UNIVERSITAS
JEMBER
FAKULTAS
PERTANIAN
JURUSAN BUDIDAYA
PERTANIAN
LABORATORIUM
FISIOLOGI TUMBUHAN DASAR
LAPORAN PRAKTIKUM
NAMA : DWI
HARTATIK
NIM : 111510501150
GOL/KEL : D/3
ANGGOTA : 1. ARGA S. (111510501134)
2. ALAN YANUAR (111510501135)
3. AMIRUDIN A.F. (111510501141)
ACARA :
IDENTIFIKASI GEJALA DEFISIENSI DAN KELEBIHAN UNSUR HARA MIKRO PADA TANAMAN
TANGGAL
PRAKTIKUM : 11 APRIL 2013
TANGGAL
PENYERAHAN : 14 MEI 2013
ASISTEN : 1. MOH.
AMINUDIN
2. ASRI RINA H.
3. FAJAR FIRMANSYAH
4. FAKHRUSY ZAKARIYA
5. KHUSNUL KHOTIMAH
6. NORMA LAILATUN NIKMAH
BAB
1. PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Tanaman
memerlukan air dan hara untuk bermetabolisme, tanaman dapat tumbuh dengan baik
atau normal apabila keebutuhan akan unsur haranya terpenuhi. Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya
ukuran tanaman meliputi tinggi tanaman, sedangkan perkembangan tanaman
merupakan proses bertambahnya berat dan lebar tanaman. Kedua proses ini baik
pertumbuhan maupun perkembangan tanaman dipengaruhi oleh ketersediaan unsur
hara. Apabila ketersidaan unsur hara tercukupi,, proses pertumbuhan maupun
perkembanga tanaman akan dapat berjalan normal. Hara merupakan material yang
dibutuhkan tanaman untuk melakukan proses demi kelangsungan hidupnya. Hara
merupakan kebutuhan utama tanaman, masing masing hara memiliki peranannya
masing masing. Hara berdasarkan kapasitas yang dibutuhkan tanaman dibedakan
menjadi hara makro dan hara mikro. Hara makro merupakan unsur hara yang
dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang besar. Unsur hara makro banyak secara
umumm banyak terdapat di alam atau udara misalnya Nitrogen Karbon dan Oksigen.
Sedangkan unsur hara mikro merupakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam
jumlah sedikit. Unsur hara mikro termasuk unsur hara esensial yang mana
meskipun dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit, namun harus ada bagi tanaman. Kebutuhan
akan unsur hara tanaman berbeda-beda, tanaman memerlukan hara yang tepat sesuai
kebutuhannya untuk dapat melakukan proses fisiologisnya secara normal.
Kekurangan maupun kelebihan unsur hara dalam tanaman akan menimbulkan
permasalahan bagi pertumbuhan tanaman. Defisiensi adalah kondisi dimanna
tanaman kekurangan unsur hara sehingga proses fisiologisnya terganggu.
Kelebihan maupun defisinsi unsur hara dapat dilihat secara visual dari gejala
yang muncul pada tanaman. Untuk itu kebutuhan akan unsur hara tanaman harus
tercukupi. Penambahan unsur hara yang diperlukan tanaman dapat dilakukan dengan
pemupukan. Pemupukan yaitu penambahan unsur hara yang dapat diberikan melalui
tanah maupun bagian tanaman untuk menambah atau mencukupi kebutuhan hara
tanaman agar tanaman dapat tumbuh dengan normal. Apabila tanaman menunjukkan
gejala pertumbuhan yang tidak normal pada bagian tanaman baik itu daun, akar,
dan batangnya perlu dilakukan pemupukan untuk memenuhi kebutuhan akan haranya
sehingga tanaman dapat tumbuh normal.
1.2
Tujuan
Untuk
mengetahui gejala defisiensi dan kelebihan unsur hara tertentu pada tanaman.
