UNIVERSITAS
JEMBER
FAKULTAS
PERTANIAN
JURUSAN BUDIDAYA
PERTANIAN
LABORATORIUM
FISIOLOGI TUMBUHAN DASAR
LAPORAN PRAKTIKUM
NAMA : DWI
HARTATIK
NIM : 111510501150
GOL/KEL : D/3
ANGGOTA : 1. ARGA S. (111510501134)
2. ALAN YANUAR (111510501135)
3. AMIRUDIN A.F. (111510501141)
ACARA :
BATAS KRITIS SUATU UNSUR HARA N DAN PENGUKURAN KANDUNGAN KLOROFIL PADA TANAMAN
TANGGAL
PRAKTIKUM : 11 APRIL 2013
TANGGAL
PENYERAHAN : 14 MEI 2013
ASISTEN : 1. MOH.
AMINUDIN
2. ASRI RINA H.
3. FAJAR FIRMANSYAH
4. FAKHRUSY ZAKARIYA
5. KHUSNUL KHOTIMAH
6. NORMA LAILATUN NIKMAH
BAB
1. PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Tanaman
memerlukan unsur hara untuk tumbuh dan berkembang, kebutuhan tanaman akan unsur
hara berbeda beda tergantung jenis tanaman, umur, kebutuhan tanaman itu sendiri
dan kondisi lingkungan tanaman tersebut tumbuh. Kesuburan tanah berhubungann
dengan ketersediaan unsur hara untuk tanaman agar tanaman dapat tumbuh normal. Tanah
harus mampu menyediakan unsur hara yang cukup untuk tanaman. Tanaman
membutuhkan unsur hara yang cukup dan seimbang. Apabila tanah tidak mampu
memenuhi kebuutuhan tersebut sebaiknya dilakukan pemupukan. Pemupukan yaitu
salah satu yang dilakukan untuk menambah atau mensuplai unsur hara untuk
tanaman. Pupuk yang diberikan pada tanaman seharusnya seimbang atau sesuai
dengan yang dibutuhkan oleh tanaman agar tidak terjadi difesiensi maupun
elebihan unsur hara. Batas kritis suatu unsur hara adalah salah satu cara untuk
mengetahui jumlah atau takaran pupuk yang harus diberikan agar kebutuhannya
terpenuhi. Nitrogen merupakan unsur hara makro yang mana dibutuhkan tanaman
dalam jumlah yang banyak. Nitrogen banyak terdapat di atmosfer, namun Nitrogen
yang ada di alam tidak dapat diserap langsung oleh tanaman. Nitrogen berperan
penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman, antara lain : berperan
dalam sintesis protein, asam amino dan asam nukleat. Nitrogen berperan dalam
pembentukan bagian vegetative tumbuhan meliputi akar , batang dan daun. Unsur
ini berperan dalam mensintesis klorofil yang berperan dalam fotosintesis
tanaman. Kekurangan unsur N dapat menganggu fisiologis tanaman bahkan
menyebabkan kematian. Untuk itu kebutuhan unsur N tanaman harus terpenuhi
secara cukup atau seimbang. Kelebihana pemberian unsur N ini juga akan
menimbulkan permasalahan baru yaitu menurunya produksi tanaman. Kelebihan unsur
nitrogen akan menyebabkan tanaman lebih terfokus pada perkembangan vegetative
tanaman, sehingga pembentukan organ generative menjadi tidak maksimal.
Akibatnya Untuk itu batas kritis disini berperan untuk megetahui kapasitas
suatu unsur hara tertentu pada tanaman. Dengan diketahui batas kritis suatu
unsur hara, dapat diperkirakan jumlah pupuk yang diberikan agar kebutuhan unsur
hara tanaman tercukupi. Uji batas keritisan tanaman akan unsur N maupun unsur
hara lainnya dapat dilakukan dengan menganalisis jaringan tanaman untuk
memperkirakan tingkat kesuburan tanah.
1.2
Tujuan
Untuk mengetahui batas kritis suatu
unsur pada tanaman.
BAB
3. METODOLOGI
3.1
Waktu Dan Tempat
Praktikum
Layanan Klinik Tanaman acara “Batas Kritis Suatu Unsur Hara Dan Pengukuran
Kandungan klorofil Pada Tanaman” dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 11 April
2013 di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian, Universitas Jember.
