Aug 6, 2013

LAPORAN IDENTIFIKASI OPT TANAMAN TOMAT




LAPORAN
LAYANAN KLINIK TANAMAN




IDENTIFIKASI OPT TANAMAN TOMAT





(Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Praktikum Layanan Klinik Tanaman)





Disusun Oleh :
Kelompok : 2
Golongan : D
Dwi Hartatik               (111510501150)



PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2013

BAB 1.  PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Tanaman tomat merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura bernilai ekonomis tinggi, untuk itu cara menanam tomat yang baik perlu diperhatikan. Cara menanam tomat perlu dilakukan secara intensif agar produksi optimal. Untuk budidaya tanaman tomat perlu dilakukan perawatan dan pengendalian terhadap hama, penyakit maupun gulma yang dapat menyebabkan penurunan produksi tanaman tomat. Hama adalah hewan yang merusak tanaman atau hasil tanaman karena aktivitas hidupnya, terutama aktivitas untuk memperoleh makanan. Penyakit tanaman adalah gangguan pada tanaman yang disebabkan oleh mikroorganisme yaitu bakteri, jamur, nematode (Lasika, 2011).
Jamur adalah salah satu organisme penyebab penyakit yang menyerang hampir semua bagian tumbuhan, mulai dari akar, batang, ranting, daun, bunga, hingga buahnya. Jamur adalah mikroorganisme kecil, eukariota, biasanya membenang, dan pembawa spora, yang tidak mempunyai klorofil, mempunyai dinding sel yang berisi khitin, selulosa, atau keduanya. Tubuh jamur disebut miselium, dan tiap-tiap cabang atau filamen dari miselium disebut hifa. Pertumbuhan miselium terjadi di ujung hifa. Penyakit tanaman yang disebabkan oleh jamur patogen seringkali dapat dikenal berdasarkan bagian organ yang terinfeksi dan tipe gejala yang dihasilkan, seperti rebah semai, busuk akar, layu pembuluh, embun bulu dan embun tepung, bercak daun dan hawar daun, jamur karat, jamur api, antraknos, mati pucuk, dan penyakit pasca-panen. Infeksi jamur pada akar tanaman dapat menghambat penyerapan air dan translokasi hara, sehingga pucuk tanaman menjadi kerdil, daun menjadi layu dan kuning. Akar-akar muda biasanya mudah diserang jamur, dan kerusakan pada akar pertanaman atau saat pemindahan seringkali memperburuk penyakit. Demikian pula, status hara tanah yang rendah (P atau K), salinitas, dan pH yang tak seimbang, akan  memperlemah tanaman terhadap serangan busuk akar (Soekirno, 2008).
Cendawan juga dibagi menjadi empat filum penting, yaitu Zygomycota, Chytridiomycota, Ascomycota dan Basidiomycota. Sebagian besar jenis cendawan memiliki kekhususan dalam menyerang tanaman inangnya. Itulah sebabnya identifikasi suatu jenis cendawan seringkali dapat dikenali melalui bagian atau organ tanaman yang diserang atau melalui gejala yang ditimbulkannya. Gejala penyakit yang ditimbulkan oleh cendawan antara lain: rebah kecambah (damping-off), busuk akar (root rot), layu pembuluh (vascular wilt), embun tepung (downy atau powdery mildew), bercak daun (leaf spot), hawar daun (blight), karat (rust), gosong (smut) (Suwanda, 2009).
Jika jamur ini mengganggu proses fotosintesis karena menutupi permukaan daun. Batang yang terserang umumnya akan membusuk, mula – mula dari arah kulit kemudian menjalar ke dalam, dan kemudian membusukkan jaringan kayu. Jaringan yang terserang akan mengeluarkan getah atau cairan. Jika kondisi ini dibiarkan, jaringan kayu akan membusuk, kemudian seluruh dahan yang ada di atasnya akan layu dan mati. Bakteri dapat membusukkan daun, batang, dan akar tumbuhan. Bagian tumbuh tumbuhan yang diserang bakteri akan mengeluarkan lendir keruh, baunya sangat menusuk, dan lengket jika disentuh. Setelah membusuk, lama – kelamaan tumbuhan akan mati (Syahnir, 2009).
Medium yang cocok sebaiknya digunakan, misalnya setengah ukuran resep medium PDA untuk jamur, dan NA untuk bakteri. Beberapa jenis jamur dan bakteri memerlukan medium khusus. Medium tersebut dituangkan ke dalam botol hingga kira-kira setengahnya, kemudian disterilkan. Botol tersebut lalu didinginkan dengan cara dimiringkan pada satu sisinya sehingga agar-agar mengeras dan membentuk medium agar-agar miring. Medium agar-agar miring diinokulasi dengan jamur atau bakteri dan diinkubasi. Sesudah inkubasi, kultur harus disimpan di tempat yang sejuk dan bebas debu (Soekirno, 2008).
Dengan meletakkan irisan tanaman yang sakit pada medium PDA steril yang telah ditambah kloramfenikol dalam cawan petri steril, kemudian diinkubasi pada suhu 25 C selama 3-5 hari. Koloni-koloni yang tumbuh diidentifikasi untuk memastikan adanya cendawan. Selain itu isolasi juga dilakukan di tanah sekitar tanaman kentang yang menunjukkan gejala penyakit dengan menggunakan metode umpan dengan menggunakan buah apel varietas Manalagi. Jamur yang diperoleh kemudian dibiakkan dalam media PDA miring dan disimpan dalam paraffin cair steril untuk uji berikutnya. Identifikasi jamur dilakukan secara makroskopis dan mikroskopis. Hasil isolasi jamur yang berupa biakan murni, dideterminasi berdasarkan morfologi Mikroskopisnya dengan menggunakan kunci determinasi jamur hingga pada marga dan jenisnya (Barnett dan Hunter, 1972. Isolat-isolat kemudian ditumbuhkan pada medium PDA. Identifikasi isolat didasarkan pada perbedaan morfologi koloni (warna dan bentuk koloni) isolat sampel tanah. Uji antagonisme secara in vitro dilakukan dengan metode dual method pada médium PDA dalam cawan petri berdiameter 10 cm. Hal ini didukung oleh pernyataan. Jamur yang tumbuh cepat mampu mengungguli dalam penguasaan ruang dan pada akhirnya bisa menekan pertumbuhan jamur lawannya (Purwantisari, S dan Hastuti, R. B. 2009).
Beberapa penyakit yang sering terjadi pada tanaman diantaranya disebabkan oleh bakteri dan jamur. Bakteri merupakan mikrobia yang paling banyak terdapat di tanah. Bakteri merupakan mikroorganisme uniselular, sebagian besar bakteri tanah merupakan mikroorganisme “free living”. Bakteri tanah ada yang menguntungkan dan yang merugikan bagi tanaman. Bakteri yang menguntungkan adalah bakteri yang berperan penting dalam siklus carbon, siklus nitrogen, dan transformasi hara lain dalam tanah. Bakteri yang merugikan bagi tanaman, misalnya penyebab penyakit lanas pada tembakau, penyebab penyakit hawar daun kentang, penyebab penyakitrebah kecambah, dan masih banyak penyakit lainnya yang disebabkan oleh jamur maupun bakteri (Syahnir, 2009).
Adanya jamur dan bakteri yang merugikan pada tanaman budidaya akan menyebabkan produksi tanaman budidaya menurun. Untuk itu diperlukan suatu metode untuk mengetahui jumlah bakteri dan jamur yang ada pada tanaman sehingga keberadaan jumlah inokulum yang berpotensi menimbulkan penyakit dapat diprediksi. Hal ini akan membantu menyelesaikan permasalahan di bidang pertanian yang sering menjadi momok bagi petani. Untuk itu isolasi bakteri dan jamur perlu  dilakukan agar dapat diprediksi penyakit yang akan menyerang sehingga dapat ditanggulangi.
Selain hama dan penyakit yang menyerang tumbuhan dan merugikan petani, gulma juga perlu mendapat perhatian khusus. Pada petani kadang kurang memperhatikan gulma sehingga dalam kurun waktu tertentu populasi gulma sudah melebihi batas. Gulma – gulma ini akan berkompetisi dengan tanaman utama dalam mendapatkan unsur hara yang diperlukan pertumbuhannya. Gulma dapat menjadi tempat persembunyian hama. Pembersihan gulma sangat penting untuk menekan perkembangan hama yang dapat menyerang tumbuhan (Syahnir, 2009).
Untuk itu juga diperlukan perhitungan gulma dilapang dengan beberapa metode, misalkan metode kuadrat atau metode- metode yang lain, untuk mengetahui populasi gulma pada lahan pertanaman, sehingga dapat diperkirakan pengendalian gulma yang tepat untuk lahan tersebut.

