Mar 8, 2014

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK DAN PERILAKUWIRAUSAHAWAN “PT.AGROKUSUMA WISATA” MALANG



IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK DAN PERILAKUWIRAUSAHAWAN
“PT.AGROKUSUMA WISATA”
MALANG

LAPORAN PRAKTIK LAPANG

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi
Tugas Praktikum Kewirausahaan Pada Program Studi Agribisnis
Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Jember


Asisten Pembimbing
Laras Ayu Novemeriani


Disusun Oleh :
Golongan C/ Kelompok 4




LABORATORIUM KOPERASI DAN KELEMBAGAAN PERTANIAN
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER
2012



DAFTAR ANGGOTA KELOMPOK

KOORDINATOR KELOMPOK  : Yofi Ridi Voli                 (101510501122)
ANGGOTA                                   : 1. Dimas Hidayatullah    (111510501093)
  2. Wahyu Fajar P.           (111510501130)
  3. Laily Mutmainnah       (111510501129)
  4. Dwi Hartatik                (111510501150)
  5. Novia Ayu S.              (111510501151)
  6. Yuli Arista                    (111510501154)




I. PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang Masalah
Pengangguran dan kemiskinan hingga saat ini merupakan masalah besar bangsa Indonesia yang belum bisa terpecahkan. Jumlah pengangguran dan kemiskinan dari tahun ke tahun semakin meningkat. Sehingga dalam dunia kerja semakin menuntut manusia untuk lebih mampu bersaing dari kompetitornya, karena itu dibutuhkan suatu pemanfaatan sumber daya manusia yang semakin kreatif dan berdaya guna. Jika kita lihat dari sudut pandang dari bidang pertanian, banyak sekali usaha yang dapat kita lakukan. Indonesia adalah negara agraris. Sebagian besar wilayah Indonesia terbagi atas daratan dan lautan. Dataran Indonesia memiliki daerah lereng dan gunung. Daerah gunung dan lereng Sebagian besar penduduk Indonesia bermatapencaharian sebagai petani.
Pertanian merupakan sektor penting dalam menunjang pertumbuhan suatu negara. Dalam suatu negara jika mampu mengembangkan dan mempertahankan usaha dibidang sektor pertanian akan menjadi negara yang maju. Pertanian mampu menunjang tingkat kebutuhan pangan negara. Sehingga jika hasil produk pertanian dalam suatu negara berlimpah, maka selain semua kebutuhan akan tercukupi jug tidak akan tergantung pada hasil produk dari negara lainnya. Produk-produk pertanian yang dihasilkan meliputi produk tanaman pangan, tanaman perkebunan, tanaman holtikultura, dan tanaman obat.
Salah satu produk pertanian unggulan di Indonesia adalah produk tanaman pangan dan holtikultura. Tanaman pangan menjadi produk unggulan. Sebagian besar penduduk Indonesia menanam komoditas tanaman pangan di lahan pertanian. Indonesia adalah negara agraris tempat tumbuh berbagai jenis tanaman pangan. Walaupun saat ini banyak sekali tanaman budidaya pertanian yang diekspor namun dulunya Indonesia pernah dikenal sebagai negara swasembada pangan. Hampir seluruh rakyat Indonesia mengkonsumsi nasi sebagai makanan pokoknya.
Selain padi, makanan pokok lainnya adalah sagu, singkong, jagung serta ubi. Tanaman pangan yang dapat ditemui sehari-hari dan ditanam di pekarangan rumah adalah sayur mayur dan buah-buahan yang dapat diolah menjadi masakan dan beberapa tanaman dapat dimakan tanpa harus dimasak. Selain itu ada pula tanaman hortikultura, Secara harfiah istilah Hortikultura diartikan sebagai usaha membudidayakan tanaman buah-buahan, sayuran dan tanaman hias. Sehingga Hortikultura merupakan suatu cabang dari ilmu pertanian yang mempelajari budidaya buah-buahan, sayuran dan tanaman hias.
Dengan adanya dua jenis tanaman tersebut maka bisa diterapkan teknik multiple croping. Multiple cropping atau sistem tanam ganda merupakan usaha petanian untuk mendapatkan hasil panen lebih dari satu kali dari jenis atau beberapa jenis pada sebidang tanah yang sama dalam satu tahun. Ada beberapa jenis multiple cropping, seperti mixed cropping, relay planting, intercropping dan lain-lain. Intercropping (tumpangsari) merupakan salah satu jenis multiple cropping yang paling umum dan sering dilakukan oleh petani di Indonesia. Biasanya pada system tumpangsari, hasil dari masing-masing jenis tanaman akan berkurang apabila dibandingkan dengan system monokultur, tetapi hasil secara keseluruhan lebih tinggi.

