Mar 7, 2014

Laporan BATAS KRITIS SUATU UNSUR HARA N DAN PENGUKURAN KANDUNGAN KLOROFIL PADA TANAMAN

UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN DASAR
LAPORAN PRAKTIKUM
NAMA                                          : DWI HARTATIK
NIM                                              : 111510501150
GOL/KEL                                    : D/3
ANGGOTA                                 :   1. ARGA S.                      (111510501134)
                                                         2. ALAN YANUAR         (111510501135)
                                                         3. AMIRUDIN A.F.        (111510501141)
                                                         
ACARA                          : BATAS KRITIS SUATU UNSUR HARA N DAN PENGUKURAN KANDUNGAN KLOROFIL PADA TANAMAN
TANGGAL PRAKTIKUM      : 11 APRIL 2013
TANGGAL PENYERAHAN   : 14 MEI 2013
ASISTEN                                     : 1. MOH. AMINUDIN
                                                         2. ASRI RINA H.
                                                        3. FAJAR FIRMANSYAH     
                                                        4. FAKHRUSY ZAKARIYA
                                                        5. KHUSNUL KHOTIMAH
                                                        6. NORMA LAILATUN NIKMAH





BAB 1. PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Tanaman memerlukan unsur hara untuk tumbuh dan berkembang, kebutuhan tanaman akan unsur hara berbeda beda tergantung jenis tanaman, umur, kebutuhan tanaman itu sendiri dan kondisi lingkungan tanaman tersebut tumbuh. Kesuburan tanah berhubungann dengan ketersediaan unsur hara untuk tanaman agar tanaman dapat tumbuh normal. Tanah harus mampu menyediakan unsur hara yang cukup untuk tanaman. Tanaman membutuhkan unsur hara yang cukup dan seimbang. Apabila tanah tidak mampu memenuhi kebuutuhan tersebut sebaiknya dilakukan pemupukan. Pemupukan yaitu salah satu yang dilakukan untuk menambah atau mensuplai unsur hara untuk tanaman. Pupuk yang diberikan pada tanaman seharusnya seimbang atau sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tanaman agar tidak terjadi difesiensi maupun elebihan unsur hara. Batas kritis suatu unsur hara adalah salah satu cara untuk mengetahui jumlah atau takaran pupuk yang harus diberikan agar kebutuhannya terpenuhi. Nitrogen merupakan unsur hara makro yang mana dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang banyak. Nitrogen banyak terdapat di atmosfer, namun Nitrogen yang ada di alam tidak dapat diserap langsung oleh tanaman. Nitrogen berperan penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman, antara lain : berperan dalam sintesis protein, asam amino dan asam nukleat. Nitrogen berperan dalam pembentukan bagian vegetative tumbuhan meliputi akar , batang dan daun. Unsur ini berperan dalam mensintesis klorofil yang berperan dalam fotosintesis tanaman. Kekurangan unsur N dapat menganggu fisiologis tanaman bahkan menyebabkan kematian. Untuk itu kebutuhan unsur N tanaman harus terpenuhi secara cukup atau seimbang. Kelebihana pemberian unsur N ini juga akan menimbulkan permasalahan baru yaitu menurunya produksi tanaman. Kelebihan unsur nitrogen akan menyebabkan tanaman lebih terfokus pada perkembangan vegetative tanaman, sehingga pembentukan organ generative menjadi tidak maksimal. Akibatnya Untuk itu batas kritis disini berperan untuk megetahui kapasitas suatu unsur hara tertentu pada tanaman. Dengan diketahui batas kritis suatu unsur hara, dapat diperkirakan jumlah pupuk yang diberikan agar kebutuhan unsur hara tanaman tercukupi. Uji batas keritisan tanaman akan unsur N maupun unsur hara lainnya dapat dilakukan dengan menganalisis jaringan tanaman untuk memperkirakan tingkat kesuburan tanah.
1.2  Tujuan
Untuk mengetahui batas kritis suatu unsur pada tanaman.













BAB 3. METODOLOGI

3.1 Waktu Dan Tempat
            Praktikum Layanan Klinik Tanaman acara “Batas Kritis Suatu Unsur Hara Dan Pengukuran Kandungan klorofil Pada Tanaman” dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 11 April 2013 di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian, Universitas Jember.