1.2    Tujuan
Untuk mengetahui dan mengidentifikasi hama, penyakit dan gulma yang menyerang tanaman tomat serta cara pengendalian yang tepat.
1.3    Manfaat
Agar mahasiswa dapat mengetahui secara langsung atau lapang gejala tanaman yang terserang hama atau tanaman yang terserang penyakit dan gulma di sekitar area pertanaman tomat yang dapat mengganggu produksi tanaman tomat itu sendiri. Selain itu mahasiswa dapat mengidentifikasi penyakit yang menyerang dan dapat memberikan cara pengendalian yang tepat.












BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
A.      Data Kuisioner/Observasi ke Petani
Berdasarkan Observasi yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut :
A
Klien : mahasiswa mengetahui


Nama Klien
Moch. Fauzi

Tempat, Tanggal Lahir
Jember, 10 Oktober 1963

Pendidikan Terakhir
SD

Alamat
Jl. MH. Thamrin, Kelurahan Kranjingan, Jember

Khursus yang pernah diikuti
-

Pengalaman Bertani
6 Tahun

Jenis Tanaman
Cabai, Gambas, Tomat

Luas Lahan
220 m²

Tanaman sebelumnya
Ganbas

Tanaman Sekitar
Padi

Pupuk yang digunakan :

a.        
b.      Organik
-
c.        
d.      An Organik
NPK Mutiara

Dosis Pupuk
18 Kg untuk 250 Tanaman

Pengairan
Menyiram dari selokan di sekitar lahan

Pengendalian OPT


Jenis Pestisida :

a.        
b.      Nabati
-
c.        
d.      Kimia
Fungisida

Jadwal Penyemprotan
5 Hari Sekali (Apabila sudah parah)
B
JENIS OPT YANG DIKETAHUI PETANI :


a.       Hama
·         Jangkrik



·         Uret Tanah



·         Ulat

Jangkrik yang ditemukan di lahan tomat, di dalam tanah, menurut responden jangkrik cukup sering menyerang tanaman tomat
Menurut responden uret tanah menyerang parakaran tanaman tomat, dan menyebabkan daun layu, kering dan mati
Ulat ini menyerang daun

b.      Penyakit
Akar pendek dan ada bintil,  Daun Melengkung kebawah dan layu

c.       Gulma
Rumput teki

DOKUMENTASI


  1. Foto klien
Foto klien Bpk. Fauzi (kanan)
  1. Foto Lahan
Lahan tomat sebelum dipanen
Lahan tomat setelah panen dari sisi kanan
Lahan tomat setelah panen
Foto pekerja di lahan yang diobservasi
  1. Foto OPT yang ditemukan
Foto hama Jangkrik ditemukan di lahan
Hama Ulat yang menyerang tanaman tomat
  1. Foto Gejala Serangan
Tanaman tomat yang layu dan kering
Batang dan akar berbintil pada tomat






B.       Hasil Hama
No.
Gambar/Gejala
Keterangan
1.
Gambar Gryllus sp (jangkrik)
Gryllus sp (jangkrik)
bersifat hemimetabola, mulutnya tipe pengunyah, memilki 2 pasang sayap, sayap depan lebih tebal dan seperti kertas dari kulit, yang disebut tegumina. Sayap belakang berupa membran dan  dilipat seperti kipas dan terletak di bawah sayap depan. Pada beberapa spesies, sayap hanya berupa sisa saja atau ada juga yang tidak bersayap
Dewasa berwarna hitam, antenna panjang dan halus. Memiliki 2 pasang kaki depan yang pendek, dan sepasang kaki besar pada belakang.
2.
Gambar Drosophila melanogasper
Lalat Buah (Drosophila melanogaster)
Ciri dari lalat buah dewasa adalah ukurannya sedang dan berwarna kuning dan sayapnya yang datar. Pada tepi sayapnya terdapat bercak-bercak coklat kekuningan. Abdomennya ada pita-pita hitam sedangkan thoraxnya ada bercak-bercak kekuningan. Ovipositornya terdiri dari 3 ruas dengan bahan seperti tanduk yang keras.  Lalat ini menusuk bagian dari kuit buah yang diserang.
3
Gambar Ulat buah tomat (Heliothis armigera Hubner.)

Ulat buah tomat (Heliothis armigera Hubner.)
Ciri: panjang ulat ± 4 cm dan akan makin panjang pada temperatur rendah. Warna ulat bervariasi dari hijau, hijau kekuning-kuningan, hijau kecoklat-coklatan, kecoklat-coklatan sampai hitam. Pada badan ulat bagian samping ada garis bergelombang memanjang, berwarna lebih muda. Pada tubuhnya kelihatan banyak kutil dan berbulu. Telur berbentuk bulat berwarna kekuning-kuningan mengkilap dan sesudah 2-4 hari berubah warna menjadi coklat. Panjang sayap ngengat bila dibentangkan ± 4 cm dan panjang badan antara 1,5-2,0 cm. Sayap bagian muka berwarna coklat dan sayap belakang berwarna putih dengan tepi coklat.
4
Gambar Belalang 

Belalang 
Serangga ini memiliki antena yang hampir selalu lebih pendek dari tubuhnya dan juga memiliki ovipositor pendek. Suara yang ditimbulkan beberapa spesies belalang biasanya dihasilkan dengan menggosokkan femur belakangnya terhadap sayap depan atau abdomen (disebut stridulasi), atau karena kepakan sayapnya sewaktu terbang. Femur belakangnya umumnya panjang dan kuat yang cocok untuk melompat. Serangga ini umumnya bersayap, walaupun sayapnya kadang tidak dapat dipergunakan untuk terbang. Belalang betina umumnya berukuran lebih besar dari belalang jantan.
5
Gambar Thrips