BAB
3. METODOLOGI
3.1
Waktu dan Tempat
Praktikum Layanan
Klinik Tanaman acara “Identifikasi Gejala Defisiensi Dan Kelebihan Unsur Hara
Mikro” dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 11 April 2013 di Laboratorium Fisiologi
Tumbuhan Fakultas Pertanian, Universitas Jember.
3.2
Alat Dan Bahan
3.2.1
Alat
1. Aquadest
2. Beaker glass
3. Polybag (60x40)
4. Erlenmeyer
5. Pipet Volume
6. Gelas ukur
7. Batang pengaduk
3.2.2
Bahan
1. Larutan Yoshida
2. Aquadest
3. Bibit terong
4. Pasir steril
3.3
Cara Kerja
1. Menyiapkan polybag yang telah
dilubangi bagian bawahnya, kemudian mengisi dengan air steril.
2. Menyiapkan larutan Yoshida yang
diambil dari larutan stok, untuk perlakuan defisiensi melakukan dengan
mengurangi salah satu unsur yang akan diidentifikasi. Sedangkan untuk perlakuan
kelabihan melakukan dengan menambah salah satu unsur yang akan diiidentifikasi.
3. Menyiapkan bibit tanaman dan mencuci
akar sampai kotoran hilang, menanam
bibit yang telah disiapkan ke dalam polibag.
4. Melakukan pemberian nutrisi
langsung pada media tanam.
5. Melakukan pemeliharaan dan
pemberantasan hama penyakit yang mungkin menyerang.
BAB
2. TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman pangan
banyak dibudidayakan di Indonesia. Hal ini dikarenakan kebutuhan akan akan
tanaman pangan cukup besar. Tanaman sayuran merupakan komoditas nomor dua
tanaman yang dibudidayakan, untuk itu budidaya tanaman sayuran memerlukan
perlakuan yang intensif antara lain pemupukan , pengelolaan hama penyakit
(Pracaya, IR., 2007).
Sayuran termasuk komoditas nomor 2
yang banyak dibudidayakan. Terung termasuk tanaman perdu yang tahunan.
Permintaan akan tanaman terong semakin tinggi, budidaya sayuran memerlukan perawatan
khusus agar didapatkan produksi yang optimal. Perawatan tersebut baik dari air
maupun kebutuhan akan nutrisinya. Kedua hal ini harus tercukupi agar
produksinya maksimal, tanaman yang kekurangan kedua hal ini baik air maupun
hara akan menunjukkan gejala yang berbeda beda (Haryoto, 2009).
Tanaman membutuhkan asupan atau
suplai hara untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Hara tanaman terbagi menjadi
unsur hara mikro dan unsur hara makro. Unsur hara makro adalah unsur hara yang
dibutuhkan dalam jumlah banyak oleh tanama. Sedangkan unsur hara mikro adalah
unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang sedikit namun esensial
bagi tanaman. Meskipun dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit namun unsur hara
mikro ini harus tersedia untuk tanaman. Unsur hara akan mempengaruhi kualitas
suatu tanaman. Kekurangan unsur hara mikro akan mengganggu fisiologis tanaman
yag dapat berakibat terhadap penurunan produksi tanamn. Kekurangan unsur hara
mikro tanaman dapat diatasi salah satunya dengan pemanfaatan mikoriza. Mikoriza
dapat membantu penyerapan hara oleh akar tanaman
(Puspitasari,
D., Purwani, K.I. dan Muhibuddin, A., 2012).
Unsur hara mikro merupakan unsur
hara yang harus ada untuk tanaman dan dibutuhkan dalam jumlah sedikit. Meski
hanya dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit, kekurangan salah satu unsur hara
mikro maupun kelebihan unsur ini dapat menyebabkan gangguan metabolime bahkan
kematian pada tanaman. Unsur hara mikro antara lain: Fe, Zn, Mn, Cu, Mg. Masing
masing unsur hara ini memiliki peran dan fungsinya masing masing. Apabila salah
satu dari unsur tersebut tidak dipenuhi baik kekurangan maupun kelebihan dapat
menimbulkan permasalahan bagi tanaman. Permasalahan ini dapat berupa gangguan
fisiologis tanaman, gangguan ini dapat terlihat dari gejala yang ditunjukkan
oleh tanaman (Widyati, E., 2011).