1.2   Identifikasi Masalah
1.    Bagaimana identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, hambatan wirausahawan serta cara mengatasi hal tersebut?
2.    Bagaimana karakteristik sikap dan prilaku yang dimiliki wirausahawan dalam mendukung keberhasilan usahanya?

1.3   Tujuan dan Keguanaan
1.3.1      Tujuan
1.    Untuk mengetahui identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, hambatan wirausahawan serta cara mengatasi hal tersebut
2.    Untuk mengetahui karakteristik sikap dan prilaku yang dimiliki wirausahawan dalam mendukung keberhasilan usahanya
1.3.2      Kegunaan
1.    Penelitian ini ditujukan untuk referensi penelitian selanjutnya
2.    Penelitian ini ditujukan untuk memberikan informasi wirausaha terhadap masyarakat
3.    Penelitian ini ditujukan untuk memberikan gambaran umum kepada pengusaha baru



II. GAMBARAN UMUM

2.1 Sejarah Berdirinya Usaha
Usaha ini telah lama berdiri sejak tahun 1993 , usaha ini diwarisi turun temurun dari almarhum orang tuanya Bapak Firman kemudian saat ini dikembangkan dan diusahakan oleh bapak firman selaku pewaris tunggal dari keluarga tersebut. Pada awalnya luas lahan kira-kira 1 ha kemudian setelah beberapa tahun usaha tersebut terus berkembang khususnya komoditi jeruk semboro harganya melangit lalu dari kondisi itu Bapaak Firman mulai memperluas lahannya. Lahan yang digunakan oleh Bapak Firman tidak berdiri di 1 tempat saja akan tetapi tersebar di berbagai penjuru kecamatan semboro , dan sekarang telah mempunyai luas lahan seluas 8 ha.
Bapak Firman merupakan lulusan dari S1 Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Jember, namun Karena situasi dan kondisi yang mendesak maka Bapak Firman terjun di dunia pertanian. Hal ini dilatarbelakangi sejak orang tua Bapak Firman meninggal dunia, sehingga Bapak Firman harus meneruskan usaha tersebut. Bapak Firman mulai mendalami bidang pertanian Karena kebiasaan sehari – hari dilahan pertanian sehingga Bapak Firman  menyebutnya dengan Tresno Jalaran Saka Kulina, sejak dari itulah bapak Firman mulai menyukai bidang pertanian sampai sekarang.

2.2 Gambaran Usaha
a.    Nama Usaha dan Artinya
Usaha ini sampai sekarang belum mempunyai nama tetap, namun bapak Firman  sering menyebut usahanya sambi nyambi leren, Bapak Firman  mengatakan arti dari nama tersebut adalah “ ketimbang leren mending nyambi “, yang artinya daripada diam saja lebih baik mengisi waktu dengan merawat lahan atau mengembangkan usahanya. Bapak Firman ini juga bekerja sama dengan petani setempat , petani setempat tersebut mempunyai kelompok yang bernaman “Sahabat Tani”, di dalam kelompok tersebut antara petani yang satu dengan yang lain saling bahu membahu atau berkombinasi untuk mengatasi permasalahan yang ada pada daerah tersebut, sehingga para petani di daerah tersebut dapat lebih maju.