Thrips
Gejala : kondisi tunas daun mengeriting kearah atas,bisa kita perhatikan bahwa tunas daun teratas terus “mengulur” dan terus berkembang bahkan buah dibagian ujung tunas pun mulai membentuk.
Hama trips mempunyai panjang tubuh antara  1,2 – 1,7 mm. Serangga ini mempunyai sepasang sayap, berwarna kuning dengan dasar hitam. Serangga ini berbiak dengan cara bertelur, yang diletakkan secara berkelompok di dalam jaringan tanaman . Telur berbentuk oval dan berwarna putih kemudian menetas menjadi nimfa berwarna putih kekuning-kuningan. Pada stadia nimfa dapat bergerak aktif dan  berpindah dari satu tanaman ke tanaman lain. Nimfa mempunyai beberapa stadia sebelum berubah menjadi dewasa (imago). Imago berwarna kuning dengan sayap dasar berwarna hitam. Siklus hidup hama ini antara 35 – 40 hari.


C.      Hasil gulma
No.
Gambar/Gejala
Keterangan
1.
Gambar Rumput Teki (Cyperus rotundus) termasuk suku Cyperaceae (teki-tekian).

Rumput Teki (Cyperus rotundus) termasuk suku Cyperaceae (teki-tekian).
Ciri-ciri tumbuhan ini adalah:
Rumput teki merupakan rumput semu menahun, tingginya 10-95 cm memiliki allelophat yang mampu membunuh tumbuhan lainnya. Batang rumputnya berbentuk segitiga (truangularis) dan tajam. Daunnya berjumlah 4-10 helai yang terkumpul pada pangkal batang. Akar dengan pelepah daunnya tertutup tanah, helaian daun berbentuk pita bersilang sejajar, permukaan atas berwarna hijau mengilat dengan panjang daun 10-30 cm dan lebar 3-6 cm.
2.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5qL2h4FZH81RNpPb3i0egIE8V6JGgr-GpqSQMraOYdiFv1zUVq5qbYdu4q0MQFwQiReQBrpMQrfY_0TNl1RN7DftWtdOh2ub3wy3T-guMM1TRqaSaWOCe1uX_Ko6SpAn8XzowGxN37-g/s200/5455-portulaca-oleracea-srucha-zelna-1.jpg

Ciri-ciri tumbuhan ini adalah:
Habitusnya semak, semusim. Batangnya bulat, beruas, merah kecoklatan, berakar tunggang, putih kotor. Bentuk daunnya Tunggal, bulat telur, ujung dan 'pangkal tumpul, tepi rata, berdaging, tersebar, panjang 1-3 cm, lebar 1-2 cm, hijau. Bunganya majemuk, di ujung cabang, kecil, kelopak hijau, bertaju dan bersayap, mahkota bentuk jantung, kepala putik tiga sampai dengan lima, putih, kuning.
3.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7dbWMyk_rGyp1Nv16KqL-MrrnH9FrjV4_OAJAVFL9fDL96wnQmyzNPdEuJd89vxAhCVA6SVbsx1jTtxAJ3C_PLRFq-TUz0oX0eLaa5YN5jeCOaKfzI_bBY-ujao5-pOCmPtxNRi82l6mo/s320/new+gab.jpg
Gambar Cynodon dactylon
Cynodon dactylon
Ciri-ciri tumbuhan ini adalah:
mempunyai pertumbuhan badaniah yang hampir serupa dengan rumput peking. Di alam tumbuhnya sering bercampur dengan rumput jenis lainnya. Hidupnya semusim. Mempunyai rimpang dan stolon yang tumbuhnya kesegala arah.
4.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1ZoRJhZOfsmaJwXwztptTKrF8t3RRdcLg01P3NP2fNSG0T4nM61zeAFtWKQAVCbFxrkL83ix-BIpikmau9uZPCPZSU6ea23l_2_u5n_Z3wV8Ayi1_9dLY4Jx7a-Z_joOB5hznVl_IgT_0/s320/babadotan.jpg
Gambar Daun Ageratum conyzoides 
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkNSeqs8wh6264JaxW-lz6qkHpGXHHd5mnrPOQKV4nkCzic5V2bv9hUvZavYUH28utU-EYCjiO-JMpjaZ96PtlPjteKypY12h1hUO2lS30dY9roBgwbJ08vLhnZqXvt5nXnW_Mih_LXyRQ/s320/babadotan-1.jpg
 Gambar Bunga Ageratum conyzoides 
Ageratum conyzoides 
Ciri-ciri tumbuhan ini adalah:
Tinggi : ±30 - 90 cm dan bercabang, bunga majemuk, di ujung cabang, kecil, kelopak hijau, bertaju dan bersayap, mahkota bentuk jantung, kepala putik biga sampai dengan lima, putih, kuning. Buahnya Kotak, berbiji banyak, hijau. Bijinya Bulat, kecil, mengkilat, hitam. Perakaranya tunggang, putih kotor. Daun bertangkai, letaknya saling berhadapan dan bersilang (composite), helaian daun bulat telur dengan pangkal membulat dan ujung runcing, tepi bergerigi, panjang 1 - 10 cm, lebar 0,5 - 6 cm, kedua permukaan daun berambut panjang dengan kelenjar yang terletak di permukaan bawah daun, warnanya hijau. Bunganya kecil, berwarna putih keunguan. Bunga majemuk berkumpul 3 atau lebih, berbentuk malai rata yang keluar dari ujung tangkai, warnanya putih. Panjang bonggol bunga 6 - 8 mm, dengan tangkai yang berambut.
5.
Gambar Suku Sirih-sirihan atau Piperaceae 

Suku Sirih-sirihan atau Piperaceae 
Ciri-ciri tumbuhan ini adalah:
Daun sirh merupakan tanaman rambat yang daunnya berwana hijau cerah dan bentuknya mirip jantung hati
Tanaman merambat ini bisa mencapai tinggi 15 m. Batang sirih berwarna coklat kehijauan,berbentuk bulat, beruas dan merupakan tempat keluarnya akar. Daunnya yang tunggal berbentuk jantung, berujung runcing, tumbuh berselang-seling, bertangkai, dan mengeluarkan bau yang sedap bila diremas. Panjangnya sekitar 5 - 8 cm dan lebar 2 - 5 cm. Bunganya majemuk berbentuk bulir dan terdapat daun pelindung ± 1 mm berbentuk bulat panjang. Pada bulir jantan panjangnya sekitar 1,5 - 3 cm dan terdapat dua benang sari yang pendek sedang pada bulir betina panjangnya sekitar 1,5 - 6 cm dimana terdapat kepala putik tiga sampai lima buah berwarna putih dan hijau kekuningan. Akarnya tunggang, bulat dan berwarna coklat kekuningan.

D.      Hasil Penyakit
No.
Gambar/Gejala
Hasil Inokulasi
Hasil Mikroskopis
Keterangan
1.

Media PDA
Tumbuh Jamur, setelah diamati secara mikroskopis tampak hifa dan sporangium.
2.