Untuk memenuhi kebutuhan hara
tanaman perlu dilakukan pemupukan, pemupukan berperan untuk mensuplai atau
memasok nutrisi yng dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangnya.
Unsur hara baik yang mikro maupun makro memiliki peranan dalam metabolism
tumbuhan. Pertumbuhan tanaman sangat bergantung atau dipengaruhi oleh
ketersediaan atau tercukupinya unsur hara untuk tanaman (Surtinah, 2009).
Produktivitas tanaman sangat
dipengaruhi ketersediaan kebutuhan unsur hara baik makro maupun mikro oleh
tanaman. Unsur hara mikro yang pada dasarnya unsur hara esensial bagi tanaman
mutlak diperlukan tanaman. Salah satu unsur
hara mikro yaitu Mo, unsur ini berperan dalam asimilasi nitrogen NO3¯, unsur
ini sangat diperlukan untuk fiksasai N
(Nelvia, Yetti,
H. dan Indrawadi, L., 2011).
Pemupukan yang umum dilakukan
hanyalah mengadung hara makro saja,
padahal hara mikro mutlak juga diperlukan tanaman. Masing masing unsur hara
memiliki peranan sendiri sendiri, untuk itu pemberian unsur hara atau nutrisi
pada tanaman harus lengkap jika ingin semua aspek pertumbuhan dan perkembangan
tanaman berlangsung normal, sehinga berproduksi tinggi. Kekurangan salah satu unsur
hara tanaman akan mngakibatkan gejala pada tanaman,, baik gejala kekurangan
maupun kelebihan unsur hara (Evita, 2009).
Tanaman memerlukan nutrisi untuk
tumbuh dan kembangnya., sama seperti manusia. Tanaman memerlukan hara untuk
proses metabolismenya, yaitu perubahan senyawa organic menjadi energy. Peranan unsur
hara tidak dapat tergantikan oleh senyawa lainnya. Kekurangan unsur hara atau
defisiensi hara yaitu kondisi dimana tanaman tidak terpenuhi kebutuhan
nutrisinya untuk pertumbuhan dan perkembangnnya. Defisiensi unsur hara dapat
dilihat dari gejala yang ditimbulkan pada tanaman (Novizan, 2002).
Defisiensi didefinisikan sebagai
kondisi dimana tanaman kekurangan material berupa unsur hara yang
dibutuhkannya. Unsur yang dibutuhkan tanaman beda-berbeda tergantung jenis
tanamannya. Kebutuhan unsur hara ini berpengaruh terhadap metabolisme tanaman
dan fisiologis tanaman. Tanaman memerlukan unsur hara dengan porsi yang
berbeda-beda, kekurangan maupun kelebihan unsur hara menimbulkan permasalahan
dalam pertumbuhan tanaman, permasalahan ini dapat diketahui dengan gejala yang
terlihat atau nampak pada tanaman (Champbell, Reece dan Mitchell, 2007).