b.    Visi dan Misi Perusahaan
Visi dari usaha Bapak Firman adalah pemberdayaan petani setempat sedangkan misi dari usaha Bapak Firman adalah memberikan pengetahuan terhadap petani, membuat petani tradisional mengerti tentang pertanian modern, membuat petani tradisional lebih maju

c.    Logo Usaha dan Artinya
2.1 Gambar logo Semboro Jaya
SJ menandakan arti Semboro Jaya. Nama semboro berasal daerah asal produksi yaitu kecamatan Semboro. Jaya berarti makmur, sejahtera, dan bersahaja. Bentuk logo kotak persegi empat menandakan empat pilar utama penunjang pertanian yaitu benih, air, pengendalian hama, dan tanah. Warna biru mengambarkan keadaan air yang melimpah, daerah Semboro terletak didaerah perairan sungai Bondoyudo. Warna merah menandakan keberanian, keberanian petani untuk melawan musim, dan menjaga tanaman agar tetap sehat. Warna putih menandakan kesucian, ketaatan, dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
d.    Produk yang Dihasilkan
Usaha Bapak Firman menghasilkan komoditas tanaman pangan, hortikultura, buah-buahan dan tanaman perkebunan, serta perikanan, yang antara lain, Komoditas buah-buahan, Jeruk semboro, Salak pondoh, Salak local, Belimbing Bangkok merah, Belimbing Bangkok kuning, Komoditas tanaman pangan, Padi, Komoditas hortikultura, Kubis, Cabe, Komoditas perkebunan, Tebu, Perikanan Bibit ikan gurami, dari berbagai produk tersebut ada kelebihan yang dapat diambil Bapak Firman yaitu jika ada salah satu produk gagal maka produk yang lain akan menutup kerugian dari produk yang gagal tersebut.

e.    Lokasi Usaha dan Alasan Pemilihan Lokasi
Lokasi dari usaha Bapak Firman ini terletak di Desa Semboro lor Kecamatan Tanggul, usaha ini berada di sebelah kanan aliran sungai Bondoyudho karena tanah di sebelah kanan aliran sungai Bondoyudho memiliki kandungan unsur hara yang bagus, tanahnya subur sehingga tanaman yang ditanam dapat berproduksi banyak dan dapat menguntungkan, di daerah tersebut juga dekat dengan tenaga kerja sehingga mudah untuk mencari tenaga kerja, selain itu pruduk jeruk yang dihasilkan sudah dikenal oleh konsumen sehingga cepat laku dipasaran.

f.     Jumlah Tenaga Kerja
Usaha Bapak Firman ini mempunyai jumlah tenaga kerja tetap sejumlah 4 orang, empat orang ini sudah wawasan yang cukup luas, satu pekerja tersebut adalah lulusan dari Universitas Gajah Mada jurusan agronomi dan orang tersebut menjadi pautan atau otak utamanya, dan pekerja yang lain belajar secara otodidak, tetapi kemampuannya tidak diragukan lagi. Keempat pekerja tersebut yang menjalankan semuanya, namun ada juga pekerja yang lain, pekerja – pekerja tersebut dipanggil jika dibutuhkan seperti saat penanaman buah jeruk, saat memberi pupuk pada tanaman, pada saat pemanenan dan pekerja tersebut dipanggil sesuai kebutuhan dilapangan kerja.

g.    Keadaan Pasar Usaha
Pemasaran dari usaha Pak. Firman cukup bagus di lapangan. Lokasi yang biasa dijadikan sasaran oleh Pak. Firman  juga cukup luas utamanya berada pada daerah Jogyakarta dan daerah Bekasi dipasar induk. Pasarnya tidak hanya di daerah Jogyakarta namun daerah jawa timur juga yaitu Bondowoso, Banyuwangi dan Jember. Pemasaran buah jeruk Bapak Firman ini tidak begitu sulit karena di Bekasi dan Yogyakarta mempunyai tempat pasar yang siap menerima orderan dari Bapak Firman dan buah jeruk Semboro ini sudah dikenal kalangan masyarakat.




h.    Perkembangan Omset atau Laba Kotor
Omset  yang paling besar dari beberapa usahanya adalah buah jeruk, saat panen satu batang buah jeruk menghasilkan satu kwintal, di dalam kebunnya terdapat 600 batang sehingga mencapai 6 ton jeruk yang dapat dipanen,harga 1kg jeruk dari kebun bapak Firman seharga Rp. 4.000,00 namun dalam pemanenan jeruk tersebut ada yang rontok kerugian diperkirakan 10%, dari hasil buah jeruk tersebut mendapat potongan 20% - 25%.