3.2
Alat Dan Bahan
3.2.1
Alat
1. Timbangan
2. Polibag (60 x 40) cm
3.2.2
Bahan
1. Pasir non-nutrisi
2. Benih jagung
3. Pupuk Urea, TSP, KCl
3.3
Cara Kerja
1. Persiapan pendahuluan (2 minggu
sebelum perlakuan)
- Menyiapkan pasir bebas hara dalam polibag (6kg)
- Memberi pupuk dasar 2,06 g TSP dan 1,74 KCl
- Menanam benih jagung 2 butir tiap polibag
- Membiarkan selama 2 minggu dan dalam jangka waktu
tersebut pemeliharaan tanaman perlu dilakukan
2.Perlakuan
- Menyiapkan polibag berisi tanaman
jagung berumur 2 minggu dan berikan pupuk urea 0 g; 1 g; 2 g; 3 g; 4 g; 5 g
secara merata sesuai perlakuan
- Melakukan penyiraman sampai kapasitas lapang dan
pemeliharaan secukupnya
BAB
2. TINJAUAN PUSTAKA
Pupuk penting
untuk diberikan pada tanaman untuk mensuplai kebutuhan hara tanaman yang
penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Hara bagi tanaman sangat
penting, hara baik yang makro maupun mikro penting untuk tanaman, hara
diperoleh tanaman dengan cara ditambahkan melalui pemupukan maupun yang
diperoleh langsung melaui penambatan udara
(Marlina, N., Saputro, E.A. dan
Nurbaiti, A., 2012.).
Tanaman pangan
banyak dibudidayakan di Indonesia. Hal ini dikarenakan kebutuhan akan akan
tanaman pangan cukup besar. Tanaman sayuran merupakan komoditas nomor dua
tanaman yang dibudidayakan, untuk itu budidaya tanaman sayuran memerlukan
perlakuan yang intensif antara lain pemupukan , pengelolaan hama penyakit
(Pracaya, IR., 2007).
Tanah yang subur
adalah tanah yang dapat mensuplai kebutuhan hara tanaman. Tanah yang mampu
menyediakan kebutuhan tanaman berupa air dan hara untuk tumbuh kembang tanaman
itu sendiri. Namun ada kalanya tanah dalam kondisi yang dinamakan kondisi
kekurangan hara tanah atau kondisi kritis tanah yang tidak mampu memenuhi hara
tanaman. Hal ini dapat dikarenakan beberapa factor antara lain degradasi tanah.
Keadaan ini kebutuhan tanah akan unsur hara dapat disuplai dengan cara
pemupukan. Hara sangat penting bagi tanaman, unsur hara dapat menjadi factor
pembatas dalam produksi tanaman
(Rosmarkam, A., 2007).
Nitrogen adalah unsur
hara makro yang dibutuhkan tanaman dengan jumlah banyak. Nitrogen berperan
dalam pertumbuhan dna perkembangan tanaman. Kekurangan unsur hara tanaman akan
berpengaruh terhadap terhadap tumbuh dan perkembangan Kekurangan unsur N pada
tanaman akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman antara lain : produktivitas
tanaman dilihat dari berat kering tanaman, keadaan daun, tinggi tanaman. Hal
ini dikarenakan nitrogen berperan dalam sintesis protein dimana sintesis ini
berpengaruh terhadap perkembangan protoplasma untuk membentuk organ tanaman.
Unsur hara N digunakan untuk pembentukan bagian vegetative tanaman, meliputi
daun, batang, akar. Faktor yang mempengaruhi serapan Nitrogen oleh tanaman
antara lain yaitu respirasi, pemadatan tanah konsentrasi unsur
hara, kerapatan dan
penyebaran akar, pH
tanah dan daya
serap tanaman. Penambahan pupuk nitrogen dapat
merangsang pertumbuhan akar
dan meningkatkan kemampuan
akar dalam menyerap
unsur hara
(Fajarditta, F., Sumarsono dan
Kusmiyati, F., 2012).
Tumbuhan
senantiasa membutuhkan nutrisi untuk tumbuh, kembangnya. Pertumbuhan dan
perkembangan tanaman dapat berjalan dengan normal apabila kebutuhan akan
nutrisinya juga terpenuhi. Unsur hara tanaman baik mikro maupun makro, yang
mana unsur hara makro yang mana dibutuh kan tanaman dalam jumlah banyak,
sedangkan unsur hara mikro adalah unsur hara yang dibutuhkan atau harus ada
pada tanaman meskipun dlam jumlah yang sedikit. Salah satu unsur hara makro dan
esensial bagi tanaman adalah Niitrogen. Kekurangan akan unsur ini dapat
menghambat pertumbuhan tanaman bahkan kematian tanaman (Adiputra, I. G., 2010).
Kebutuhan tanaman
akan hara berbeda beda. Tidak semua hara dalam tanah dapat diserap oleh akar
tanaman. Beberapa unsur hara tanaman memerlukan bantuan mikroorganisme untuk merombak
hara menjadi unsur yang dapat diserap oleh tanaman. Salah satunya yaitu
Nitrogen, N tidak dapat digunakan tanaman langsung, mikroorganismen
nitrosomonas dan nitrosobacter cberperan untuk merubah N menjadi nitratt maupun
nitrit (Champbell et all, 2007).