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 1.Tinggi Tanaman
Perlakuan
|
Ul
|
Hari Ke-
|
|||||||||
0
|
3
|
6
|
9
|
12
|
15
|
18
|
21
|
24
|
27
|
||
Kontrol
|
1
|
2,57
|
3,77
|
4,6
|
4,73
|
5,53
|
5,8
|
6,23
|
6,5
|
7,67
|
7,83
|
2
|
2,93
|
5,73
|
7,67
|
7,87
|
8,3
|
8,97
|
9,17
|
9,3
|
9,5
|
9,67
|
|
+ Fe
|
1
|
2,07
|
2,87
|
3,83
|
4
|
5,2
|
5,3
|
5,53
|
5,7
|
6,7
|
6,8
|
2
|
2,93
|
4,73
|
8
|
8,2
|
8,4
|
8,87
|
9,5
|
9,8
|
10,5
|
10,9
|
|
- Fe
|
1
|
2,3
|
3,5
|
4,5
|
4,5
|
5,5
|
6,2
|
6,9
|
7,3
|
7,5
|
7,5
|
2
|
2,8
|
4,9
|
4,9
|
7,7
|
8,8
|
9,2
|
9,7
|
10,2
|
10,7
|
10,8
|
Tabel 2. Jumlah
Daun
Perlakuan
|
Ul
|
Hari Ke -
|
||||
0
|
7
|
14
|
21
|
28
|
||
Control
|
1
|
3
|
3
|
3
|
3
|
4
|
2
|
1
|
2
|
2
|
3
|
3
|
|
+ Fe
|
1
|
3
|
4
|
4
|
4
|
5
|
2
|
2
|
2
|
3
|
3
|
3
|
|
- Fe
|
1
|
3
|
3
|
3
|
4
|
4
|
2
|
2
|
3
|
4
|
4
|
4
|
Tabel 3. Panjang
Daun
Perlakuan
|
Ul
|
Hari ke -
|
||||
0
|
7
|
14
|
21
|
28
|
||
Kontrol
|
1
|
1,9
|
3,0
|
4,0
|
5,5
|
5,6
|
|
2
|
3,9
|
5
|
5,4
|
6,2
|
5,7
|
+ Fe
|
1
|
1,5
|
2,3
|
3,1
|
3,5
|
4,5
|
|
2
|
3,6
|
4
|
4,4
|
4,8
|
5,0
|
- Fe
|
1
|
1,8
|
3,1
|
3,6
|
4,0
|
4,5
|
|
2
|
3,3
|
4,3
|
3,9
|
4,3
|
4,7
|
Tabel 4. Lebar
Daun
Perlakuan
|
Ul
|
Hari ke -
|
|
|
|
|
|
|
0
|
7
|
14
|
21
|
28
|
Kontrol
|
1
|
1,4
|
2
|
2,7
|
3,5
|
4
|
|
2
|
2,6
|
3,6
|
4
|
4,6
|
4,1
|
+ Fe
|
1
|
1,6
|
1,8
|
2,3
|
2,9
|
3,9
|
|
2
|
2,6
|
2,7
|
3,6
|
4,3
|
4,6
|
- Fe
|
1
|
1,6
|
2,2
|
2,5
|
3
|
3,3
|
|
2
|
3
|
3,2
|
3,3
|
3,6
|
3,7
|
Tabel 5. Gejala
Morfologi Tanaman
Perlakuan
|
Ul
|
Gejala Morfologi
Tanaman
|
|
|
|
Kontrol
|
1
|
Tanaman terserang
kutu kebul, terdapat embun jelaga
|
|
2
|
Tanaman terserang
kutu kebul, terdapat embun jelaga, pucuk daun putih, daun besar, bercak
kuning
|
+Fe
|
1
|
Tanaman terserang
kutu kebul, terdapat embun jelaga
|
|
2
|
Tanaman terserang
kutu kebul, terdapat embun jelaga, pucuk daun putih, daun besar, bercak
kuning
|
-Fe
|
1
|
Tanaman terserang
kutu kebul, terdapat embun jelaga
|
|
2
|
Tanaman terserang
kutu kebul, terdapat embun jelaga, pucuk daun putih, daun besar, bercak
kuning
|
4.2 Pembahasan
Pertumbuhan dan
perkembangan tanaman memerluka banyak unsur, salah satunya adalah unsur hara.
Unsur hara merupakan senyawa organic maupun senyawa anorganik yang digunakan
untuk mensuplai kebutuhan hara tanaman. Unsur hara tanaman dibedakan menjadi 2
yaitu unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur Hara
Makro adalah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah besar, yang
termasuk unsur hara makro antara lain N, P, K, Ca, S dan Mg. Unsur Hara Mikro
adalah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah kecil atau sedikit,
yang termasuk unsur hara mikro adalah Fe, Cu, Zn, Mn, Mo, B, Na, Cl.