3.2 Alat Dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Timbangan
2. Polibag (60 x 40) cm

3.2.2 Bahan
1. Pasir non-nutrisi
2. Benih jagung
3. Pupuk Urea, TSP, KCl

3.3 Cara Kerja
1. Persiapan pendahuluan (2 minggu sebelum perlakuan)
- Menyiapkan  pasir bebas hara dalam polibag (6kg)
- Memberi  pupuk dasar 2,06 g TSP dan 1,74 KCl
- Menanam  benih jagung 2 butir tiap polibag
- Membiarkan  selama 2 minggu dan dalam jangka waktu tersebut pemeliharaan tanaman perlu dilakukan
2.Perlakuan
- Menyiapkan polibag berisi tanaman jagung berumur 2 minggu dan berikan pupuk urea 0 g; 1 g; 2 g; 3 g; 4 g; 5 g secara merata sesuai perlakuan
- Melakukan  penyiraman sampai kapasitas lapang dan pemeliharaan secukupnya


BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Pupuk penting untuk diberikan pada tanaman untuk mensuplai kebutuhan hara tanaman yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Hara bagi tanaman sangat penting, hara baik yang makro maupun mikro penting untuk tanaman, hara diperoleh tanaman dengan cara ditambahkan melalui pemupukan maupun yang diperoleh langsung melaui penambatan udara
(Marlina, N., Saputro, E.A. dan Nurbaiti, A., 2012.).
Tanaman pangan banyak dibudidayakan di Indonesia. Hal ini dikarenakan kebutuhan akan akan tanaman pangan cukup besar. Tanaman sayuran merupakan komoditas nomor dua tanaman yang dibudidayakan, untuk itu budidaya tanaman sayuran memerlukan perlakuan yang intensif antara lain pemupukan , pengelolaan hama penyakit (Pracaya, IR., 2007).
Tanah yang subur adalah tanah yang dapat mensuplai kebutuhan hara tanaman. Tanah yang mampu menyediakan kebutuhan tanaman berupa air dan hara untuk tumbuh kembang tanaman itu sendiri. Namun ada kalanya tanah dalam kondisi yang dinamakan kondisi kekurangan hara tanah atau kondisi kritis tanah yang tidak mampu memenuhi hara tanaman. Hal ini dapat dikarenakan beberapa factor antara lain degradasi tanah. Keadaan ini kebutuhan tanah akan unsur hara dapat disuplai dengan cara pemupukan. Hara sangat penting bagi tanaman, unsur hara dapat menjadi factor pembatas dalam produksi tanaman
(Rosmarkam, A., 2007).
Nitrogen adalah unsur hara makro yang dibutuhkan tanaman dengan jumlah banyak. Nitrogen berperan dalam pertumbuhan dna perkembangan tanaman. Kekurangan unsur hara tanaman akan berpengaruh terhadap terhadap tumbuh dan perkembangan Kekurangan unsur N pada tanaman akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman antara lain : produktivitas tanaman dilihat dari berat kering tanaman, keadaan daun, tinggi tanaman. Hal ini dikarenakan nitrogen berperan dalam sintesis protein dimana sintesis ini berpengaruh terhadap perkembangan protoplasma untuk membentuk organ tanaman. Unsur hara N digunakan untuk pembentukan bagian vegetative tanaman, meliputi daun, batang, akar. Faktor yang mempengaruhi serapan Nitrogen oleh tanaman antara lain yaitu respirasi, pemadatan tanah konsentrasi   unsur   hara,   kerapatan   dan   penyebaran   akar,  pH    tanah    dan    daya    serap    tanaman.    Penambahan    pupuk nitrogen    dapat  merangsang   pertumbuhan   akar   dan   meningkatkan   kemampuan    akar  dalam  menyerap    unsur    hara
(Fajarditta, F., Sumarsono  dan  Kusmiyati, F.,  2012).
Tumbuhan senantiasa membutuhkan nutrisi untuk tumbuh, kembangnya. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman dapat berjalan dengan normal apabila kebutuhan akan nutrisinya juga terpenuhi. Unsur hara tanaman baik mikro maupun makro, yang mana unsur hara makro yang mana dibutuh kan tanaman dalam jumlah banyak, sedangkan unsur hara mikro adalah unsur hara yang dibutuhkan atau harus ada pada tanaman meskipun dlam jumlah yang sedikit. Salah satu unsur hara makro dan esensial bagi tanaman adalah Niitrogen. Kekurangan akan unsur ini dapat menghambat pertumbuhan tanaman bahkan kematian tanaman (Adiputra, I. G., 2010).
Kebutuhan tanaman akan hara berbeda beda. Tidak semua hara dalam tanah dapat diserap oleh akar tanaman. Beberapa unsur hara tanaman memerlukan bantuan mikroorganisme untuk merombak hara menjadi unsur yang dapat diserap oleh tanaman. Salah satunya yaitu Nitrogen, N tidak dapat digunakan tanaman langsung, mikroorganismen nitrosomonas dan nitrosobacter cberperan untuk merubah N menjadi nitratt maupun nitrit (Champbell et all, 2007).
Unsur hara Nitrogen tidak hanya ada di atmosfer, unsur hara dapat diperoleh dari pupuk kandang. Protein yang dirombak dari kotoran ayam menjadi asam amino kemudian menjadi gas amoniak. Gas ini akan bereaksi dengan air menjadi ammonium. Amonia ini yang mudah tersedia untuk tanaman dan mikroba tanah. Pada kondisi tertentu dapat terjadi nitrifikasi, sehingga hasilnya  dapat diserap oleh tanaman. Dalam perombakan atau proses nitrifikasi dibantu oleh nitrosomonas dan nitrisobacter
(Sholikah, M. H., Suyono, dan Wikandari, P. R., 2013).
Nitrogen yang dapat disserap tanaman yaitu dalam bentuk nitrat maupun nitrit. Nitrogen merupakan bagian atau komponen yang penting dari asam amino, asam nukleat, nukleotida dan klorofil. Nitrogen memiliki peranan yang sangat penting bagi tumbuh kembang tanaman. Peranan ini antara lain : meningkatkan kadar protein, berperan dalam pertumbuhan daun, berperan dalam mikroorgaisme dalam tanah, memperbaiki kualitas dan jumlah daun, mempengaruhi warna hijau daun (Novizan, 2002).
Kandungan atau konsentrasi N pada daun berperan dalam laju fotosintesis tanaman dan produksi tanaman. Pentingnya kandungan Nitrogen bagi tanaman sehingga mendasari pentingnya penambahan pupuk yang mengandung unsur N untuk mensuplai kekurangan Nitrogen tanaman. Untuk itu perlu diketahui tanaman yang kekurangan maupun kelebihan N
(Thamrin, M., Susanto, S. dan Santosa, E., 2009.).




















BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 1. Tinggi Tanaman
Perlakuan
Ul
Hari Ke-
0
3
6
9
12
15
18
21
24
27
0 gr (Kontrol)
1
0
0,83
8,63
16,8
27,56
36,83
42,43
44,33
48,56
52,73
2
0
1,6
8,66
17,7
28,66
38,83
38,66
41,83
48,83
50,16
1 gr
1
0
0,33
4,6
10,1
18,9
24,9
26,50
28,1
36,15
41,3
2
0
0,56
8,83
18,9
31,3
44
45
45
50,66
60,06
2 gr
1
0
0,33
8,83
17,6
27
35,16
40,5
40,5
49,56
51,56
2
0
1,46
10,5
16,3
29,66
49,33
69
73,66
82
85,73
3 gr
1
0
1,06
8,67
18,76
29,83
39,4
47,33
50,83
55
64,03

2
0
0,63
9,8
25,6
29,66
55,33
72,83
78
88
94,86
4 gr
1
0
3,2
12,3
20,16
28
47,03
64,5
69,5
74,5
83,16

2
0
0,2
8,73
30,8
37,33
42,73
64
71,5
80,3
101,67
5 gr
1
0
0,96
13
27,03
30,33
46,83
57
67,5
68,6
73

2
0
0,6
7,1
14,5
29,66
36,03
66,66
70,16
78
89,67
6 gr
1
0
1,43
12,83
20,46
21,66
27,6
33,83
36,33
39,6
43,2