Unsur hara
Nitrogen tidak hanya ada di atmosfer, unsur hara dapat diperoleh dari pupuk
kandang. Protein yang dirombak dari kotoran ayam menjadi asam amino kemudian
menjadi gas amoniak. Gas ini akan bereaksi dengan air menjadi ammonium. Amonia
ini yang mudah tersedia untuk tanaman dan mikroba tanah. Pada kondisi tertentu
dapat terjadi nitrifikasi, sehingga hasilnya
dapat diserap oleh tanaman. Dalam perombakan atau proses nitrifikasi
dibantu oleh nitrosomonas dan nitrisobacter
(Sholikah, M. H., Suyono, dan
Wikandari, P. R., 2013).
Nitrogen yang
dapat disserap tanaman yaitu dalam bentuk nitrat maupun nitrit. Nitrogen
merupakan bagian atau komponen yang penting dari asam amino, asam nukleat,
nukleotida dan klorofil. Nitrogen memiliki peranan yang sangat penting bagi
tumbuh kembang tanaman. Peranan ini antara lain : meningkatkan kadar protein,
berperan dalam pertumbuhan daun, berperan dalam mikroorgaisme dalam tanah,
memperbaiki kualitas dan jumlah daun, mempengaruhi warna hijau daun (Novizan,
2002).
Kandungan atau
konsentrasi N pada daun berperan dalam laju fotosintesis tanaman dan produksi
tanaman. Pentingnya kandungan Nitrogen bagi tanaman sehingga mendasari
pentingnya penambahan pupuk yang mengandung unsur N untuk mensuplai kekurangan
Nitrogen tanaman. Untuk itu perlu diketahui tanaman yang kekurangan maupun
kelebihan N
(Thamrin, M., Susanto, S. dan
Santosa, E., 2009.).
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Pengamatan
Tabel 1. Tinggi
Tanaman
Perlakuan
|
Ul
|
Hari Ke-
|
|||||||||
0
|
3
|
6
|
9
|
12
|
15
|
18
|
21
|
24
|
27
|
||
0
gr (Kontrol)
|
1
|
0
|
0,83
|
8,63
|
16,8
|
27,56
|
36,83
|
42,43
|
44,33
|
48,56
|
52,73
|
2
|
0
|
1,6
|
8,66
|
17,7
|
28,66
|
38,83
|
38,66
|
41,83
|
48,83
|
50,16
|
|
1
gr
|
1
|
0
|
0,33
|
4,6
|
10,1
|
18,9
|
24,9
|
26,50
|
28,1
|
36,15
|
41,3
|
2
|
0
|
0,56
|
8,83
|
18,9
|
31,3
|
44
|
45
|
45
|
50,66
|
60,06
|
|
2
gr
|
1
|
0
|
0,33
|
8,83
|
17,6
|
27
|
35,16
|
40,5
|
40,5
|
49,56
|
51,56
|
2
|
0
|
1,46
|
10,5
|
16,3
|
29,66
|
49,33
|
69
|
73,66
|
82
|
85,73
|
|
3
gr
|
1
|
0
|
1,06
|
8,67
|
18,76
|
29,83
|
39,4
|
47,33
|
50,83
|
55
|
64,03
|
2
|
0
|
0,63
|
9,8
|
25,6
|
29,66
|
55,33
|
72,83
|
78
|
88
|
94,86
|
|
4
gr
|
1
|
0
|
3,2
|
12,3
|
20,16
|
28
|
47,03
|
64,5
|
69,5
|
74,5
|
83,16
|
2
|
0
|
0,2
|
8,73
|
30,8
|
37,33
|
42,73
|
64
|
71,5
|
80,3
|
101,67
|
|
5
gr
|
1
|
0
|
0,96
|
13
|
27,03
|
30,33
|
46,83
|
57
|
67,5
|
68,6
|
73
|
2
|
0
|
0,6
|
7,1
|
14,5
|
29,66
|
36,03
|
66,66
|
70,16
|
78
|
89,67
|
|
6
gr
|
1
|
0
|
1,43
|
12,83
|
20,46
|
21,66
|
27,6
|
33,83
|
36,33
|
39,6
|
43,2
|
2
|
0
|
0,80
|
11,4
|
25,66
|
25,66
|
34,83
|
55,5
|
60,16
|
62,83
|
85,67
|
Tabel 2. Jumlah
Daun
Perlakuan
|
Ul
|
Hari Ke -
|
||||
0
|
7
|
14
|
21
|
28
|
||
0
gr (Kontrol)
|
1
|
0
|
3
|
5
|
5
|
5
|
2
|
0
|
3
|
6
|
6
|
6
|
|
1
gr
|
1
|
0
|
3
|
5
|
6
|
7
|
2
|
0
|
3
|
5
|
6
|
7
|
|
2
gr
|
1
|
0
|
3
|
5
|
6
|
7
|
2
|
0
|