Kebutuhan unsur hara ini mutlak bagi setiap tanaman dan
tidak bisa digantikan oleh unsur yang lain, tentunya dengan kadar yang berbeda
sesuai jenis tanamannya sebab jika kekurangan unsur hara akan menghambat
pertumbuhan tanaman itu sendiri. Defisiensi
unsur hara, atau kata lain kekurangan unsur hara. bisa menyebabkan pertumbuhan
tanaman yg tidak normal dapat disebabkan oleh adanya defisiensi satu atau lebih
unsur hara, gangguan dapat berupa gejala visual yang spesifik. Berikut ini adalah penjelasan
mengenai fungsi dan perananan masing masing unsur hara mikro beserta
tanda-tanda tanaman yang mengalami
kelebihan dan kekurangan unsur hara mikro :
lain.
1. Klor
(Cl)
Unsur hara ini
berperan penting dalam meningkatkan tekanan osmosis sel, mencegah kehilangan
air pada tanaman, memiliki peran yang penting terhadap proses fotosistem II.
Kekurangan unsur ini dapat mengakibatkan tman tumbuh dengan tidak normal yang
dapat ditandai dengan gejala daun menjadi layu dan lemas, warna daun keemasan.
Sedangkan kelebihan unsur ini berakibat pada cepatnya laju tekanan osmosis di
dalam sel.
2. Besi
(Fe)
Besi merupakan
unsur hara mikro essensial bagi tanaman yang dapat diserap tanaman dalam bentuk
yaitu Fe3+
dan diserap melalui mekanismenya yaitu intersepsi akar. Unsur
ini memiliki fungsi dan peranan penting dalam pembentukan klorofil atau hijau
daun, penting untuk pembentukan karbohidrat, lemak maupun protein. Peranan
unsur ini juga sebagai pengaktif dalam berlangsungnya suatu proses biokimia
dalam tubuh tanaman, penting juga dalam proses metabolism tanman.
Gejala
kekurangan unsur hara ini yaitu nampak pada daun daun muda yang ditandai dengan
perubahan warna daun dari hijau menjadi hijau pucat kemudiaan menguning namun
tulang daun tetap berwarna hijau, namun lama kelamaan tulang daun juga akan
mengalami klorosis dan berubah menjadi kuning bahkan ada yanag menjadi putih
apabila sudah parah. Kelebihan unsur hara besi ini dapat mnyebabkan tanaman
mengalami nekrosis, gejalanya yaitu ditandai dengan munculnya binik bintik
hitam pada daun. Hal ini dapat meneyababkan tanaman menjadi terganggu
pertumbuhannya dan mengalami kematian.
3. Mangan
(Mn)
Unsur mangan
diserap tanaman dalam bentuk oksida oksida mangan. Unsur hara Mangan ini
memiliki peranan dan fungsi khusus yaitu penting dalam proses asimilasi,
sebagai pengaktif enzim dalam perombakan karbohidrat dan metabolism nitrogen.
Ikut berperan dalam proses pembentukan klorofil daun.
Kekurangan unsur
hara ini terlihat atau nampak pada daun pada tanaman yang melebar, daun tanaman
hampir semua mengalami klorosis bahkan sampai ke daun muda, selain itu juga
terlihat dengan gejala adanya bintik nekrotik pada daun Kekuranagana atau
defisiensi unsur hara ini dapat terlihat dari daun yang menguning namun tulang
daun tetap hijau.
4.
Seng (Zn)
Unsur seng ini
diserap oleh tanaman dalam bentuk Zn2+. Unsur Seng ini memiliki
peranan yaitu dalam pembentukan hormone auksin dan dalam keseimbangan
fisiologis, dan dalam pertumbuhan vegetative tanaman terutama untu pertumbuhan
biji dan buah.