III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang, Hambatan Wirausahawan serta Cara Mengatasinya

Kelebihan yang dimiliki oleh usaha Pak Firman ialah luas lahan yang luas dan tidak terpaku pada satu tempat saja selain itu antar satu tempat dengan tempat lainnya terdapat link atau hubungan terdekat dengan para pekerja, akses jalan juga sangat dekat sehingga memudahkan keluar masuknya bahan baku ke lahan tersebut. Pada lahan juga terletak irigasi yang terus menerus mengalir yang berasal dari bendungan Bondoyudho sehingga memudahkan petani semboro khususnya untuk memperoleh sumber air yang mencukupi untuk mengairi sawah mereka. Kelebihan lain dari usaha multiple croping yang dijalankan pak firman ialah banyaknya jenis tanaman atau produk yang dihasilkan sehingga mencegah atau meminimalisir terjadinya kerugian salah satu produk sehingga jika ada produk yang nilai jualnya rendah , menurun atau kurang lagi diminati oleh konsumen, Pak Firman dapat menambal kerugian dengan keuntungan dari produk lain yang dihasilkan.
            Kelebihan selanjutnya ialah link atau jaringan pasar yang dimiliki oleh Pak Firman sangatlah luas mencakup hampir seluruh jawa, terutama pasar di jawa barat yang sangat menjanjikan, tersebar pula di daerah jawa tengah seperti jogja atau jawa timur meliputi Jember, Banyuwangi dan Bondowoso.,
Kelemahan yang ada pada usaha Pak Firman ialah kurangnya atau minimnya luas lahan produksi untuk suatu komoditi yang di tanam, karena pada umumnya tanaman yang dibudidayakan mendapat jatah masing-masing luas petak yang terbatas, misal jeruk semboro hanya 1 ha sehingga kemungkinan untuk menyaingi atau bersaing dengan pasar minim atau terbatas , juga karena lokasinya yang terpencar atau menjuru, membuat jaringan angkut produk dari lahan setelah panen sulit , selain itu jalan akses masuk ke lahan sangatlah kecil sehingga tidak dapat di masuki oleh angkutan berat seperti truk, hanya dapat di lewati oleh mobil pickup. Di lahan juga terdapat pekerja yang sangat minim jumlahnya , sehingga membuat proses budidaya tanaman harus menyewa lebih banyak pekerja yang menambah ongkos lebih besar karena harus di fokuskan pada banyak tempat dan terpencar. Selain itu hama seperti kutu putih terlihat menyerang meluas di lahan jeruk dan berpotensi menurunkan produksi jika tidak ditangani secepatnya.
Peluang usaha yang dijalankan Pak Firman cukup besar, seperti produk unggulannya yakni salak pondoh, dan jeruk semboro. Menurutnya salak pondoh dapat dijual di daerah Jember maupun diluar Jember. Terutama di daerah yang sangat tergantung pasokan bahan mentah dari luar daerah misalnya saja Bekasi, dan Jakarta . begitupun dengan jeruk semboro yang sudah terkenal, karena jeruk ini mempunyai khas tersendiri dari rasa dan bentuknya khas daerah Semboro. Jeruk ini biasanya di impor ke Jawa Barat miaslnya saja di bekasi di pasar induk, Cibitung, Bekasi, ataupun daerah Jogjakarta maupun daerah kota Jember. Peluang tanaman lain yang diusahakan seperti tebu, padi , kubis dan cabai di pasarkan di pasar local ataupun diimpor kedaerah lain yang kekurangan pasokan produk tersebut atau pada daerah yang mengalami gagal panen,sehingga harga dapat naik.