3
|
6
|
7
|
9
|
|
3
gr
|
1
|
0
|
3
|
5
|
5
|
6
|
2
|
0
|
3
|
6
|
8
|
8
|
|
4
gr
|
1
|
0
|
3
|
6
|
6
|
6
|
2
|
0
|
3
|
6
|
9
|
9
|
|
5
gr
|
1
|
0
|
3
|
6
|
6
|
6
|
2
|
0
|
2
|
4
|
7
|
9
|
|
6
gr
|
1
|
0
|
3
|
3
|
5
|
4
|
2
|
0
|
3
|
6
|
7
|
6
|
Tabel 3. Panjang
Daun
Perlakuan
|
Ul
|
Hari Ke -
|
||||
0
|
7
|
14
|
21
|
28
|
||
0
gr (Kontrol)
|
1
|
0
|
6
|
17,8
|
32,48
|
38,06
|
2
|
0
|
5,7
|
22,26
|
30,52
|
37,26
|
|
1
gr
|
1
|
0
|
4,8
|
19,8
|
32,33
|
42,3
|
2
|
0
|
6,3
|
25,2
|
41,32
|
50,2
|
|
2
gr
|
1
|
0
|
6,16
|
20,35
|
31,3
|
36,06
|
2
|
0
|
6,83
|
28,43
|
49,4
|
72,23
|
|
3
gr
|
1
|
0
|
6,13
|
22,08
|
34,05
|
45,43
|
2
|
0
|
7,5
|
32,06
|
52,76
|
78,06
|
|
4
gr
|
1
|
0
|
7,3
|
30,53
|
46,81
|
61,8
|
2
|
0
|
7,16
|
31,86
|
56,22
|
66,9
|
|
5
gr
|
1
|
0
|
8,16
|
29,24
|
37,96
|
53,9
|
2
|
0
|
4,36
|
28,3
|
41,54
|
66,7
|
|
6
gr
|
1
|
0
|
7,36
|
20,75
|
24,84
|
80,6
|
2
|
0
|
7,5
|
27,93
|
38,59
|
54,75
|
Tabel 4. Lebar
Daun
Perlakuan
|
Ul
|
Hari Ke -
|
||||
0
|
7
|
14
|
21
|
28
|
||
0
gr (Kontrol)
|
1
|
0
|
1,15
|
1,31
|
1,88
|
2,23
|
2
|
0
|
1,36
|
1,44
|
1,87
|
2,64
|
|
1
gr
|
1
|
0
|
0,83
|
0,96
|
1,65
|
9,13
|
2
|
0
|
1,13
|
1,61
|
2,4
|
3,81
|
|
2
gr
|
1
|
0
|
1,16
|
1,47
|
2,29
|
2,33
|
2
|
0
|
1,33
|
1,83
|
3,5
|
5,23
|
|
3
gr
|
1
|
0
|
1,35
|
1,58
|
2,22
|
2,63
|
2
|
0
|
1,43
|
1,73
|
3,7
|
7,66
|
|
4
gr
|
1
|
0
|
1,35
|
1,84
|
2,99
|
3,83
|
2
|
0
|
1,36
|
2,11
|
3,44
|
7,23
|
|
5
gr
|
1
|
0
|
1,56
|
1,75
|
2,46
|
3,26
|
2
|
0
|
1,56
|
2,83
|
3,22
|
4,5
|
|
6
gr
|
1
|
0
|
1,5
|
1,24
|
1,84
|
2,16
|
2
|
0
|
1,33
|
1,77
|
2,18
|
3,61
|
Tabel 5. Gejala
Morfologi Tanaman
Perlakuan
|
Ul
|
Gejala Morfologi Tanaman
|
0
gr (Kontrol)
|
1
|
Daun klorosis
|
2
|
Kerdil, daun sempit dan
pendek, berwarna orange
|
|
1
gr
|
1
|
Daun klorosis
|
2
|
Kerdil, daun sempit dan
pendek, berwarna kuning
|
|
2
gr
|
1
|
Daun klorosis
|
2
|
Tepi daun menguning
|
|
3
gr
|
1
|
Daun klorosis
|
2
|
Subur, tinggi, daun
lebar berwarna hijau
|
|
4
gr
|
1
|
Daun klorosis
|
2
|
Subur, tinggi, daun
lebar, berwarna hijau
|
|
5
gr
|
1
|
Daun hijau
|
2
|
Daun hijau, cukup subur
|
|
6
gr
|
1
|
Daun hijau
|
2
|
Daun hijau, cukup subur
|
4.2 Pembahasan
Unsur hara dapat
berupa senyawa organic maupun an organik yang ada di dalam tanah ataupun
penambahan pada tanaman melalui pemupukan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara
pada tanaman yang tidak terpenuhi di dalam tanah. Kebutuhan tanaman akan unsur
hara harus terpenuhi secara lengkap dan cukup agar tanaman dapat tumbuh dengan
normal. Unsur hara dibedakan menjadi dua antara lain yaitu unsur hara makro dan
unsur hara mikro. Unsur hara makro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman
dalam jumlah banyak. Sedangkan unsur hara mikro merupakan unsur hara yang
dibuttuhkan tanaman dalam jumlah yang sedikit. Unsur hara makro banyak tersedia
di alam atau di udara, unsur hara antara lain N, P, K, Ca, S dan Mg.