Kekurangan unsur
hara ini terlihat dari tanaman yang nampak kerdil, batang yang mana ruas
ruasnya memendek, daun lebih mengecil dan mengumpul, daun muda mengalami
nekrosis.
5.
Tembaga (Cu)
Fungsi dan
peranan unsur hara ini yaitu activator enzim serta berperan dalam metabolism
protein, kaebohidarat dan pertumbuhan fase generative tanaman, serta dalam
fiksasai unsur nitrogen serta dalam penyusun lignin.
Kekurangan unsur ini dapat mengakibatkan
terganggunya proses pembungaan dan pembuahan, hal ini dapat dilihat dari gejala
pada daun muda menjadi menguning dan kerdil atau pertumbuhan tergala pada daun
muda menjadi menguning dan kerdil atau pertumbuhan tergganggu, daun mudah gugur
serta tanaman layu tangkai daun melemah. Kelebihan unsur ini tanaman menjadi
tampak kerdil dari biasanya, percabangan tanaman menjadi terbatas atau sedikit,
terhambatnya pembentukan akar atau perakaran tanaman, akar berwarna lebih gelap
seperti keracunan.
6.
Molibdenum
Unsur hara
molibdenum diserap akar tanaman dalam bentuk anion molibdad (MoO42-) yang juga
melibatkan transpor aktif walaupun bukti langsung hal ini sangat sedikit. Fungsi
molybdenum sebagai pengikat atau fiksasi nitrogen, katalisator dalam mereduksi
N.
Gejala kekurangan unsur ini tanaman menjadi
terhambat pertumbuhannya, bungpun terhambat untuk muncul. Kelebihan unsur ini
mengakibatkan keracunana tanaman.
7.
Boron
Unsur ini dapat
diserap oleh tanaman dalam bentuk anion BO3- . Fungsi
dan peranan unsur ini saat metabolism asam nukleta, karbohidrat, protein, fenol
dan auksin, penting dalam pembentukan sel tanaman terutama titik pucuk tanaman.
Kekurangan unsur ini mengakibatkan
pertumbuhan tanaman terhambat ditandai dengan mati puuk akar, buah mudah
terserang penyakit. Kelebihan unsur ini mengakibatkan daun tanaman bagian ujung
menjadi nekrosis.
8.
Natrium
Fungsi maupun peranan unsur ini dalam
memperbaiki pertumbuahn tanaman. Kekuranagn unsur ini akan mempengaruhi
penyerapan unsur hara yang lain yaitu kalium. Kelebihan unsur ini akan
mengurangi ketersediaan K. Tampak tanaman menjadi layu, kering dan mati.
Ada tiga
mekanisme penyerapan unsur hara mikro oleh tanaman antara lain aliran massa
(massa flow), difusi, dan intersepsi akar. Mekanisme aliran massa merupakan
mekanisme dimana gerakan unsur dara pada tanah ke permukaan akar secara
bersamaan dengan gerakan oleh masa air. Pada tanaman proses transpiraasi juga
diikuti dengan penyerapan unsur hara oleh tanaman. Sedangkan mekanisme difusi
yaitu penyerapan unsur hara yang terjadi karena perbedaan konsentrasi antara
hara di larutan tanah dengan hara di koloid tanah. Konsentrasi yang tinggi
karena ketiga posisi tersebut menyebabkan terjadi peristiwa difusi. Yang ketiga
adalah mekanisme intersepsi akar dimana pad amekanisme ini didasarkan pada
gerakan akar yang terus atau cenderung memanjang unntuk mendekati unsur hara.
Berdasarkan
praktikum dengan indikator pertumbuhan tanaman terong dengan 3 perlakuan
(perlakuan 1. kontrol, perlakuan 2 dengan penambahan Fe, perlakuan 3 dengan pengurangan
Fe) dan 2 ulangan. Parameter yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah daun,
panjang daun, lebar daun dan gejala morfologi tanaman.