            Hambatan terletak pada letak daerah lahan yang terpencar sehingga menyulitkan pengumpulan produk pada saat panen, selain itu ongkos sewa alat transportasi maupun alat pemanenan dapat menambah pengeluaran. Hambatan juga terletak pada jumlah petani yang dipekerjakan. Dari banyak lahan yang terpencar hanya ada 4 petani tetap yang dipekerjakan selebihnya menyewa, dan biasanya petani sewaan lebih mahal harga sewanya ketimbang yang petani tetap, keran petani tetap gaji telah dipotong untuk tunjangan, sedangkan untuk petani sewaan gaji bersih tanpa adanya potongan.
            Produk yang di pasarkan bermacam-macam ada yang dari produk hortilkultura seperti kubis dan cabai, kemudian tanaman perkebunan seperti tebu, komiditi buah-buahan seperti Jeruk semboro Salak pondoh Salak local Belimbing Bangkok merah Belimbing Bangkok kuning, tanaman pangan yakni padi dan juga ada usaha sampingan berupa budidaya ikan gurami, serta menjual bibit dari ikan gurami tersebut. Pasar yang menunjang untuk komoditi buah-buahan yang paling utama ialah di daerah Jawa Barat meliputi Jakarta, Bekasi dan Tangerang, lalu Jawa Tengah yakni Jogja, dan daerah Jawa Timur meliputi Jember, Banyuwangi, Lumajang, Bondowoso, dll. Adapun untuk komoditi hortikultura dapat diimpor di luar daerah atau tergantung kebutuhan suatu daerah, jika pasokan komoditi hortikultur khususnya cabai kurang maka biasanya komoditi Pak Firman dikirimkan ke sana untuk memenuhi kebutuhan daerah tersebut dan juga harga dapat naik dan keuntungan bertambah, kemudian untuk produk tanaman pangan, perkebunan dan usaha budidaya gurame, dipasarkan di lingkungan Jember, meliputi daerah Semboro, Tempureji, Tanggul, Jember kota, Pasar tanjung, Ambulu , Mangli dan Jenggawa.
Kualitas petani atau pekerja yang di pekerjakan di semboro baik, karena pada umumnya tingkat pendidikannya SMP sampai dengan SMA. Sehingga input atau masukkan dari hasil penyuluhan atau bimbingan dapat dipahami dan di aplikasikan dengan baik. Selain itu umur juga sangat menentukan, seiring bertambahnya umur seseorang maka semakin sulit biasanya untuk menerima input baru yang belum pernah diterapkan sebelumnya, umur para petani biasanya berkisar antara 19 tahun – 25 tahun. Petani juga sering mengikuti pelatihan, baik yang di bombing oleh dinas, maupun penyuluh pertanian pusat ataupun local, sehingga pada umunya petani sudah dapat membedakan herbisida, fungisida, insektisida, dan juga jenis pupuk serta takaran dan pedoman budidaya lainnya yang telah terbukti secara ilmiah. Selain itu petani umumnya tergabung dalam gapoktan, sehingga pola budidaya serempak, jadi jika ada kelompok tani yang telah menerapkan pedoman budidaya yang telah di sarankan oleh pemerintah akan mempengaruhi kelompok tani lain yang di harapkan dengan seragamnya pola pikir mereka dan kemajuan yang terus dicapai dapat meningkatkan produksi tanaman di Desa Semboro.