Kebanyakan unsur
hara makro memang tersedia di alam, namun tidak semua unsur hara makro dapat
langsung diserap oleh tanaman. Untuk itu perlunya dilakukan suplai unsur hara
apabila tanaman kekurangan unsur hara salah satunya melalui pemupukan. Penting
diketahui bahwa kebutuhan tanaman akan unsur hara sangat penting untuk pertumbuhan
dan perkembangan tanaman, pemupukan yang dilakukan seharusnya disesuaikan
dengan kebutuhan tanaman akan unsur hara tersebut. Penentuan kebutuhan
pemupukan ini dapat dilakukan dengan perkiraan batas kritis suatu unsur hara.
Batas kritis merupakan konsentrasi yang menunjukkan pembagian antara keadaan
yang respon suatu tanaman dengan pemupukan yang dilakukan. Apakan suatu tanaman
respon atau tidak terhadap pemupukan yang diberikan. Perhitungan batas kritis
suatu unsur hara data dibaca apabila kadar hara suatu tanah lebih rendah dari
batas kritis maka dapat dikatakan bahwa respon tanaman akan pemupukan cukup
tinggi namun sebalikya apabila kadar unsur hara tanaman lebih tinggi dari pada
batas kritis suatu unsur hara, maka respon tanaman akan pemupukan dapat
dikatakan rendah. Uji tanah atau uji pot adalah salah satu percobaan yang dapat
dilakukan untuk menetukan batas kritis suatu unsur hara. Percobaan ini dapat
dilakukan dengan media pasir dalam polibag, media pasir ini memiliki kelebihan
diantaranya yaitu media ini memiliki drainase dan aerasi yang cukup baik,
porositasnya baik, daya ikat hara lemah sehingga banyak unsur hara yang dapat
diserap oleh tanaman, selain itu media ini lebih steril dan sulit
terkontaminasi oleh jamur dan bakteri.
Unsur hara makro
meupakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak. Unsur hara
makro memiliki fungsi dan peranannya masing masing. Adapun jenis jenis unsur
hara makro beserta fungsi dan peranannya bagi tanaman antara lain :
- Nitrogen
(N)
Unsur ini banyak
terdapat di udara, namun tanaman tidak dapat menggunakannya secara langsung.
Nitrogen dapat diserap tanaman dalam bentuk ion nitrat (NO3-)
dan amonium (NH4+). Mekanisme
penyerapannya adalah ion nitrai yang diserap melalui akar direduksi baik di
daerah akan atau ditranportasikan ke bagian atas tanaman menjadi asam amino (NH2)
oleh enzim nitrat reduktase, asam asam amino ini kemudian dapat disusun menjadi
protein protein tanaman dalam ribosom. Nitrogen ditransportasikan ke kanopi
daun sebagai ion anorganik atau direduksi di daerah perakaran dan
ditransportasikan dalam bentuk organik N, seperti asam amino atau amida. N
mobil dalam floem, sehingga mudah ditranportasikan dari daun tua ke daun muda
apabila terjadi difesiensi atau kekuranagn unsur hara N. Unsur hara ini memiki
fungsi dan peranan bagi tumbuhan antara lain merangsang pertumbuhan vegetative
tanaman, berfungsi dalam sintesa asam amino dan protein dalam tanaman, sebagai
penyusun klorofil pada daun.
Kekurangan
maupun kelebihan unsur hara tanaman dapat mengakibatkan tanaman terganggu
proses pertumbuhan dan perkembangannya. Terganggunya proses metabolism tanaman
dapat dilihat dari gejala yang nampak pada tanaman.Defisiensi atau kekurangan unsur
hara N pada tanaman dapat terlihat dari gejala daun tanaman tampak menguning
atau sering disebut nekrosis. Nekrosis ini dimulai dari daun tua atau daun
bagian bawah kemudian ke daun muda. Difesiensi yang berat, semua daun menjadi
kuning kemudian berubah menjadi coklat dan mati. Sedangkan kelebihan unsur hara
ini dapat terlihat dari tanaman menjadi lambat masak, sebab pertumbuhan
vegetative tanaman terjadi secara berlebihan.