Pada parameter
tinggi tanaman, perlakuan dengan tingi tanaman tertinggi pada hari ke 27 hst
dapat dilihat pada grafik 1 adalah dengan perlakuan +Fe dengan tinggi 10,9 cm
(ulangan ke 2) tidak berbeda jauh dengan perlakuan –Fe dengan tinggi 10,8 cm
(ulangan ke 2). Tinggi tanaman terendah ada pada perlakuan +Fe yaitu dengan
tinggi 6,8 cm (ulangan ke 1).
Grafik 1. Tinggi Tanaman
Pada parameter
jumlah daun, perlakuan dengan jumlah daun terbanyak pada hari ke 28 hst dapat
dilihat pada grafik 2 adalah dengan perlakuan +Fe dengan jumlah daun 5 helai
(ulangan ke 1). Jumlah daun paling sedikit ada pada perlakuan kontrol dan
perlakuan +Fe yaitu dengan jumlah daun sama yaitu 3 helai (ulangan ke 2).
Grafik 2. Jumlah Daun
Pada parameter
panjang daun, perlakuan dengan daun terpanjang pada hari ke 28 hst dapat
dilihat pada grafik 3 adalah dengan perlakuan kontrol dengan panjang daun 5,7 cm (ulangan ke 2)
tidak berbeda jauh dengan perlakuan kontrol dengan panjang daun 5,6 cm (ulangan
ke 1). Daun dengan panjang terpendek ada pada perlakuan +Fe (ulangan ke 1) dan
–Fe (ulangan ke 1) dengan panjang daun sama yaitu 4,5 cm.
Grafik 3. Panjang Daun
Pada parameter
lebar daun, perlakuan dengan daun terlebar pada hari ke 28 hst dapat dilihat
pada grafik 4 adalah dengan perlakuan +Fe (ulangan ke 2) dengan lebar daun 4,6 cm. Daun dengan lebar
terpendek ada pada perlakuan–Fe (ulangan ke 1) dengan lebar daun yaitu 3,3 cm.
Grafik 4. Lebar Daun
Pada parameter
gejala morfologi yang tampak pada tanaman yaitu perlakuan kontrol (ulangan 1) menunjukkan
gejala pada daun tanaman tampak keputih putihan seperti terserang kutu kebul,
sedangkan perlakuan kontrol (ulangan 2) menunjukkan gejala pada pucuk daun
tanaman tampak keputih putihan seperti terserang kutu kebul, terdapat bercak
kuning pada daun. Pada perlakuan + Fe (ulangan 1) menunjukkan gejala pada daun
tanaman tampak keputih putihan seperti terserang kutu kebul, terdapat embun
jelaga pada daun tanaman terong, sedangkan pada perlakuan + Fe (ulangan 2)
menunjukkan gejala pada pucuk daun tanaman tampak keputih putihan seperti
terserang kutu kebul, terdapat bercak kuning pada daun. Pada perlakuan - Fe
(ulangan 1) menunjukkan gejala pada daun tanaman tampak keputih putihan seperti
terserang kutu kebul, terdapat embun jelaga sedangkan pada perlakuan - Fe
(ulangan 2) menunjukkan gejala pada pucuk daun tanaman tampak keputih putihan
seperti terserang kutu kebul, terdapat bercak kuning pada daun.
Hampir semua
tanaman menunjukkan gejala yang sama yaitu pada daun keputih putihan terdapat
embun jelaga dan diduga hal ini dikarenakan tanaman terong terserang hama kutu
kebul, sedangkan bercak kuning diduga dikarenakan tanaman mengalami defisiensi
unsur hara mikro. Berdasarkan literature diketahui gejala
kekurangan unsur Fe yaitu pada daun muda, mula-mula secara bertempat-tempat daun
berwarna hijau pucat dan hijau kekuningan, tulang daun tetap berwarna hijau
serta jaringannya tidak mati, pada tulang daun terjadi klorosis yang tadinya
berwarna hijau berubah menjadi warna kuning dan ada pula yang menjadi warna putih.