Media NA


Jumlah koloni 110
Warna koloni putih
Uji gram positif













E.       Hasil Nematoda
No.
Gambar/Gejala
Hasil Mikroskopis
Keterangan
1.
Nematoda :
Tylenchuluss semipenetrans

F. Hasil Gulma
No.
Spesies
Ulangan
Frek.
Kepadatan
1
2
3
4
5
1.
A
1
-
3
2
-
3
6
2.
B
1
1
-
1
2
4
5
3.
C
5
-
3
-
3
3
11
4.
D
-
-
1
-
1
2
2
5.
E
6
1
2
-
-
3
9
6.
F
8
10
-
9
8
4
25
7.
G
-
3
-
-
-
1
3
8.
H
-
2
-
1
3
3
6
9.
I
-
1
2
2
1
4
6
10.
J
-
-
3
-
2
2
5
11.
K
1
-
-
-
-
1
1
12.
L
1
-
-
-
-
1
1
Total
31
80
Keterangan :
Gulma A = tetep (belum tau namanya)
Gulma B = tetep (belum tau namanya)
Gulma C = tetep (belum tau namanya)
Gulma D = tetep (belum tau namanya)
Gulma E = Orang aring
Gulma F = Cyperus rotundus
Gulma G = Phyllanthus niruri L.
Gulma H = Krokot (Portulaca oleracea)
Gulma I = Boreria
Gulma J = Cynodon dactylon (L) Pers.
Gulma K = Rumput A (belum tau namanya)
Gulma L = Rumput B (belum tau namanya)
3.2 Pembahasan
Observasi lapang dilakukan di Jl. MH. Thamrin, Kelurahan Kranjingan, Jember Selatan. Observasi dilakukan di lahan tomat milik Bapak Fauzi, observasi di lahan dilakukan dua kali, pertama pada saat tanaman tomat belum di panen, observasi kedua dilakukan 3 hari setelah observasi pertama dan tanaman tomat telah dipanen. Luas lahan tanaman tomat milik Bapak Fauzi yaitu 220 m2, pertanaman tomat Bapak Fauzi menggunakan system ajir dan turus, dan pemasangan mulsa, peerawatan juga dilakukan setiap hari, pekerja setiap hari mengontrol ke lahan. Tanaman tomat tumbuh dengan subur, demikian ada gangguan yang menyerang tanaman tomat milik Bapak Fauzi ini baik dari hama, gulma maupun penyakit.
Hama adalah hewan yang merusak tanaman atau hasil tanaman karena aktivitas hidupnya, terutama aktivitas untuk memperoleh makanan. Penyakit tanaman adalah gangguan pada tanaman yang disebabkan oleh mikroorganisme (virus, bakteri, protozoa, jamur, cacing nematoda).  Setelah dilakukan observasi di beberapa tempat di wilayah Jember Selatan diketahui hama yang menyerang tanaman tomat ini antara lain : jangkrik, belalang, uret tanah, ulat buah, thrips, dan lalat buah. Berikut penjelasan masing masing hama tersebut.
  1. Gryllus sp ( jangkrik )
Klasifikasi Gryllus sp ( jangkrik ) :
Kingdom : Animalia
filum : Arthropoda
Kelas Insecta
Ordo : orthoptera
family : Grylludae
Genus : Gryllus
spesies : Gryllus sp
Biologi Gryllus sp ( jangkrik )
Hidup diberbagai habitat baik lingkungan basah ataupun kering, terutama dinaungi rumput-rumput, juga ditemukan ditemukan dirumah-rumah. Sisa-sisa tanaman yang masih lembab (jerami), dipertanaman kopi, teh, karet dan ketela pohon. Telur diletakkan di tanah atau disisipkan ketanaman. Beberapa jenis pandai menyanyi. Merupakan serangga yang aktif pada malam hari (noktunal). Hewan ini hidup diberbgai habitat, baik lingkungan basah ataupun lingkungan kering, terutama yang dinaungi rumput.Selain itu Gryllus sp ( jangkrik ) dapat ditemukan di rumah - rumah, sisa tanaman yang lembab. Hewan ini aktif di malam hari dan mampu bergerak dan melompat dengan cepat.
Morfologi Gryllus sp ( jangkrik )
Hewan yang termasuk dalam ordo Orthoptera, termasuk di dalamnya Gryllus sp ( jangkrik ) adalah bersifat hemimetabola, mulutnya tipe pengunyah, memilki 2 pasang sayap, sayap depan lebih tebal dan seperti kertas dari kulit, yang disebut tegumina. Sayap belakang berupa membran dan dilipat seperti kipas dan terletak di bawah sayap depan. Pada beberapa spesies, sayap hanya berupa sisa saja atau ada juga yang tidak bersayap
Reprodusi Gryllus sp ( jangkrik )
Hewan yang sudah dewasa umumnya berwarna hitam, sedangkan nypha berwarna kuning pucat dengan garis - garis coklat. Antena panjang dan kaku seperti rambut. Hewan dewasa akan kehilangan sayap setelah menetap di lingkungan sawah. Hampir semua hewan ni bertindak sebagai predator. Telur penggerek batang padi, penggulung daun.
Gejala serangan
Gryllus mitratus memakan tanaman sayuran, rumput-rumputan, gulma, dan yang lainnya. Pinggiran daun yang dimakan oleh jangkrik akan terasa sangat kasar.
Pengendalian
Dengan menggunakan lampu atau door pada malam hari, biasanya jangkrik-jangkrik akan berdatangan. Kemudian tinggal menangkap, yang jantan dapat dijual kepasar dan yang betina dapat dijadikan sebagai makanan ayam.
  1. Belalang
Belalang adalah serangga herbivore dari subordo Caelifera dalam ordo Orthoptera. Serangga ini memiliki antena yang hampir selalu lebih pendek dari tubuhnya dan juga memiliki ovipositor pendek. Suara yang ditimbulkan beberapa spesies belalang biasanya dihasilkan dengan menggosokkan femur belakangnya terhadap sayap depan atau abdomen (disebut stridulasi), atau karena kepakan sayapnya sewaktu terbang. Femur belakangnya umumnya panjang dan kuat yang cocok untuk melompat. Serangga ini umumnya bersayap, walaupun sayapnya kadang tidak dapat dipergunakan untuk terbang. Belalang betina umumnya berukuran lebih besar dari belalang jantan.
a. Gejala serangan
Daun yang dimakan terlihat dicabik-cabik tidak teratur. Gejala serangan yang berat, tinggal hanya tulang dan daun saja.
b. Pengendalian
• Secara mekanis
Telur belalang didalam tanah diambil, demikian juga nimfa yang ada diberikan kepada ayam.
• Secara kimiawi
Pengendalian scara kimiawi dapat dilakukan dengan menyemprotkan phosdrin, diazinon, basudin, dan insektisida lainnya
• Secara biologis
Pengendalian secara biologis dilakukan dengan merawat kumbang endol yang awanya sebagai parasite telur belalang.
• Kultur teknis
Pengendalian dengan kultur teknis adalah dengan pengaturan pada penanganan.
3.      Lalat Buah ( Drosophila melanogasper )
Klasifikasi 
Kingdom                 : Animalia
Phyllum                  : Artrhopoda
Kelas                       : Insekta
Ordo                       : Diptera
Family                     : Drosophilidae
Genus                     : Drosophila
Spesies                   : Drosophila melanogaster
(Anonymous, 2011)
Ciri-ciri
Ciri dari lalat buah dewasa adalah ukurannya sedang dan berwarna kuning dan sayapnya yang datar. Pada tepi sayapnya terdapat bercak-bercak coklat kekuningan. Abdomennya ada pita-pita hitam sedangkan thoraxnya ada bercak-bercak kekuningan. Ovipositornya terdiri dari 3 ruas dengan bahan seperti tanduk yang keras.  Lalat ini menusuk bagian dari kuit buah yang diserang.
Gejala
Lalat merusak dan menusuk bagian buah yang kemudian menghisap cairan sehingga akan  terdapat lubang yang bewarna coklat dan akhirnya busuk. Biasanya meninggalkan kotoran pada bagian yang di serang.
Pengendalian 
Pengendalian pada lalat buah dapat dilakukan dengan cara kimiawi yaitu dengan menggunakan pestisida seperti halnya pada pengendalian belalang. Selain itu dapat juga dilakukan dengan sanitasi lingkungan ataupun menggunakan perangkap lalat buah yang meggunakan bahan aktif metil eugenol.
4.      Ulat buah tomat (Heliothis armigera Hubner.)
Ulat buah sering mendatangkan kerusakan cukup berat pada buah tomat.
Klasifikasi Ulat buah
Ordo : Lepidoptera
Famili : Noctuidae
Genus : Heliotis
Species : Armigera
Ciri:
Panjang ulat ± 4 cm dan akan makin panjang pada temperatur rendah. Warna ulat bervariasi dari hijau, hijau kekuning-kuningan, hijau kecoklat-coklatan, kecoklat-coklatan sampai hitam. Pada badan ulat bagian samping ada garis bergelombang memanjang, berwarna lebih muda. Pada tubuhnya kelihatan banyak kutil dan berbulu. Telur berbentuk bulat berwarna kekuning-kuningan mengkilap dan sesudah 2-4 hari berubah warna menjadi coklat. Panjang sayap ngengat bila dibentangkan ± 4 cm dan panjang badan antara 1,5-2,0 cm. Sayap bagian muka berwarna coklat dan sayap belakang berwarna putih dengan tepi coklat. Telur diletakkan di pucuk tanaman dan apabila buah tomat sudah mulai keluar, ditempatkannya di atas benang putik. Warna telur putih, telur menetas dalam 2-5 hari. Ulat kecil mempunyai warna yang menarik dan berubah sesuai dengan pertumbuhannya. Pertama-tama berwarna putih kekuningan dengan kepala berwarna hitam, kemudian hijau pucat, kemerah-merahan, kekuning-kuningan dan hitam kemerah-merahan. Panjang ulat dapat mencapai 3,45 cm. Kepompong dibentuk di dalam tanah, lama masa kepompong 12-14 hari. Serangan ulat buah mula-mula melubangi buah tomat, kemudian masuk kedalam buah tomat yang sedang tumbuh. Hama ini menyukai berbagai jenis tanaman, selain tomat dapat juga menyerang cantel, tembakau, kapas, jagung dan kentang.