2
0
0,80
11,4
25,66
25,66
34,83
55,5
60,16
62,83
85,67

Tabel 2. Jumlah Daun
Perlakuan
Ul
Hari Ke -
0
7
14
21
28
0 gr (Kontrol)
1
0
3
5
5
5
2
0
3
6
6
6
1 gr
1
0
3
5
6
7
2
0
3
5
6
7
2 gr
1
0
3
5
6
7
2
0
3
6
7
9
3 gr
1
0
3
5
5
6

2
0
3
6
8
8
4 gr
1
0
3
6
6
6

2
0
3
6
9
9
5 gr
1
0
3
6
6
6

2
0
2
4
7
9
6 gr
1
0
3
3
5
4

2
0
3
6
7
6



Tabel 3. Panjang Daun
Perlakuan
Ul
Hari Ke -
0
7
14
21
28
0 gr (Kontrol)
1
0
6
17,8
32,48
38,06
2
0
5,7
22,26
30,52
37,26
1 gr
1
0
4,8
19,8
32,33
42,3
2
0
6,3
25,2
41,32
50,2
2 gr
1
0
6,16
20,35
31,3
36,06
2
0
6,83
28,43
49,4
72,23
3 gr
1
0
6,13
22,08
34,05
45,43

2
0
7,5
32,06
52,76
78,06
4 gr
1
0
7,3
30,53
46,81
61,8

2
0
7,16
31,86
56,22
66,9
5 gr
1
0
8,16
29,24
37,96
53,9

2
0
   4,36
28,3
41,54
66,7
6 gr
1
0
7,36
20,75
24,84
80,6

2
0
7,5
27,93
38,59
54,75

Tabel 4. Lebar Daun
Perlakuan
Ul
Hari Ke -
0
7
14
21
28
0 gr (Kontrol)
1
0
1,15
1,31
1,88
2,23
2
0
1,36
1,44
1,87
2,64
1 gr
1
0
0,83
0,96
1,65
9,13
2
0
1,13
1,61
2,4
3,81
2 gr
1
0
1,16
1,47
2,29
2,33
2
0
1,33
1,83
3,5
5,23
3 gr
1
0
1,35
1,58
2,22
2,63

