Sativa,L ) Di Tanah Ultisol. Ilmiah Pertanian, 6(1):20-25.

Widyati, E. 2011. Optimasi Pertumbuhan Cunn. Ex Benth. Padatana Bekas Tambang Batubara Dengan Ameliorasi Tanah Acacia crassicarpa. Penelitian Hutan Tanaman, 8(1):24-62.





No comments:

Post a Comment