- Fosfor
Unsur hara
Fosfor diserap oleh tanaman dalam bentuk ion ortofosfat, yaitu H2PO4-
atau HPO4-2, tergantung pH tanah. Fungsi dan peranan unsur hara ini bagi tanaman
ialah untuk pengangkutan hasil metabolisme dalam tanaman, merangsang pembungaan
dan pembuahan, pertumbuhan akar, pembentukan biji, pembelahan sel tanaman dan
memperbesar jaringan sel, menyimpan energi dan mempercepat dalam proses pematangan
buah.
Defisiensi atau kekurangan unsur P
dalam tanaman dapat terlihat gejala pada tanaman yaitu berkurangnya pembentukan
buah dan biji, tanaman menjadi kerdil, daun berwarna keunguan atau kemerahan
atau berwarna hijau gelap dan tanaman terlhat kurang sehat. Sedangkan kelebihan
unsur hara P pada tanaman dapat mengakibatkan gejala keracunan pada tanaman.
Hal ini dapat ditunjukkan dengan gejala belang pada daun yang kemudian dapat
menjadi terbakar atau nekrosis atau berubah menjadi kecoklatan. Keracunan yang
parah dapat mengakibatkan tanaman mati.
- Kalium
Kalium diserap
oleh tanaman dalam bentuk kation K monovalensi (K+). Fungsi dan peranan Kalium
bagi tanaman yaitu membantu dalam pembentukan protein dan karbohidrat, berperan
dalam memperkuat dan mengeraskan
jaringan tanaman agar daun, buah dan bunga tidak mudah gugur serta berperan
untuk meningkatkan mutu dari biji dan buah.
Gejala yang
nampak pada tanaman yang kekurangan unsur hara ini adalah terjadinya klorosis
pada daun tua kemudian daun bagian tepi mengalami nekrosis. Selain itu tanaman
yang kekuranag unsur Kalium lebih rentan terserang penyakit, lebih mudah
mengalami kekeringan, batang tanaman mudah patah, dan terjadi lodging (rebah)
kecambah.
- Sulfur
Unsur ini diserap tanaman dalam
bentuk ion sulfat (SO42-). Tanaman juga dapat
menyerap S melalui akar dalam bentuk sistin dan metionin, tetapi ion SO42-
diserap dalam perbandingan yang lebih besar. Sulfur
atau belerang ini berperan dalam pembentukan bintil akar, membantu pertumbuhan
anakan yang produktif dan membantu pembentukan butir hijau daun.
Gejala
difesiensi unsur hara ini terlihat pada daun muda menjadi klorosis, menurunkan
pertumbuhan biji bijian. Sedangkan gejala kelebihan unsur ini nampak pada daun
mengalami nekrosis sebagian sebagian dan selanjutnya keseluruhan akan mengalami
klorosis.
- Kalsium
Kalsium diserap
tanaman dalam bentuk kation divalensi Ca. Fungsi dan
peranan Calsium (Ca) bagi tanaman ialah · Sebagai
pembentuk lamella tengah sel, membantu pembentukan protein, membantu stabilitas
mitokondria, membantu litosis, membantu translokasi, membantu perpanjangan
akar.
Gejala
difesiensi unsur ini nampak atau terlihat pada jaringan atau daun muda, bagian
tanaman yang terlihat gejalanya yaitu akar. Pada akar tanaman menjadi rusak
susunannya, terlihat seperti terpuntir dan membengko pada titik tumbuhnya,
kekurangan akut tanaman mati. Pada beberapa tanaman nampak daun menjadi
klorosis dan menggulung.
- Magnesium
Tanaman dapat
menyerap unsur ini dalam bentuk ion Mg2+. Fungsi dan peranan Magnesium bagi tanaman
adalah magnesium merupakan bagian klorofil pada daun tanaman, berperan dalam
pembentukan buah..
Gejala
defisiensi nampak pada daun tua, nampak klorosis intervienal daun, urat daun
tetap berwarna hijau, kekurangan yang berlanjut daun memucat tak seragam
kemudian kecoklatan dan nekrosis.
Air dan cahaya
matahari penting bagi tanaman, selain kedua factor tersebut unsur hara termasuk
salah satu komponen yang diperlukan tanaman untuk pertumbuhan dan
perkembangnnya. Beberapa unsur hara bersifat essensial bagi tanaman atau
memiliki peranannya masing-masing serta fungsi dan peranannya ini tidak bias
digantikan dengan unsur hara lainnya.Unsur hara Nitrogen termasuk salah satu unsur
hara makro essensial bagi tanaman. Nitrogen di dalam tanaman paling banyaik
dibandingkan hara mineral yang lain, sebanyak 2-4 % dari berat kering tanaman.