2
0
1,43
1,73
3,7
7,66
4 gr
1
0
1,35
1,84
2,99
3,83

2
0
1,36
2,11
3,44
7,23
5 gr
1
0
1,56
1,75
2,46
3,26

2
0
1,56
2,83
3,22
4,5
6 gr
1
0
1,5
1,24
1,84
2,16

2
0
1,33
1,77
2,18
3,61

Tabel 5. Gejala Morfologi Tanaman
Perlakuan
Ul
Gejala Morfologi Tanaman



0 gr (Kontrol)
1
Daun klorosis

2
Kerdil, daun sempit dan pendek, berwarna orange
1 gr
1
Daun klorosis

2
Kerdil, daun sempit dan pendek, berwarna kuning
2 gr
1
Daun klorosis

2
Tepi daun menguning
3 gr
1
Daun klorosis

2
Subur, tinggi, daun lebar berwarna hijau
4 gr
1
Daun klorosis

2
Subur, tinggi, daun lebar, berwarna hijau
5 gr
1
Daun hijau

2
Daun hijau, cukup subur
6 gr
1
Daun hijau

2
Daun hijau, cukup subur

4.2 Pembahasan
Unsur hara dapat berupa senyawa organic maupun an organik yang ada di dalam tanah ataupun penambahan pada tanaman melalui pemupukan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara pada tanaman yang tidak terpenuhi di dalam tanah. Kebutuhan tanaman akan unsur hara harus terpenuhi secara lengkap dan cukup agar tanaman dapat tumbuh dengan normal. Unsur hara dibedakan menjadi dua antara lain yaitu unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak. Sedangkan unsur hara mikro merupakan unsur hara yang dibuttuhkan tanaman dalam jumlah yang sedikit. Unsur hara makro banyak tersedia di alam atau di udara, unsur hara antara lain N, P, K, Ca, S dan Mg.
Kebanyakan unsur hara makro memang tersedia di alam, namun tidak semua unsur hara makro dapat langsung diserap oleh tanaman. Untuk itu perlunya dilakukan suplai unsur hara apabila tanaman kekurangan unsur hara salah satunya melalui pemupukan. Penting diketahui bahwa kebutuhan tanaman akan unsur hara sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman, pemupukan yang dilakukan seharusnya disesuaikan dengan kebutuhan tanaman akan unsur hara tersebut. Penentuan kebutuhan pemupukan ini dapat dilakukan dengan perkiraan batas kritis suatu unsur hara. Batas kritis merupakan konsentrasi yang menunjukkan pembagian antara keadaan yang respon suatu tanaman dengan pemupukan yang dilakukan. Apakan suatu tanaman respon atau tidak terhadap pemupukan yang diberikan. Perhitungan batas kritis suatu unsur hara data dibaca apabila kadar hara suatu tanah lebih rendah dari batas kritis maka dapat dikatakan bahwa respon tanaman akan pemupukan cukup tinggi namun sebalikya apabila kadar unsur hara tanaman lebih tinggi dari pada batas kritis suatu unsur hara, maka respon tanaman akan pemupukan dapat dikatakan rendah. Uji tanah atau uji pot adalah salah satu percobaan yang dapat dilakukan untuk menetukan batas kritis suatu unsur hara. Percobaan ini dapat dilakukan dengan media pasir dalam polibag, media pasir ini memiliki kelebihan diantaranya yaitu media ini memiliki drainase dan aerasi yang cukup baik, porositasnya baik, daya ikat hara lemah sehingga banyak unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman, selain itu media ini lebih steril dan sulit terkontaminasi oleh jamur dan bakteri.
Unsur hara makro meupakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak. Unsur hara makro memiliki fungsi dan peranannya masing masing. Adapun jenis jenis unsur hara makro beserta fungsi dan peranannya bagi tanaman antara lain :
  1. Nitrogen (N)
Unsur ini banyak terdapat di udara, namun tanaman tidak dapat menggunakannya secara langsung. Nitrogen dapat diserap tanaman dalam bentuk ion nitrat (NO3-) dan amonium (NH4+). Mekanisme penyerapannya adalah ion nitrai yang diserap melalui akar direduksi baik di daerah akan atau ditranportasikan ke bagian atas tanaman menjadi asam amino (NH2) oleh enzim nitrat reduktase, asam asam amino ini kemudian dapat disusun menjadi protein protein tanaman dalam ribosom. Nitrogen ditransportasikan ke kanopi daun sebagai ion anorganik atau direduksi di daerah perakaran dan ditransportasikan dalam bentuk organik N, seperti asam amino atau amida. N mobil dalam floem, sehingga mudah ditranportasikan dari daun tua ke daun muda apabila terjadi difesiensi atau kekuranagn unsur hara N.  Unsur hara ini memiki fungsi dan peranan bagi tumbuhan antara lain merangsang pertumbuhan vegetative tanaman, berfungsi dalam sintesa asam amino dan protein dalam tanaman, sebagai penyusun klorofil pada daun.