Gejala:
Ulat ini menyerang daun, bunga dan buah tomat. Ulat ini sering membuat lobang pada buah tomat secara berpindah-pindah. Buah yang dilubangi pada umumnya terkena infeksi sehingga buah menjadi busuk lunak.
Cara Pengendalian
Pengendalian: (1) ngengat tertarik pada cahaya ultraviolet sehingga dengan sinar tersebut diadakan perangkap; (2) telur dan ulat adapat dikumpulkan dan dibakar atau dimatikan; (3) ditepi kebun ditanam jagung untuk mengurangi serangan pada tanaman tomat; (4) tanaman liar disekitar areal pertanaman tomat dibersihkan; (5) disemprot dengan insektisida, misalnya Diazinon dan Cymbush.
  1. Kutu daun thrips
Kutu daun thrips termasuk famili Thripidae dari ordo Thysanoptera.
Ciri-ciri:  panjang thrips antara 1-1,2 mm, berwarna hitam, bergaris merah atau tidak bercak merah. Nimfa (thrips muda) berwarna putih atau putih kekuningan, tidak bersayap dan kadang-kadang berbercak merah. Thrips dewasa bersayap dan berambut berumbai-rumbai. Telur thrips berbentuk seperti ginjal atau oval.
Gejala: Thrips mengisap cairan pada permukaan daun dimana daun yang telah diisap menjadi berwarna putih seperti perak karena udara masuk ke dalamnya. Bila terjadi serangan hebat, daun menjadi kering dan mati. Tanaman muda yang terserang akan layu dan mati.
Selain hama dan penyakit yang menyerang tumbuhan dan merugikan petani, gulma juga perlu mendapat perhatian khusus. Pada petani kadang kurang memperhatikan gulma sehingga dalam kurun waktu tertentu populasi gulma sudah melebihi batas. Gulma – gulma ini akan berkompetisi dengan tanaman utama dalam mendapatkan unsur hara yang diperlukan pertumbuhannya. Gulma dapat menjadi tempat persembunyian hama. Pembersihan gulma sangat penting untuk menekan perkembangan hama yang dapat menyerang tumbuhan. Setelah dilakukan observasi di beberapa tempat di wilayah Jember Selatan diketahui gulma yang tumbuh disekitar tanaman tomat ini antara lain : Cynodon dactylon (L.) Pers, Rumput Teki (Cyperus rotundus), Portulaca oleracea L. (Krokot), Ageratum conyzoides L., dan Suku Sirih-sirihan atau Piperaceae. Berikut penjelasan masing masing gulma tersebut.
1.      GrintinganCynodon dactylon (L.) Pers”
Deskripsi:
Cynodon dactylon mempunyai pertumbuhan badaniah yang hampir serupa dengan rumput peking. Di alam tumbuhnya sering bercampur dengan rumput jenis lainnya. Hidupnya semusim. Mempunyai rimpang dan stolon yang tumbuhnya kesegala arah.
2.      Rumput Teki (Cyperus rotundus) termasuk suku Cyperaceae (teki-tekian)
 Ciri-ciri tumbuhan ini adalah:
·      Rumput teki merupakan rumput semu menahun, tingginya 10-95 cm
·      Batang rumputnya berbentuk segitiga (truangularis) dan tajam
·      Daunnya berjumlah 4-10 helai yang terkumpul pada pangkal batang
·      Akar dengan pelepah daunnya tertutup tanah, helaian daun berbentuk pita bersilang sejajar, permukaan atas berwarna hijau mengilat dengan panjang daun 10-30 cm dan lebar 3-6 cm.
·      memiliki allelophat yang mampu membunuh tumbuhan lainnya
·      Tanaman ini tumbuh liar di tempat terbuka atau sedikit terlindung dari sinar matahari, seperti di tanah kosong, tegalan, lapangan rumput, pinggir jalan, atau di lahan pertanian, dan tumbuh sebagai gulma yang susah diberantas.
·      Bulir 3 – 9, mengumpul. Poros bulir berlunas. Anak bulir berdiri sendiri, berseling kiri kanan, berwarna keunguan. Sekam 1 – 2, benang sari 3, tangkai putik 2, kepala putik berwarna ungu, muncul ditengah-tengah anak bulir.
·      Keadaan lingkungan sangat berpengaruh pada lama rumput ini hidup. Perbanyakan diri atau perkembangbiakannya dengan stek batangnya atau bijinya. Bulir-bulirnya mudah menempel pada bulu burung dan diterbangkan kemana-mana.
3.      Bandotan Ageratum conyzoides L.
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Asteridae
Ordo: Asterales
Famili: Asteraceae
 Genus: Ageratum
 Spesies: Ageratum conyzoides L.
Deskripsi :
Ageratum adalah herbal tahunan yang tumbuh sekitar 60 cm tinggi dan menghasilkan bunga-bunga pink kecil di bagian atas batang berbulu nya. Di beberapa negara itu dianggap sebagai gulma yang sulit untuk mengontrol.
Morfologi :
Daun : Daun bertangkai, letaknya saling berhadapan dan bersilang (composite), helaian daun bulat telur dengan pangkal membulat dan ujung runcing, tepi bergerigi, panjang 1 - 10 cm, lebar 0,5 - 6 cm, kedua permukaan daun berambut panjang dengan kelenjar yang terletak di permukaan bawah daun, warnanya hijau.
Batang : Batang bulat berambut panjang, jika menyentuh menyentuh tanah akan mengeluarkan akar.
Bunga : Kecil, berwarna putih keunguan. Bunga majemuk berkumpul 3 atau lebih, berbentuk malai rata yang keluar dari ujung tangkai, warnanya putih. Panjang bonggol bunga 6 - 8 mm, dengan tangkai yang berambut.
Tinggi : ±30 - 90 cm dan bercabang
Untuk pengembangbiakannya : dapat dilakukan melalui penyebaran biji.
Habitat : Tumbuh di ketinggian 1 sampai 2100 meter di permukaan laut. Tumbuh di sawah-sawah, ladang, semak belukar, halaman kebun, tepi jalan, tanggul, dan tepi air.
4.      Suku Sirih-sirihan atau Piperaceae 
Tanaman sirih merah (Piper crocatum) termasuk dalam famili Piperaceae, tumbuh merambat dengan bentuk daun menyerupai hati dan bertangkai, yang tumbuh berselang-seling dari batangnya serta penampakan daun yang berwarna merah keperakan dan mengkilap Tanaman sirih merah (Piper crocatum) termasuk dalam famili Piperaceae, tumbuh merambat dengan bentuk daun menyerupai hati dan bertangkai, yang tumbuh berselang-seling dari batangnya serta penampakan daun yang berwarna merah keperakan dan mengkilap.  Daun sirih merupakan tanaman rambat yang daunnya berwana hijau cerah dan bentuknya mirip jantung hati Anda bisa menjumpai tanaman daun sirih tumbuh subur dipekarangan sebagai tanaman hias ataupun sebagai gulma.
Ciri-ciri batang, daun, dan bunga/buah
Tanaman merambat ini bisa mencapai tinggi 15 m. Batang sirih berwarna coklat kehijauan,berbentuk bulat, beruas dan merupakan tempat keluarnya akar. Daunnya yang tunggal berbentuk jantung, berujung runcing, tumbuh berselang-seling, bertangkai, dan mengeluarkan bau yang sedap bila diremas. Panjangnya sekitar 5 - 8 cm dan lebar 2 - 5 cm. Bunganya majemuk berbentuk bulir dan terdapat daun pelindung ± 1 mm berbentuk bulat panjang. Pada bulir jantan panjangnya sekitar 1,5 - 3 cm dan terdapat dua benang sari yang pendek sedang pada bulir betina panjangnya sekitar 1,5 - 6 cm dimana terdapat kepala putik tiga sampai lima buah berwarna putih dan hijau kekuningan. Buahnya buah buni berbentuk bulat berwarna hijau keabu-abuan. Akarnya tunggang, bulat dan berwarna coklat kekuningan.
Berdasarkan peerhitungan gulma dengan metode kuadrat pada lahan tomat tersebut diketahui sebagai berikut  FNA  (Frekuensi Nisbi Gulma A) adalah 9,6 %, pada gulma B yaitu 12,9 %, pada gulma C yaitu 9,6%, pada gulma D yaitu 6,4%, pada gulma E yaitu 9,6%, pada gulma F yaitu 12,9%, pada gulma G yaitu 3,2%, pada gulma H yaitu 9,6%, pada gulma I yaitu 12,9%, pada gulma J yaitu 6,4%, pada gulma K yaitu 3,2%, pada gulma L yaitu 3,2%. Sedangkan KNA  (Kepadatan Nisbi Gulma A) yaitu 7,5 %, pada gulma B yaitu 6,2 %, pada gulma C yaitu 13,7%, pada gulma D yaitu 2,5%, pada gulma E yaitu 11,2%, pada gulma F yaitu 31,2%, pada gulma G yaitu 3,7%, pada gulma H yaitu 7,5%, pada gulma I yaitu 7,5%, pada gulma J yaitu 6,2%, pada gulma K yaitu 1,2%, pada gulma L yaitu 1,2%. Sedangkan Iva (Important Value Gulma A) yaitu  17,1 %, pada gulma B yaitu 19,1 %, pada gulma C yaitu 23,3%, pada gulma D yaitu 8,9%, pada gulma E yaitu 20,8%, pada gulma F yaitu 44,1%, pada gulma G yaitu 6,9%, pada gulma H yaitu 17,1%, pada gulma I yaitu 19,3%, pada gulma J yaitu 12,6%, pada gulma K yaitu 4,4%, pada gulma L yaitu 4,4%. Dan SDRa (Submited Dominated Ratio) pada Gulma A yaitu 8,55%, pada gulma B yaitu 9,55 %, pada gulma C yaitu 11,65%, pada gulma D yaitu 4,45%, pada gulma E yaitu 10,4%, pada gulma F yaitu 22,05%, pada gulma G yaitu 3,45%, pada gulma H yaitu 8,55%, pada gulma I yaitu 9,65%, pada gulma J yaitu 6,3%, pada gulma K yaitu 2,2%, pada gulma L yaitu 2,2%. Dari hasil perhitungan di atas diketahui bahwa kepadatan populasi terbanyak yaitu gulma F yaitu Cyperus rotundus sebanyak 31,2 %. AAda 6 jenis spesies gulma baru yang ditemukan dan belum diketahui namanya. Jumlah gulma yang ditemukan dalam tempat tersebuat yaitu 11 jenis spesies gulma.