Fungsi dan
peranan unsur hara N bagi tanaman yaitu merangsang pertumbuhan dan pembentukan
vegetative tanaman seperti daun, batang dan akar, penyusun sel (organ) tanaman,
berfungsi sintesa asam amino dan protein dalam tanaman, menghasilkan dinding
sel yang tipis sehingga memacu produksi tanaman yang lebih maksimal serta
nitrogen sebagai penyusun klorofil pada daun. Klorofil merupakan bagian yang
penting bagi tumbuhan, klorofil terdapat pada jaringan daun yang berfungsi
sebagai penagkap cahaya yakni pada bagian kloroplasnya. Cahaya sangat mutlak
dibutuhkan dalam proses fotosintesis, yakni difungsikan untuk memasak CO2
dan air menjadi karbohidrat, karbohidrat merupakan bahan makanan tumbuhan.
Kekurangan
maupun kelebihan unsur hara tanaman dapat mengakibatkan tanaman terganggu
proses pertumbuhan dan perkembangannya. Terganggunya proses metabolisme tanaman
dapat dilihat dari gejala yang nampak pada tanaman. Defisiensi atau kekurangan
unsur hara N pada tanaman dapat terlihat dari gejala daun tanaman tampak
menguning atau sering disebut nekrosis. Nekrosis ini dimulai dari daun tua atau
daun bagian bawah kemudian ke daun muda. Difesiensi yang berat, semua daun
menjadi kuning kemudian berubah menjadi coklat dan mati.
Sedangkan
kelebihan unsur hara ini dapat terlihat dari tanaman menjadi lambat masak,
sebab pertumbuhan vegetative tanaman terjadi secara berlebihan. Kelebihan unsur
ini akan menyebabkan keracunan, akibatnya pertumbuhan generative tanaman
menjadi lebih pendek dan akhirnya akan menurunkan produksi atau kualitas hasil
tanaman. Gejala yang terlihat pada tanaman yang kelebihan unsur hara ini adalah
warna daun menjadi hijau gelap dan sukulen yaitu terlalu banyak mengandung air,
tanaman menjadi rentan terserang OPT yakni hama, bakteri, jamur, virus dan
gulma. Tanaman menjadi rapuh atau mudah roboh.
Berdasarkan
praktikum yang telah dilakukan dengan parameter pertumbuhan tanaman jagung yang
diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, panjang dan lebar daun serta gejala
morfologi yang terlihat aatau nampak pada tanaman jagung. Berdasarkan praktikum
dengan 6 perlakuan yaitu 0 gr Urea, 1 gr Urea, 2 gr Urea, 3 gr Urea, 4 gr Urea,
5 gr Urea dan 6 gr Urea. Dilakukan dengan 2 kali ulangan.
Pada parameter
gejala morfologi tanaman yang nampak yaitu pada perlakuan 0 gr ulangan 1 daun
tanaman mengalami klorosis, ulangan dua tanaman kerdil, daun sempit dan pendek
dan berwarna orange. Pada perlakuan 1 gr urea daun menjadi klorosis, ulangan 2
tanaman kerdil, dan daun sempit dan pendek, daun menguning. Pada perlakuan 2 gr
urea ulangan 1 daun mengalami klorosis, ulangan 2 tepi daun menguning. Pada
perlakuan ke 3 ulangan 1 gejala tampak daun mengalami klorosis, ulangan 2
tanaman subur, tinggi, daun cukup lebar, dan berwana hijau. Pada perlakuan 4 gr
Urea ualangan 1 tanaman mengalami klorosis, ulangan 2 subur, tinggi, daun
lebar, daun berwarna hijau. Pada perlakuan 5 gr ulangan 1 daun berwarna hijau,
ulangan ke 2, daun berwarna hijau, dan tanaman cukup subur. Pada perlakuan 6 gr
daun hijau, ulangan 2 daun hijau dan tanaman subur.
Berdasarkan data
yang ada terlihat pada grafik 1 bahwa tanaman dengan tinggi terbaik adalah
dengan perlakuan 4 gr Urea pada ulangan kedua dengan tinggi 101 cm, sedangkan
tinggi tanaman terburuk pada perlakuan 1 gr Urea pada ulangan ke 1 dengan
tinggi 41,3 cm.
Gambar 1. Grafik Tinggi Tanaman
Pada parameter
jumlah daun yang disajikan dalam grafik 2 terlihat bahwa perlakuan 2 gr, 4 gr dan 5 gr menunjukkan
jumlah daun terbanyak yaitu 9 helai, sedangkan jumlah daun paling sedikit pada
perlakuan 6 gr yaitu 4 helai.