Kekurangan maupun kelebihan unsur hara tanaman dapat mengakibatkan tanaman terganggu proses pertumbuhan dan perkembangannya. Terganggunya proses metabolism tanaman dapat dilihat dari gejala yang nampak pada tanaman.Defisiensi atau kekurangan unsur hara N pada tanaman dapat terlihat dari gejala daun tanaman tampak menguning atau sering disebut nekrosis. Nekrosis ini dimulai dari daun tua atau daun bagian bawah kemudian ke daun muda. Difesiensi yang berat, semua daun menjadi kuning kemudian berubah menjadi coklat dan mati. Sedangkan kelebihan unsur hara ini dapat terlihat dari tanaman menjadi lambat masak, sebab pertumbuhan vegetative tanaman terjadi secara berlebihan.
  1. Fosfor
Unsur hara Fosfor diserap oleh tanaman dalam bentuk ion ortofosfat, yaitu H2PO4- atau HPO4-2, tergantung pH tanah.  Fungsi dan peranan unsur hara ini bagi tanaman ialah untuk pengangkutan hasil metabolisme dalam tanaman, merangsang pembungaan dan pembuahan, pertumbuhan akar, pembentukan biji, pembelahan sel tanaman dan memperbesar jaringan sel, menyimpan energi dan mempercepat dalam proses pematangan buah.
Defisiensi atau kekurangan unsur P dalam tanaman dapat terlihat gejala pada tanaman yaitu berkurangnya pembentukan buah dan biji, tanaman menjadi kerdil, daun berwarna keunguan atau kemerahan atau berwarna hijau gelap dan tanaman terlhat kurang sehat. Sedangkan kelebihan unsur hara P pada tanaman dapat mengakibatkan gejala keracunan pada tanaman. Hal ini dapat ditunjukkan dengan gejala belang pada daun yang kemudian dapat menjadi terbakar atau nekrosis atau berubah menjadi kecoklatan. Keracunan yang parah dapat mengakibatkan tanaman mati.
  1. Kalium
Kalium diserap oleh tanaman dalam bentuk kation K monovalensi (K+). Fungsi dan peranan Kalium bagi tanaman yaitu membantu dalam pembentukan protein dan karbohidrat, berperan dalam  memperkuat dan mengeraskan jaringan tanaman agar daun, buah dan bunga tidak mudah gugur serta berperan untuk meningkatkan mutu dari biji dan buah.
Gejala yang nampak pada tanaman yang kekurangan unsur hara ini adalah terjadinya klorosis pada daun tua kemudian daun bagian tepi mengalami nekrosis. Selain itu tanaman yang kekuranag unsur Kalium lebih rentan terserang penyakit, lebih mudah mengalami kekeringan, batang tanaman mudah patah, dan terjadi lodging (rebah) kecambah.
  1. Sulfur
            Unsur ini diserap tanaman dalam bentuk ion sulfat (SO42-). Tanaman juga dapat menyerap S melalui akar dalam bentuk sistin dan metionin, tetapi ion SO42- diserap dalam perbandingan yang lebih besar. Sulfur atau belerang ini berperan dalam pembentukan bintil akar, membantu pertumbuhan anakan yang produktif dan membantu pembentukan butir hijau daun.
Gejala difesiensi unsur hara ini terlihat pada daun muda menjadi klorosis, menurunkan pertumbuhan biji bijian. Sedangkan gejala kelebihan unsur ini nampak pada daun mengalami nekrosis sebagian sebagian dan selanjutnya keseluruhan akan mengalami klorosis.
  1. Kalsium
Kalsium diserap tanaman dalam bentuk kation divalensi Ca. Fungsi dan peranan Calsium (Ca) bagi tanaman ialah ·  Sebagai pembentuk lamella tengah sel, membantu pembentukan protein, membantu stabilitas mitokondria, membantu litosis, membantu translokasi, membantu perpanjangan akar.
Gejala difesiensi unsur ini nampak atau terlihat pada jaringan atau daun muda, bagian tanaman yang terlihat gejalanya yaitu akar. Pada akar tanaman menjadi rusak susunannya, terlihat seperti terpuntir dan membengko pada titik tumbuhnya, kekurangan akut tanaman mati. Pada beberapa tanaman nampak daun menjadi klorosis dan menggulung.
  1. Magnesium
Tanaman dapat menyerap unsur ini dalam bentuk ion Mg2+. Fungsi dan peranan Magnesium bagi tanaman adalah magnesium merupakan bagian klorofil pada daun tanaman, berperan dalam pembentukan buah..