Penyebaran penyakit melalui angin, air, serangga dan faktor lingkungan (kelembapan dan suhu). Tidak seperti hama, penyakit tidak memakan tumbuhan, tetapi mereka merusak tumbuhan dengan mengganggu proses – proses dalam tubuh tumbuhan sehingga mematikan tumbuhan. Oleh karena itu, tumbuhan yang terserang penyakit, umumnya, bagian tubuhnya utuh. Akan tetapi, aktivitas hidupnya terganggu dan dapat menyebabkan kematian.
Setelah dilakukan isolasi bakteri dan jamur pada bagian tanaman tomat yang terserang penyakit. Isolasi Bakteri yang ditumbuhkan pada media NA setelah diinkubasi selama 24 jam, setelah diamati menunjukkan adanya bakteri yang tumbuh berjumlah 110 koloni berwarna putih, dan uji gram positif. Bakteri dapat diklasifikasikan berdasarkan metoda pewarnaan gram menjadi 2 kelompok besar, yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Pewarnaan ini  membedakan bakteri berdasarkan karakteristik fisik dan kimia dinding sel-nya.
Karakteristik bakteri gram positif :
·         Memiliki cytoplasmic lipid membrane
·         Memiliki lapisan peptidoglikan yang tebal
o  Terdapat asam teichoic dan lipoid yang membentuk lapisan asam lipoteichoic yang berguna untuk chelating agen dan untuk adhesi tipe tertentu.
·Beberapa spesies memiliki kapsul polisakarida
·Beberapa spesies memiliki flagellum
o  Jika terdapat akan diperkuat oleh 2 cincin, berbeda dengan bakteri gram negative yang flagellumnya diperkuat oleh 4 cincin.
·         Bakteri gram positif memiliki lapisan petidoglikan yang tebal tetapi tidak memiliki membranluar. Sedangkan pada bakteri gram negative, lapisan peptidoglikan tipis dan memilki membran luar yang tersusun atas Lipopolisakarisa (LPS) dan protein.
Bakteri Gram Positif
Berdasarkan klasifikasi phyla bakteri yang asli, bakteri gram positif termasuk dalam filum Firmicutes. Didalamnya terdapat kelompok- kelompok bakteri yang sudah banyak dikenal, yaitu : Staphylococcus, Streptococcus, Enterococcus, Bacillus, Corynebacterium, Nocardia, Clostridium, Actinobacteria, Listeria.
Sedangkan pada Jamur yang ditumbuhkan pada media PDA, dan diinkubasi selama 2x 24 jam menunjukkan adanya atau tumbuh jamur. Setelah diamati mengguanakan mikroskop terlihat hifa dan sporangium cendawan tersebut.
Setelah diteliti pada tanaman jeruk dengan cara memotong bintil pada akar jeruk dan diamati menggunakan mikroskop dimana bintil akar tanaman jeruk tersebut telah di iris menjadi dua bagian dan diletakkan pada cawan petri yang telah diberi air, tujuan pemberian air ini sebab habitat nematode yang mana menyukai lingkungan yang lembab atau berair, ditemukan nematode. Setelah diamati melalui mikroskop ditemukan nematode berjumlah 1 ekor. Nematoda pada perakaran tanaman Jeruk ini adalah Tylenchulus semipenetrans. Ciri khusu dari nematode ini adalah strategi penetrasinya yaitu semi endoparasit.
Tylenchulus semipenetrans (Citrus nematoda, nematoda akar Citrus) adalah nematoda patogen tanaman. T. semipenetrans ditemukan di daerah pertanaman jeruk. Strategi penetrasinya adalah semi-endoparasit nematoda dan memiliki kisaran inang yang sangat sempit di antara tanaman yang biasa ditanam. Nematoda dianggap sebagai nematode utama parasit tanaman karena mereka dapat menyebabkan kerugian 10-30% melaporkan pada pohon jeruk.
Morfologi
T. semipenetrans adalah satu-satunya spesies dari Tylenchulidae dan nematoda secara ekonomis penting bagi pertanian. Nematoda jeruk dengan ukuran adalah 0,25-0,35 mm. Tahap larva dan jantan yang nguler. Jantan telah mengurangi esofagus dan stylet. Nematoda jeruk betina bengkak, memiliki ovarium tunggal, vulva subterminal, telur disimpan dalam matriks. Ini memiliki fitur unik yang disebut pori ekskretoris terletak di ujung posterior dekat vulva dari betina bengkak. Pori-pori dikelilingi oleh kecil, lobus berbentuk tidak teratur, saluran ekskretoris diarahkan ke depan. Rektum dan anus berhenti tumbuh atau tidak, non-fungsional.
Deskripsi
Betina dewasa sangat kecil dan umumnya dapat ditemukan di permukaan radikula sebagai tas kecil diakhiri oleh puncak jika memiliki hanya baru-baru menjadi melekat. Perempuan tua yang tersembunyi di massa telur yang telah diletakkan dan yang mengukur sekitar 0,5 mm di seluruh.
Gejala Kerusakan
Gejala yang pertama menunjukkan layu yang diikuti oleh klorosis. Daun jatuh, yang dapat mengakibatkan pengeringan keluar dari ujung ranting. Gejala ini telah diberi nama 'penurunan lambat' untuk pengembangan lambat gejala. Populasi yang meningkat dari nematoda jeruk dapat menyebabkan kerusakan parah pada pohon jeruk. Beberapa gejala di atas tanah dapat diamati seperti penekanan pertumbuhan pohon jeruk, kurangnya semangat atau gejala penurunan, menguning daun dan ukuran kecil buah. Para betina dewasa muda menembus ke dalam sel korteks, menjadi menetap dan membentuk sel yang 'perawat' diperbesar. Ujung posterior dari tubuh betina tetap luar akar. Untuk gejala di bawah tanah, akar yang terinfeksi lebih tebal, gelap, busuk dan menunjukkan penampilan kotor karena sejumlah besar perempuan yang menempel pada akar yang terinfeksi. Sistem akar terinfeksi akibat kerusakan nematoda kehilangan kemampuan untuk menyerap air dan nutrisi yang cukup untuk pertumbuhan normal. Menguning dedaunan, daun keriting merupakan konsekuensi dari perkembangan akar cukup dan membusuk akar muda.
Setelah observasi yang dilakukan pada lahan pertanaman tomat, ada beberapa permasalahan yang dihadapi petani tomat antara lain gangguan baik dari hama, penyakit maupun gulma. Ada beberapa hama yang menyerang pertanaman tomat yang menimbulkan kerusakan yang tidak sedikit. Kerusakan yang diakibatkan oleh hama, baik pada bagian tanaman yang diserang seperti daun, akar, batang, dan bunga yang akhirnya mengganggu proses fisiologis tanaman, atau bahkan yang menyerang setelah panen pada buahnya, yang mengakibatkan penurunan kualitas produsi hasil tanaman. Bukan hanya hama, kerusakan permasalahan lain yaitu munculnya penyakit pada tanaman yang dapat disebabkan karena jamur, bakteri, maupun virus. Penyakit ini dapat mengakibatkan tanaman terganggu proses fisiologisnya, seperti menjadi layu, busuk, dsb yang pada akhirnya mngakibatkan tanaman menjadi kering dan mati. Gulma juga dapat menimbulkan perebutan unsure hara tanaman yang dibudidayakan. Jika dilihat dari klainnya atau petaninya permasalahan terdapat pada kurangnya pengendalian yang dilakukan petani, petani kurang memahami gejala-gejala yang ditimbulkan dari tanaman tomat, apakah dikarenakan hama atau penyakit, petani atau klain belum banyak pengatahuan menganai penyakit pada tanaman, kebanyakan petani mengetahui serangan hanya dari hama. Untuk masalah gulma juga belum terlalu ditangani terbukti masih banyak gulma yang tumbuh di sekitar pertanaman tomat.
            Solusi yang dapat diberikan untuk permasalahan diatas yaitu seharusnya petani diberikan pengetahuan lebih mengenai pengendalian bukan hanya untuk mengatasi hama, melainkan untuk penyakit pada tanaman tomat dan juga pengendalian gulma. Dengan diberikannya pengetahuan lebih tentang hama, penyakit, maupun gulma, petani akan dapat menangani gangguan akibat hama, penyakit dengan tepat. Misalnya dengan diadakan PPL di daerah daerah, sehingga dapat membantu petani dalam pengendalian hama dan penyakit secara tepat.