Gambar 2. Grafik Jumlah Daun
Pada parameter
panjang daun yang disajikan dalam tabel 3 terlihat bahwa terburuk pada perlakuan
0 gr ulangan ke dua dengan panjang daun 37,26 cm, dan perlakuan terbaik pada
perlakuan 6 gr dengan panjang daun 80,6 cm.
Gambar 3. Grafik Panjang daun
Sedangkan pada
parameter lebar daun yang disajikan dalam grafik 4 yaitu perlakuan dengan
pengukuran terbaik terdapat pada perlakuan 1 gr pada ulangan 1 yaitu dengan
lebar 9,13 cm, sedangkan lebar terburuk pada perlakuan 6 gr ulangan ke 1 dengan
lebar 2,16 cm.
Gambar 4. Grafik Lebar daun
Pada ke enam perlakuan
tersebut diketahui bahwa pada perlakuan 0 gr berarti tanaman jagung tanpa
diberikan pupuk urea, hal ini dapat menyebabkan tanaman difesiensi atau
kekurangan unsur hara nitrogen yang mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan
tanaman terganggu yang ditunjukkan dengan daun tanaman menjaadi klorosis atau
menguning. Sedangkan pada perlakuan 6 gr urea berarti tanaman diberikan dosis
pupuk urea sebesar 6 gr, hal ini dapat mengakibatkan tanaman menjadi kelebihan unsur
hara nitrogen yang dapat menurunkan pertumbuhan dan produksi tanaman, hal ini
dapat ditunjukkan dengan gejala warna daun menjadi hijau pekat.
Rekomendasi yang
dapat saya berikan yaitu pemberian pemupukan seharusnya sesuai yang dibutuhkan
tanaman. Pemupukan tidak boleh berlebihan maupun kekurangan, tanaman harus
terpenuhi secara cukup agar tanaman dapat tumbuh dengan normal.
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan
praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Unsur
hara merupakan nutrisi yang dibutuhkan tanaman untuk proses pertumbuhan dan
perkembangannya. Kebutuhan akan nutrisi ini harus tercukupi secara lengkap dan
sesuai kebutuhannya.
2. Unsur
hara makro adalah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang
banyak.
3. Nitrogen
merupakan salah satu unsur hara makro essensial bagi tanaman yang memiliki
fungsi dan peranannya masing masing yang tidak dapat digantikan oleh unsur hara
lainnya.
4. Kekurangan
dan kelebihan unsur hara Nitrogen akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan
tanaman yang dapat ditandai dengan gejala yang terlihat pada tanaman.
5.2 Saran
Sebaiknya
praktikum melakukan pengamatan dengan teliti agar data yang diperoleh akurat
DAFTAR
PUSTAKA
Adiputra,
I. G. 2010. Penilaian Status Unsur Hara Pada Tumbuhan Menggunakan Pendekatan Biosintesis Sukrosa. Widya Biologi, 01 (01):1-52.
Champbell,
Reece dan Mitchell. 2007. Biologi.
Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama.
Fajarditta,
F., Sumarsono dan Kusmiyati, F.
2012. Serapan Unsur Hara
Nitrogen Dan Phospor
Beberapa Tanaman Legum Pada
Jenis Tanah Yang
Berbeda. Animal Agriculture,
1(2):41-50.
Marlina,
N., Saputro, E.A. dan Nurbaiti, A. 2012. Respons Tanaman Padi (Oryza sativa L.)
terhadap Takaran Pupuk Organik Plus dan Jenis Pestisida Organik dengan System
of Rice Intensification(SRI) di Lahan Pasang Surut. Lahan Suboptimal, 1(2): 138-148
Novizan.
2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif.
Tanggerang: PT.Agro Media Pustaka.
Pracaya,
IR. 2007. Bertanam Sayuran Organik.
Jakarta:Penebar Swadaya.
Rosmarkam,
A. 2007. Ilmu Kesuburan Tanah.
Yogyakarta:Penerbit Kanisius.
Sholikah,
M. H., Suyono, dan Wikandari, P. R. 2013. Efektivitas Kandungan Unsur Hara N
Pada Pupuk Kandang Hasil Fermentasi Kotoran Ayam Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Terung (Solanum melongena L.). Chemistry,
2(1): 131-136.
Thamrin,
M., Susanto, S. dan Santosa, E. 2009. Efektivitas Strangulasi terhadap
Pembungaan Tanaman Jeruk Pamelo ‘Cikoneng’ (Citrus grandis (L.) Osbeck) pada Tingkat Beban Buah Sebelumnya
yang Berbeda. Agronomi Indonesia, 37
(1) : 40 – 45.
No comments:
Post a Comment