Gejala defisiensi nampak pada daun tua, nampak klorosis intervienal daun, urat daun tetap berwarna hijau, kekurangan yang berlanjut daun memucat tak seragam kemudian kecoklatan dan nekrosis.
Air dan cahaya matahari penting bagi tanaman, selain kedua factor tersebut unsur hara termasuk salah satu komponen yang diperlukan tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangnnya. Beberapa unsur hara bersifat essensial bagi tanaman atau memiliki peranannya masing-masing serta fungsi dan peranannya ini tidak bias digantikan dengan unsur hara lainnya.Unsur hara Nitrogen termasuk salah satu unsur hara makro essensial bagi tanaman. Nitrogen di dalam tanaman paling banyaik dibandingkan hara mineral yang lain, sebanyak 2-4 % dari berat kering tanaman.
Fungsi dan peranan unsur hara N bagi tanaman yaitu merangsang pertumbuhan dan pembentukan vegetative tanaman seperti daun, batang dan akar, penyusun sel (organ) tanaman, berfungsi sintesa asam amino dan protein dalam tanaman, menghasilkan dinding sel yang tipis sehingga memacu produksi tanaman yang lebih maksimal serta nitrogen sebagai penyusun klorofil pada daun. Klorofil merupakan bagian yang penting bagi tumbuhan, klorofil terdapat pada jaringan daun yang berfungsi sebagai penagkap cahaya yakni pada bagian kloroplasnya. Cahaya sangat mutlak dibutuhkan dalam proses fotosintesis, yakni difungsikan untuk memasak CO2 dan air menjadi karbohidrat, karbohidrat merupakan bahan makanan tumbuhan.
Kekurangan maupun kelebihan unsur hara tanaman dapat mengakibatkan tanaman terganggu proses pertumbuhan dan perkembangannya. Terganggunya proses metabolisme tanaman dapat dilihat dari gejala yang nampak pada tanaman. Defisiensi atau kekurangan unsur hara N pada tanaman dapat terlihat dari gejala daun tanaman tampak menguning atau sering disebut nekrosis. Nekrosis ini dimulai dari daun tua atau daun bagian bawah kemudian ke daun muda. Difesiensi yang berat, semua daun menjadi kuning kemudian berubah menjadi coklat dan mati.
Sedangkan kelebihan unsur hara ini dapat terlihat dari tanaman menjadi lambat masak, sebab pertumbuhan vegetative tanaman terjadi secara berlebihan. Kelebihan unsur ini akan menyebabkan keracunan, akibatnya pertumbuhan generative tanaman menjadi lebih pendek dan akhirnya akan menurunkan produksi atau kualitas hasil tanaman. Gejala yang terlihat pada tanaman yang kelebihan unsur hara ini adalah warna daun menjadi hijau gelap dan sukulen yaitu terlalu banyak mengandung air, tanaman menjadi rentan terserang OPT yakni hama, bakteri, jamur, virus dan gulma. Tanaman menjadi rapuh atau mudah roboh.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dengan parameter pertumbuhan tanaman jagung yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, panjang dan lebar daun serta gejala morfologi yang terlihat aatau nampak pada tanaman jagung. Berdasarkan praktikum dengan 6 perlakuan yaitu 0 gr Urea, 1 gr Urea, 2 gr Urea, 3 gr Urea, 4 gr Urea, 5 gr Urea dan 6 gr Urea. Dilakukan dengan 2 kali ulangan.
Pada parameter gejala morfologi tanaman yang nampak yaitu pada perlakuan 0 gr ulangan 1 daun tanaman mengalami klorosis, ulangan dua tanaman kerdil, daun sempit dan pendek dan berwarna orange. Pada perlakuan 1 gr urea daun menjadi klorosis, ulangan 2 tanaman kerdil, dan daun sempit dan pendek, daun menguning. Pada perlakuan 2 gr urea ulangan 1 daun mengalami klorosis, ulangan 2 tepi daun menguning. Pada perlakuan ke 3 ulangan 1 gejala tampak daun mengalami klorosis, ulangan 2 tanaman subur, tinggi, daun cukup lebar, dan berwana hijau. Pada perlakuan 4 gr Urea ualangan 1 tanaman mengalami klorosis, ulangan 2 subur, tinggi, daun lebar, daun berwarna hijau. Pada perlakuan 5 gr ulangan 1 daun berwarna hijau, ulangan ke 2, daun berwarna hijau, dan tanaman cukup subur. Pada perlakuan 6 gr daun hijau, ulangan 2 daun hijau dan tanaman subur.
Berdasarkan data yang ada terlihat pada grafik 1 bahwa tanaman dengan tinggi terbaik adalah dengan perlakuan 4 gr Urea pada ulangan kedua dengan tinggi 101 cm, sedangkan tinggi tanaman terburuk pada perlakuan 1 gr Urea pada ulangan ke 1 dengan tinggi 41,3 cm.
Gambar 1. Grafik Tinggi Tanaman