BAB 4. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
4.1     Kesimpulan
      Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1.      Hama adalah hewan yang merusak tanaman atau hasil tanaman karena aktivitas hidupnya, terutama aktivitas untuk memperoleh makanan. Penyakit tanaman adalah gangguan pada tanaman yang disebabkan oleh mikroorganisme (virus, bakteri, protozoa, jamur, cacing nematoda). Gulma adalah tanaman yang tumbuh pada tempat yang tidak seharusnya, sehingga kehadirannya akan mengganggu tanaman budidaya, gulma ini akan berkompetisi dengan tanaman utama dalam mendapatkan unsur hara yang diperlukan pertumbuhannya.
2.      Hama yang menyerang pada tanaman tomat antara lain : jangkrik, belalang, uret tanah, ulat buah, thrips, dan lalat buah. Sedangkan Penyakit yang ada di tanaman tomat setelah dilakukan isolasi terdapat jamur dan bakteri gram positif sebanyak 110 koloni.  Sedangkan gulma yang terdapat di pertanaman tersebut antara lain : Cynodon dactylon (L.) Pers, Rumput Teki (Cyperus rotundus), Portulaca oleracea L. (Krokot), Ageratum conyzoides L., dan Suku Sirih-sirihan atau Piperaceae.
3.      Nematoda yang sering terdapat pada tanaman jeruk adalah Tylenchulus semipenetrans dengan cirri khususnya yaitu strategi penetrasinya adalah semi-endoparasit nematoda dan memiliki kisaran inang yang sangat sempit di antara tanaman yang biasa ditanam.
4.2  Rekomendasi
      Setelah dilakukannya observasi di lapang dan identifikasi di laboratorium dapat diberikan rekomendasi kepada para petani untuk pengendalian gangguan baik oleh hama, penyakit maupun gulma pada tanaman tomat yaitu pengendalian seharusnya dilakukanya sesuai dengan karakteristik penyerangan masing masing. Untuk itu perlu dilakukannya identifikasi terlebih dahulu untuk mengetahui pengendalian yang tepat. Tidak semua gangguan disebabkan oleh hama, petani harusnya tau bahwa setiap jenis penyakit atau hama yang menyerang memerlukan penanganan yang berbeda beda. Untuk pengendalian hama perlu diketahui karakteristik masing masing hama yang menyerang seperti fase penyerangannya, tipe mulutnya, perkembangbiakannya, dsb baru dapat diketahui cara penanggulangannya yang tepat. Sedangkan untuk penyakit perlunya diidentifikasi terlebih dahulu pathogen apa yang menyebabkan penyakit tersebut, apakah jamur atau bakteri, sebab cara penanganan penyakit karena bakterijuga berbeda dengan jamur, dengan mengetahui penyebab pennyakitnya akan dapat diketahui pula cara penanggulangannya yang tepat.
