Sedangkan pemberian pupuk dengan kandungan Fe
tinggi atau kelebihan unsur hara Fe dapat menyebabkan nekrosis yang ditandai
dengan munculnya bintik-bintik hitam pada daun. Pada tanaman yang diamati
menunjukkan gejala kekurangan unsur Fe yang mana daun keputihan dan menguning,
sedangkan gejala kelebihan unsur Fe tidak nampak pada tanaman.
Rekomendasi yang
dapat diberikan yaitu dalam melakukan pemupukan sebaiknya pupuk yang diberikan
lengkap atau memenuhi secara lengkap kebutuhan tanaman akan unsur hara baik
unsur hara makro maupun mikro. Terutama pemberian unsure hara mikro harus
lengkap, meskipun unsure hara mikro dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang
sedikit namun keberadaannya tidak dapat digantikan oleh unsur hara lainnya.
Pemenuhan nutrisi tanaman ini sangat penting apabila diinginkan pertumbuhan
tanaman yang normal.
BAB
5. PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1. Unsur
Hara adalah nutrisi yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tanaman dapat tumbuh normal apabila
kebutuhan akan unsure haranya terpenuhi
2. Unsur
Hara mikro adalah senyawa organic maupun anorganik atau nutrisi pada tanaman
yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah sedikit, meskipun dibutuhkan dalam
jumlah sedikit namun keberadaan unsure ini tidak dapat digantikan oleh unsur
yang lain
3. Besi
(Fe) merupakan salah satu unsur hara mikro yang essensial bagi tanaman. Fungsi
dan peranan unsure ini bagi tanaman adalah penting bagi pembentukan hijau daun
(klorofil),
penting dalam
pembentukan karbohidrat, lemak dan protein, selain itu besi berfungsi sebagai aktifator dalam
proses biokimia, sebagai
pelaksana pemindahan electron dalam proses metabolisme.
4. Kebutuhan akan unsur hara oleh tanaman harus terpenuhi
secara cukup. Apabila kekurangan maupun kelebihan unsur hara dapat
mengakibatkan pertumbuhan tanaman terganggu bahkan mengakibatkan tanaman mati.
5.2
Saran
Sebaiknya
praktikan dalam melakukan pengamatan dilakukan dengan teliti agar data yang
diperoleh valid.
DAFTAR
PUSTAKA
Champbell,
Reece dan Mitchell. 2007. Biologi.
Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama.
Evita.
2009. Pengaruh Berbagai Konsentrasi Pupuk
Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kacang Buncis (Phaseolus
vulgaris, L). Agronomi, 13(1):21-24.
Haryoto. 2009. Bertanam Terung dalam Pot. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
Nelvia,
Yetti, H. dan Indrawadi, L. 2011. Pengaruh Pemberian Molibdenum (Mo) terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Kedelai. Teknobiologi, 2(1): 91 – 95
Novizan.
2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif.
Tanggerang: PT.Agro Media Pustaka.
Pracaya,
IR. 2007. Bertanam Sayuran Organik.
Jakarta : Penebar Swadaya.
Puspitasari,
D., Purwani, K.I. dan Muhibuddin, A. 2012. Eksplorasi Vesicular Arbuscular
Mycorrhiza (VAM) Indigenous pada Lahan Jagung di Desa Torjun, Sampang Madura. Sains dan Seni ITS, 1(2): 19-22.
Rosmarkam, A. 2007. Ilmu Kesuburan Tanah. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
Surtinah.
2009. Pemberian Pupuk Organik Super Natural Nutrition (Snn) Pada Tanaman Selada
( Lactuca Sativa,L ) Di Tanah Ultisol. Ilmiah
Pertanian, 6(1):20-25.
Widyati,
E. 2011. Optimasi Pertumbuhan Cunn. Ex Benth. Padatana Bekas Tambang Batubara
Dengan Ameliorasi Tanah Acacia crassicarpa. Penelitian
Hutan Tanaman, 8(1):24-62.
No comments:
Post a Comment