3.2 Karakteristik Sikap dan Prilaku yang Dimiliki Wirausahawan dalam Mendukung Keberhasilan Usaha

Dalam suatu wirausaha, seorang wirausahawan harus memiliki sikap dan perilaku yang mampu mendukung usahanya menjadi usaha yang lebih maju.  Setiap sikap dan watak yang dimiliki setiap usahawan dipengaruhi oleh watak yang dimilkinya. Bapak Firman ini mempunyai sikap yang sangat baik sehingga perlu di contoh para wirausahawan yang lainnya, sikap Bapak Firman antara lain taat beribadah, sabar menghadapi masalah – masalah yang ada, ulet, disiplin waktu dan mencintai pekerjaannya.
Sebagai contoh ialah sikap dan karakter yang ulet, disiplin, bertanggung jawab, sabar, dan pekerja keras yang dimiliki oleh Bapak Firman. Usaha yang dikelolahnya mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, peningkatan usaha disebabkan oleh perbaikan administrasi yang dilakukan. Proses pencatatan dan pengelompokan administrasi yang lebih tertata mampu meningkatkan daya kontrol. Laporan administrasi yang tertata mampu menggambarkan kondisi perusahaan saat ini. Dari hasil laporan administrasi dapat diketahui tindakan yang harus diambil.
Kualitas produk sangat diutamakan dalam usaha multiple croping. Bapak Firman berusaha meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. Salah satu usaha yang bapak Firman lakukan adalah dengan melakukan kerja sama dengan beberapa perguruan tinggi. Bapak Firman melakukan tukar informasi dan menerima beberapa penelitian mahasiswa. Dari hasil penelitian dan informasi mahasiswa, bapak Firman mampu meningkatkan produksi tanaman perkebunannya.
Bapak Firman juga memperhatikan kualitas pelayanan. Bapak Firman tidak jarang memberikan training tentang pelayanan terhadap pelanggan. Bapak Firman juga sering mengadakan pelatihan bersama petani. Bapak Firman saling berbagi pengalaman dengan petani – petani tersebut sehingga petani – petani tersebut bertambah pengetahuan dan dapat menerapkan dalam sistem budidayanya serta memperbaiki kualitas pertanian di daerah semboro.




IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
       Adapun kesimpulan yang dapat kami sampaikan antara lain :
1.         Wirausaha “Sambi Nyambi Leren” merupakan suatu usaha yang memproduksi Tanaman pangan, Hortikultura, Buah-buahan, dan Perikanan.
2.         Kelebihan dari Bapak Firman adalah ulet dalam bekerja, sabar menghadapi masalah – masalah yang ada, rajin beribadah, disiplin waktu, bertanggung jawab, dan mencintai pekerjaannya.
3.         Peluang dari usaha ini ialah lingkungan dan tempat sekitar yang mendukung, mempunyai relasi yang jelas serta sistem pemasaran yang bagus. Selain itu, produk yang dihasilkan sudah dikenal oleh masyarakat luas, serta tempat pemasaran yang luas.
4.         Kelemahan dari usaha ini ialah ketika produk diserang oleh gangguan hama dan penyakit serta kondisi iklim yang tidak mendukung, dan lokasi produksi tidak pada satu tempat yang sama.
5.         Sikap dan karakteristik yang diterapkan oleh Bapak Firman untuk memajukan usahanya antara lain ulet, bertanggung jawab, disiplin, serta pekerja keras.

4.2 Saran
Cara mengatasi masalah yang dihadapi oleh pak firman khususnya selaku kepala persatuan gapoktan desa semboro ialah, :
1.    Menambah jumlah petani tetap sehingga dengan adanya petani tetap telah terjalin kepercayaan antara ketua tani dengan para petani, dan juga ongkos atau gaji biasanya lebih murah dari harga tani yang disewa untuk sekali pakai
2.    Memperluas akses atau jalur alternative untuk memudahkan penganguktan keluar masuk bahan baku yang dibutuhkan untuk produksi , sehingga dapat mempermudah dan juga mempercepat proses distribusi ke pasar maupun ke konsumen
3.    Diperlukan jaringan pasar yang lebih luas lagi sehingga tidak selalu tergantung memasarkan produk di pulau jawa saja, tapi dapat juga di pasarkan di luar daerah ,
Menyediakan alat pertanian dalam jumlah mencukupi, sehingga ongkos budidaya dapat lebih hemat tanpa perlu pengeluaran ongkos tambahan berupa sewa alat pertanian