DAFTAR PUSTAKA
Lasika. 2011.  Budidaya Tomat. http://id.shvoong.com/medicine-and-health/2229668-wikipedia-com/#ixzz2MCjW95Z6. Diakses pada tanggal 12 Maret 2013

Purwantisari, S dan Hastuti, R. B. 2009. Uji Antagonisme Jamur Patogen Phytophthora infestans Penyebab Penyakit Busuk Daun dan Umbi Tanaman Kentang Dengan Menggunakan Trichoderma spp. Isolat Lokal. Jurnal Bioma.Vol. 11(1): 24-32.

Soekirno. 2008. Pedoman Pengelolaan Koleksi dan Identifikasi OPT (Khusus Untuk Tanaman Hortikultura). Jakarta : Direktorat Perlindunga Tanaman Hortikultura.

Suwanda. 2009. Pedoman Pembuatan Dan Pengelolaan Koleksi Penyakit Tumbuhan. Jakarta : Pusat Karantina Tumbuhan Badan Karantina Pertanian Departemen Pertanian.

Syahnir. 2009. Hama dan Penyakit Tanaman. http://vansaka.blogspot.com/2010/03/jenis-jenis-hama-dan-pengendaliannya.html. Diakses pada tanggal 12 Maret 2013

















Lampiran Perhitungan Gulma
Hasil Perhitungan :
FREKUENSI NISBI 
FNA =  =  x 100 % = 9,6 %
FNB =  x 100% = 12,9%
FNC =   x 100% = 9,6 %
FND =  x 100% = 6,4 %
FNE =  x 100% = 9,6 %
FNF =  x 100% = 12,9 %
 x 100% = 3,2 %
 x 100 % =9,6 %
x 100 % = 12,9 %
 x 100 % = 6,4 %
FNk =  x 100 % = 3,2 %
FNL =  x 100 % = 3,2 %




KEPADATAN NISBI :
KNA =  x 100 % = 7,5 %
KNB =  x 100 % = 6,2 %
KNC =  x 100 % =  13,7 %
 x 100 % =  2,5 %
KNE =  x 100 % = 11,2 %
KNF =  x 100 % = 31,2 %
KNG=  x 100 % = 3,7 %
KNH =  x 100 % = 7,5 %
KNI =  x 100 % =  7,5 %
KNJ =  x 100 % =  6,2 %
KNK =  x 100 % = 1,2 %
KNL =  x 100 % = 1,2 %

Important Value
IVa      = FNa + KNa
            = 9,6 + 7,5 = 17,1 %
IVb      = FNb + KNb
            = 12,9 + 6,2 = 19,1 %
IVc      = FNc + KNc
            = 9,6 + 13,7 = 23,3 %
IVd     = FNd + KNd
            = 6,4 + 2,5 = 8,9 %
IVe      = FNe + KNe
            =  9,6 + 11,2 = 20,8 %
IVf      = FNf + KNf
            = 12,9 + 31,2 = 44,1 %
IVg      = FNg + KNg
            = 3,2 + 3,7 =  6,9 %
IVh      = FNh + KNh
            = 9,6 + 7,5 = 17,1 %
IVi       = FNi + Kni
            = 12,9 + 6,4 = 19,3 %
IVj       = FNj + KNj
            = 6,4 + 6,2 = 12,6 %
IVk      = FNk + KNk
= 3,2 + 1,2 = 4,4 %
IVl       = FNl + KNl
            = 3,2 + 1,2 = 4,4 %















SDR (S Dominated Ratio)
SDRa =
SDRb =
SDRc =
SDRd =
SDRe =
SDRf =
SDRg =
SDRh =
SDRi =
SDRj =
SDRk =
SDRl =