Pada parameter jumlah daun yang disajikan dalam grafik 2 terlihat bahwa  perlakuan 2 gr, 4 gr dan 5 gr menunjukkan jumlah daun terbanyak yaitu 9 helai, sedangkan jumlah daun paling sedikit pada perlakuan 6 gr yaitu 4 helai.
Gambar 2. Grafik Jumlah Daun

Pada parameter panjang daun yang disajikan dalam tabel 3 terlihat bahwa terburuk pada perlakuan 0 gr ulangan ke dua dengan panjang daun 37,26 cm, dan perlakuan terbaik pada perlakuan 6 gr dengan panjang daun 80,6 cm.
Gambar 3. Grafik Panjang daun

Sedangkan pada parameter lebar daun yang disajikan dalam grafik 4 yaitu perlakuan dengan pengukuran terbaik terdapat pada perlakuan 1 gr pada ulangan 1 yaitu dengan lebar 9,13 cm, sedangkan lebar terburuk pada perlakuan 6 gr ulangan ke 1 dengan lebar 2,16 cm.










 















Gambar 4. Grafik Lebar daun
Pada ke enam perlakuan tersebut diketahui bahwa pada perlakuan 0 gr berarti tanaman jagung tanpa diberikan pupuk urea, hal ini dapat menyebabkan tanaman difesiensi atau kekurangan unsur hara nitrogen yang mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman terganggu yang ditunjukkan dengan daun tanaman menjaadi klorosis atau menguning. Sedangkan pada perlakuan 6 gr urea berarti tanaman diberikan dosis pupuk urea sebesar 6 gr, hal ini dapat mengakibatkan tanaman menjadi kelebihan unsur hara nitrogen yang dapat menurunkan pertumbuhan dan produksi tanaman, hal ini dapat ditunjukkan dengan gejala warna daun menjadi hijau pekat.
Rekomendasi yang dapat saya berikan yaitu pemberian pemupukan seharusnya sesuai yang dibutuhkan tanaman. Pemupukan tidak boleh berlebihan maupun kekurangan, tanaman harus terpenuhi secara cukup agar tanaman dapat tumbuh dengan normal.



BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1.   Unsur hara merupakan nutrisi yang dibutuhkan tanaman untuk proses pertumbuhan dan perkembangannya. Kebutuhan akan nutrisi ini harus tercukupi secara lengkap dan sesuai kebutuhannya.
2.   Unsur hara makro adalah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang banyak.
3.   Nitrogen merupakan salah satu unsur hara makro essensial bagi tanaman yang memiliki fungsi dan peranannya masing masing yang tidak dapat digantikan oleh unsur hara lainnya.
4.   Kekurangan dan kelebihan unsur hara Nitrogen akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang dapat ditandai dengan gejala yang terlihat pada tanaman.

5.2 Saran
Sebaiknya praktikum melakukan pengamatan dengan teliti agar data yang diperoleh akurat






DAFTAR PUSTAKA
Adiputra, I. G. 2010. Penilaian Status Unsur Hara Pada Tumbuhan Menggunakan  Pendekatan Biosintesis Sukrosa. Widya Biologi, 01 (01):1-52.

Champbell, Reece dan Mitchell. 2007. Biologi. Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama.

Fajarditta, F., Sumarsono  dan  Kusmiyati, F.  2012. Serapan  Unsur  Hara  Nitrogen  Dan  Phospor  Beberapa Tanaman  Legum  Pada  Jenis  Tanah  Yang  Berbeda. Animal Agriculture, 1(2):41-50.

Marlina, N., Saputro, E.A. dan Nurbaiti, A. 2012. Respons Tanaman Padi (Oryza sativa L.) terhadap Takaran Pupuk Organik Plus dan Jenis Pestisida Organik dengan System of Rice Intensification(SRI) di Lahan Pasang Surut. Lahan Suboptimal, 1(2): 138-148

Novizan. 2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif.    Tanggerang: PT.Agro Media Pustaka.

Pracaya, IR. 2007. Bertanam Sayuran Organik. Jakarta:Penebar Swadaya.

Rosmarkam, A. 2007. Ilmu Kesuburan Tanah. Yogyakarta:Penerbit Kanisius.

Sholikah, M. H., Suyono, dan Wikandari, P. R. 2013. Efektivitas Kandungan Unsur Hara N Pada Pupuk Kandang Hasil Fermentasi Kotoran Ayam Terhadap Pertumbuhan Tanaman Terung (Solanum melongena L.). Chemistry, 2(1): 131-136.

Thamrin, M., Susanto, S. dan Santosa, E. 2009. Efektivitas Strangulasi terhadap Pembungaan Tanaman Jeruk Pamelo ‘Cikoneng’ (Citrus grandis (L.)  Osbeck) pada Tingkat Beban Buah Sebelumnya yang Berbeda. Agronomi Indonesia, 37 (1) : 40 – 45.








No comments:

Post a Comment